Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Kudatuli, Sabtu Kelabu 23 Tahun Silam

Reporter

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Megawati Soekarnoputri, meresmikan kantor baru DPP PDIP di Jalan Diponegoro No.58, Jakarta, 1 Juni 2015. Setelah Peristiwa 27 Juli 1996 meletus kantor tersebut direbut oleh massa pendukung PDI versi Kongres Medan, Soerjadi. TEMPO/Imam Sukamto
Megawati Soekarnoputri, meresmikan kantor baru DPP PDIP di Jalan Diponegoro No.58, Jakarta, 1 Juni 2015. Setelah Peristiwa 27 Juli 1996 meletus kantor tersebut direbut oleh massa pendukung PDI versi Kongres Medan, Soerjadi. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau yang lebih dikenal dengan peristiwa Kudatuli, masih segar dalam ingatan Raya Maringan Tampubolon, 46 tahun. Ketika itu, dia masih menjadi mahasiswa dan aktif di Posko Pemuda dan Mahasiswa Pro Demokrasi. Para aktivis ini kerap berorasi di mimbar bebas yang dibenci rezim orde baru.

Sebelum kerusuhan pecah pada pagi ‘Sabtu Kelabu’ itu, Raya dan para aktivis mahasiswa dikumpulkan di kediaman Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta Selatan. Di sana, Megawati menugaskan mereka untuk berjaga memantau kantor DPP PDI Diponegoro dalam jarak radius satu mil.

Raya Maringan Tampubolon, 46 Tahun, Aktivis Pro Demokrasi, korban kerusuhan 27 Juli 1996 yang pernah ditahan di Rutan Salemba. Tempo/Dewi Nurita

Desas-desus kubu Soerjadi, Ketua Umum PDI versi Kongres Medan, akan mengambil alih kantor DPP PDI Diponegoro di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, memang sudah lama terdengar. Ratusan kader PDI dari daerah dan sejumlah aktivis Pro Mega, siang malam menjaga markas partai berlambang banteng itu.

Menurut kesaksian Raya, pukul 06.00 kurang lima menit pada ‘Sabtu Kelabu’ itu, dia beranjak ke luar gedung untuk memonitor keadaan yang tiba-tiba hening tanpa terdengar suara lalu lintas kendaraan. Setelah diperiksa, ternyata jalan di kanan dan kiri kantor PDI sudah diblokade.

“Tiba-tiba datang tiga truk dari arah Cipto (RS Cipto Mangunkusumo dan tiga truk dari arah Jalan Surabaya,” ujar Raya kepada Tempo pada Jumat, 26 Juli 2019.

Truk-truk itu, ujar Raya, membawa orang-orang berpakaian merah. Dengan mobil yang masih berjalan, mereka kemudian loncat ke jalanan sambil berteriak-teriak. “Hidup mega, hidup Mega,” ujar Raya menirukan teriakan mereka.

Orang-orang berpakaian merah itu kemudian turun membawa ransel. Ada seseorang yang memberi komando mereka membuka ransel. Dalam hitungan ketiga, isi ransel pun dilemparkan ke kantor DPP PDI. “Ada isi batu, bom molotov. Bukan batu biasa, konblok,” ujar Raya.

Ketika itu, Raya hanya teringat perintah Megawati untuk meloloskan diri sebisa mungkin, jika perang terjadi dan menghubungi nomor pager atau alat penyeranta yang diberikan Mega. Raya berhasil meloloskan diri. Dia sempat mencoba menghubungi nomor pager itu dengan telepon umum di depan SMP 8 Jakarta, yang terletak tak jauh dari kantor PDI. Apes, pagi itu telepon umum di sana tiba-tiba tidak berfungsi.

Raya lanjut mencoba telepon umum di dekat Gereja Isa Almasih, Jalan Pegangsaan Timur. “Saya lihat ada orang gila di sana, tapi saya abaikan. Saya menyampaikan pesan pager bahwa perang sudah terjadi dan memohon bantuan,” ujar Raya.

Sesaat setelah meletakkan gagang telepon, Raya diangkut oleh orang yang dia kira orang gila tersebut. “Saya ditangkap, dimasukkan ke pos polisi Megaria ketika itu, kemudian dibawa ke Polda,” ujar dia. Selanjutnya, Raya ditahan di Rutan Salemba selama empat bulan, tiga hari.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hasto PDIP Isyaratkan Belum Ada Momentum Tepat Pertemuan Megawati-Prabowo

4 jam lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tersenyum saat menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu, 24 Juli 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Hasto PDIP Isyaratkan Belum Ada Momentum Tepat Pertemuan Megawati-Prabowo

Wacana pertemuan Prabowo-Megawati sudah dibicarakan sebelum lebaran Idulfitri pada 10 April 2024.


Megawati: Saya Suka K-Pop, tapi Seni Budaya Indonesia Luar Biasa

6 jam lalu

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri meninjau instalasi seniman Butet Kertaredjasa di Galeri Nasional Indonesia, kawasan Gambir, Jakarta Pusat, pada Senin, 13 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Megawati: Saya Suka K-Pop, tapi Seni Budaya Indonesia Luar Biasa

Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri mengingatkan anak muda supaya memikirkan ulang seni budaya Indonesia.


Megawati Kunjungi Pameran Seni Butet, Disambut Patung Kurus Mirip Petruk

7 jam lalu

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri memberikan keterangan usai meninjau instalasi seniman Butet Kertaredjasa di Galeri Nasional Indonesia, kawasan Gambir, Jakarta Pusat, pada Senin, 13 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Megawati Kunjungi Pameran Seni Butet, Disambut Patung Kurus Mirip Petruk

Didampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Megawati meninjau pameran bertajuk Melik Nggendong Lali dengan diterima oleh Butet Kartaredjasa.


Soal Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati, Gerindra Sebut Tak Ada Masalah dengan PDIP

11 jam lalu

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto berbicara hangat ditemani es kelapa muda. Dok. Istimewa
Soal Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati, Gerindra Sebut Tak Ada Masalah dengan PDIP

Sekjen Gerindra menyebutkan PDIP dalam banyak kesempatan menyatakan tidak punya masalah dengan Prabowo.


Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Klaim Tak Ada Komunikasi yang Mandek dengan PDIP

1 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto saat menghadiri rapat koordinasi nasional (rakornas) pilkada Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Mei 2024. Dalam sambutannya, Prabowo memuji kesetiaan PAN atas dukungannya. Setidaknya PAN sudah mendukung Prabowo selama 15 tahun. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Klaim Tak Ada Komunikasi yang Mandek dengan PDIP

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan tidak ada komunikasi yang macet antara Prabowo dengan PDI Perjuangan.


Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

2 hari lalu

Pasangan calon presiden, Megawati Soekarnoputridan calon wakil presiden, Prabowo Subianto, saatmenghadiri Rakernas Partai Geridra  Jakarta (23/5). Foto: TEMPO/Panca Syurkani
Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

Pernyataan Prabowo bisa menjadi hambatan psikologi politik yang serius di kemudian hari, untuk menjalin hubungan dengan Megawati.


Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

2 hari lalu

(ki-ka) Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Prikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Soial Khofifah Indar Parawansa, melakukan swafoto dengan Menteri Kemaritiman Luhut Binsar Panjaita jelang pelantikan Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, 8 Desember 2017. TEMPO/Subekti.
Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

Setiap kabinet pemerintahan Indonesia mempunyai jumlah menteri relatif berbeda, mulai Gus Dur Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi.


Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan pers di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta Selatan, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Defara
Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.


Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

5 hari lalu

Feri Amsari. TEMPO/M Taufan Rengganis
Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

Feri Amsari menanggapi soal Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, yang disebut mengambil bagian dalam menyusun kabinet mendatang.


Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

5 hari lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

Sejumlah pakar menilai pembentukan presidential club oleh Prabowo Subianto sulit terbentuk mengingat hubungan antara Megawati, SBY, dan Jokowi.