PAB Peringati 27 Juli dengan Aksi Bagi Bunga

Reporter

Editor

Selasa, 27 Juli 2004 15:13 WIB

TEMPO Interaktif, Malang: Peringatan kasus 27 Juli di Malang raya diwarnai dengan aksi pembagian bunga dan brosur. Aksi yang melibatkan puluhan pemuda dari Perjuangan Anak Bangsa (PAB) ini dilakukan serentak di Perempatan Karanglo, Kabupaten Malang, depan Masjid Sabilillah Blimbing Kota Malang dan di depan Pasar Kota Batu, Selasa (27/7). Masyarakat dengan antusias menyambut aksi bagi-bagi bunga dan brosur tersebut. Menurut Humas PAB, Arief, aksi bagi-bagi bungan dan brosur ini untuk mengingatkan masyarakat akan peristiwa 27 Juli yang memakan banyak korban. "Peristiwa 27 Juli merupakan tonggak sejarah perjalanan era reformasi. Namun orang-orang yang memperjuangkan demokrasi dikikis habis oleh rezim Orde Baru dan militer demi melanggengkan kekuasaan," katanya kepada wartawan di sela-sela aksi.Arief mengatakan, PAB mengharapkan agar masyarakat tetap memperjuangkan demokrasi apapun bentuk dan risikonya. "Berjuang untuk demokrasi memang harganya mahal. Namun mari kita terus memperjuangkan demokrasi di Indonesia," katanya.Dalam brosurnya, PAB mengulas peristiwa 27 Juli dengan mempersoalkan keterlibatan Jendral Susilo Bambang Yudhoyono saat menjabat sebagai Kasdam Jaya. Menurut PAB, Jendral Susilo Bambang Yudhoyono ikut terlibat aktif dalam peristiwa itu. Bibin Bintariadi - Tempo News Room

Berita terkait

Kenang Peristiwa Kudatuli, PDIP Surabaya Gelar Peringatan Dua Hari

27 Juli 2022

Kenang Peristiwa Kudatuli, PDIP Surabaya Gelar Peringatan Dua Hari

Pada 28 Juli 1996 kerusuhan Kudatuli merembet ke Surabaya. Terjadi unjuk rasa besar di area Kebun Binatang dan berlanjut ke Jalan Diponegoro.

Baca Selengkapnya

PDIP Gelar Tabur Bunga Kenang Peristiwa Kudatuli

27 Juli 2022

PDIP Gelar Tabur Bunga Kenang Peristiwa Kudatuli

Acara itu dipimpin Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersama beberapa politikus PDIP lainnya.

Baca Selengkapnya

PDIP Diminta Dorong Penuntasan Kasus 27 Juli, Korban: Jangan Cuma Jadikan Komoditas Politik

22 Juli 2022

PDIP Diminta Dorong Penuntasan Kasus 27 Juli, Korban: Jangan Cuma Jadikan Komoditas Politik

Iwan menyebut, PDIP sebagai partai berkuasa mestinya bisa mendorong penuntasan kasus 27 Juli 1996.

Baca Selengkapnya

Hasto PDIP: Kudatuli Menjadi Benih Perjalanan Reformasi

27 Juli 2020

Hasto PDIP: Kudatuli Menjadi Benih Perjalanan Reformasi

Peristiwa Kudatuli bermula dari dualisme di tubuh Partai Demokrasi Indonesia atau PDI.

Baca Selengkapnya

Ribka Melihat PDIP Tak Serius Selesaikan Kasus Kudatuli

28 Juli 2019

Ribka Melihat PDIP Tak Serius Selesaikan Kasus Kudatuli

Ribka Tjiptaning blak-blakan mengungkap bahwa sebetulnya Kudatuli, bisa diselesaikan jika ada keseriusan dari petinggi-petinggi PDIP.

Baca Selengkapnya

Mengenang Kudatuli : Mimbar Bebas, Setan Gundul dan Bentrokan

27 Juli 2019

Mengenang Kudatuli : Mimbar Bebas, Setan Gundul dan Bentrokan

Korban kerusuhan 27 Juli 1996 atau peristiwa Kudatuli terus menagih hak mereka.

Baca Selengkapnya

Tangis Ribka Tjiptaning Pecah di Tengah Sepi Peringatan Kudatuli

27 Juli 2019

Tangis Ribka Tjiptaning Pecah di Tengah Sepi Peringatan Kudatuli

Tangis Ribka Tjiptaning pecah ketika memperingati peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau yang lebih dikenal Kudatuli di kantor DPP PDIP hari ini.

Baca Selengkapnya

Ribka Tjiptaning: Kami Dorong Jokowi Selesaikan Kasus Kudatuli

27 Juli 2019

Ribka Tjiptaning: Kami Dorong Jokowi Selesaikan Kasus Kudatuli

Politikus PDIP Ribka Tjiptaning meminta Presiden Jokowi segera menuntaskan kasus 27 Juli atau Kudatuli.

Baca Selengkapnya

Sudah 23 Tahun, Nasib Korban Kasus Kudatuli Tak Kunjung Jelas

27 Juli 2019

Sudah 23 Tahun, Nasib Korban Kasus Kudatuli Tak Kunjung Jelas

Korban kerusuhan 27 Juli 1996 atau yang lebih dikenal dengan Kudatuli tak berhenti menuntut penuntasan kasus yang mereka alami.

Baca Selengkapnya

Cerita Kudatuli, Sabtu Kelabu 23 Tahun Silam

27 Juli 2019

Cerita Kudatuli, Sabtu Kelabu 23 Tahun Silam

Peristiwa kerusuhan dua puluh tujuh juli atau Kudatuli hingga saat ini masih tak jelas ujung pangkalnya. Korban meminta namanya direhabilitasi.

Baca Selengkapnya