Batu-batu berserakan di halaman LP Tanjung Gusta akibat kerusuhan narapidana di Medan (11/7). Sejumlah napi yang melarikan diri dapat ditangkap kembali oleh polisi. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Muji Raharjo, mengatakan pembakaran yang dilakukan tahanan adalah aksi spontan. Menurut Muji, pembakaran terjadi seiring eskalasi kerusuhan. "Itu spontanitas," kata Muji saat dihubungi, Selasa, 16 Juli 2013.
Muji mengatakan kerusuhan di dalam LP bermula dari ribut-ribut di lapangan. Dipicu amarah tahanan terhadap sipir yang menyuruh mereka apel, keributan kemudian melebar ke musala yang terletak di ujung lapangan.
Sekitar satu jam setelah ribut-ribut di lapangan, beberapa tahanan merangsek ke dapur, mengambil belasan tabung gas kapasitas 50 kilogram yang ada di sana. Tabung-tabung itu seterusnya dibawa ke lapangan, dibakar dan diledakkan di sana. "Mereka ke dapur saat petugas tidak bisa menguasai situasi," katanya.
Muji belum bisa memastikan siapa saja tahanan yang pergi ke dapur mengambil gas dan yang menyulut pembakaran. "Masih proses pemeriksaan," kata Muji, yang berjaga saat kerusuhan terjadi.
Kementerian Hukum dan HAM juga belum bisa mengeluarkan kesimpulan resmi terkait kerusuhan tersebut. Penyelidikan internal terkendala lantaran sipir masih trauma mengingat rekannya menjadi korban kerusuhan. Kesimpulan sementara, Kementerian menyatakan kerusuhan itu tak terencana. "Ini karena masalah air," kata Kepala Bagian Informasi Kementerian, Goncang Raharjo. Simak rusuh di Tanjung Gusta di sini.