Lahan Pertanian di Bojonegoro Tergerus Proyek Migas  

Reporter

Senin, 1 Oktober 2012 14:47 WIB

Blok Cepu, Bojonegoro. TEMPO/Mahanizar

TEMPO.CO, Bojonegoro - Lahan pertanian di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, setiap tahun terus tergerus oleh kepentingan proyek minyak dan gas bumi (migas). Kenyataan ini bisa mengancam produksi pertanian yang selama ini menjadi pendapatan utama daerah tersebut di luar migas.

Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bojonegoro, Galih Widiasta, menjelaskan selama tiga tahun terakhir luas lahan pertanian yang tergerus 841 hektare. Masing-masing tahun 2010 seluas 600 hektare, tahun 2011 seluas 210 hektare, dan Januari hingga September 2012 seluas 31 hektare. “Jumlah tersebut masih akan terus berkembang, mengingat sekarang ini pendataan masih belum selesai,” katanya kepada Tempo, di kantornya, Senin, 1 Oktober 2012.

Lahan pertanian yang digunakan untuk proyek migas maupun efek ekonomis kegiatan pertambangan migas terutama berlokasi di Kecamatan Ngasem, Kalitidu, Purwosari, Dander, dan Kecamatan Kota Bojonegoro.

Galih menjelaskan bahwa BPN berupaya melindungi lahan produktif, terutama yang dilewati jalur irigasi. Itu sebabnya dilakukan survei terlebih dahulu sebelum lahan dialihfungsikan dari pertanian untuk kepentingan lain, termasuk kepentingan industri. Selain itu, BPN berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat. Sebab, rekomendasi Dinas Pertanian menjadi pegangan bagi BPN mengenai apakah lahan pertanian bisa dialihfungsikan atau tidak.

Lahan produktif untuk kegiatan pertanian sebagian besar berada di pinggir Bengawan Solo. Di antaranya di Kecamatan Kalitidu, Purwosari, Kasiman, Trucuk, Kanor, Kapas, Sumberejo. Selain itu, juga di sebagian Kecamatan Dander, Ngraho, Padangan, dan Baureno. Sedangkan lahan non-irigasi berada di Bojonegoro bagian selatan, seperti Kecamatan Ngambon, Tambakrejo, Ngasem, Sekar, Gondang, Sukosewu, Sugihwaras, dan sebagian Kecamatan Gondang.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Agus Heryatna, mengatakan lahan pertanian yang beralih menjadi kawasan migas masuk kategori lahan produktif karena dalam setahun bisa dua kali panen.

Agus mengatakan terus berkurangnya lahan produktif bisa mempengaruhi produksi beras. Sebab setiap hektare bisa menghasilkan sekitar 7 ton padi setiap kali panen. ”Karena pengurangan sampai 841 hektare berarti pengurangan produksi juga cukup banyak,” ujarnya.

Menurut Agus, Kabupaten Bojonegoro pada 2012 menargetkan produksi gabah kering panen (GKP) sebanyak 850 ribu ton. Selama Januari hingga September sudah terealisasi 825 ribu ton ini. Sisa target produksi diperkirakan dipenuhi Oktober hingga Desember.

Agus juga menjelaskan bahwa Dinas Pertanian justru berupaya terus melakukan ekstensifikasi atau perluasan lahan pertanian dari sebelumnya 103 ribu hektare menjadi 140 ribu hektare. “Kami berupaya terus meningkatkan produksi,” ucapnya.

SUJATMIKO

Berita populer:

Tokoh di Balik Penghentian Pemutaran Film G30S

Untuk Tabok PKI, Tentara Pinjam Tangan Rakyat

Tiga Pesan Soeharto Kala G30S/PKI

Pengakuan Anwar Congo, Algojo di Masa PKI 1965

Ketika Ibu Nasution Melihat Keke

Jadi Ade Irma, Keke Tumbuan Kenyang Ledekan

Berita terkait

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

2 hari lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

3 hari lalu

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memberikan bantuan untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dan perkebunan di Sulawesi Barat (Sulbar).

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

9 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

11 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

13 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

16 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

20 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

23 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

25 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

26 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya