Biaya Pelantikan Sultan Lebih Mahal dari Jokowi

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 28 September 2012 10:14 WIB

Sri Sultan Hamengkubuwono X, raja Kasultanan Yogyakarta, didampingi istrinya GKR Hemas (tengah) dan KGPAA Paku Alam IX (kanan) sebelum membacakan Sabda Tama (pernyataan raja) di Bangsal Kencono, Kompleks Kraton Yogyakarta, Kamis (10/05). Dalam pernyataannya, Sultan menegaskan bahwa Kraton Yogyakarta dan Kraton Puro Pakualaman merupakan satu kesatuan yang utuh, dan bahwa Yogyakarta memiliki tata peraturannya sendiri meskipun telah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta- Anggota Panitia Khusus Penetapan DPRD DIY, Arif Rahman Hakim, menilai besaran biaya pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY yang mencapai Rp 1,6 miliar akan mencederai status keistimewaan jika transparansinya tak dijelaskan kepada publik.

Menurut dia, besarnya biaya itu sangat fantastis jika dibandingkan dengan pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang hanya Rp 520 juta, setelah sebelumnya dipangkas dari Rp 800 juta. “Padahal DKI Jakarta APBD-nya saja 60 triliun, 30 kali lipat dari DIY yang hanya Rp 2,1 triliun. Kenapa harus sebesar itu?” kata Arif, Kamis 27 September 2012.

Dia mengatakan APBD DKI yang besarnya 30 kali lipat dari DIY seharusnya bisa menjadi patokan DIY untuk mempertimbangkan alokasi anggaran untuk pelantikan gubernur dan wakil gubernur. “Jangan sampai malah menjadi sorotan dan mempermalukan DIY sendiri setelah mendapatkan kesitimewaan. Meski sudah disepakati, ada baiknya dikaji ulang,” katanya.

Asisten Administrasi Umum Pemerintah Provinsi DIY, Sigit Saptorahardjo, mengatakan angka anggaran yang ditetapkan itu masih bisa dirasionalisasi berdasarkan kebutuhannya. “Angka itu sementara masih sebesar itu, untuk berjaga-jaga melihat kondisi yang disiapkan. Tapi, jelas masih akan bisa dirasionalisasi karena masih ada waktu sebelum pelantikan 9 Oktober mendatang,” kata dia.

Sigit menuturkan biaya pelantikan itu dianggarkan lewat pendahuluan APBD Perubahan 2012. “Anggaran itu untuk mengundang tamu very important person sekitar 1.500 orang dan perkiraan masyarakat yang hadir mencapai 10 ribu orang,” katanya. Anggaran sebesar itu untuk fasilitasi kegiatan rapat paripurna pelantikan, mulai dari konsumsi, pengamanan, pelayanan tamu undangan, dan publikasi. “Untuk konsumsi tamu dan masyarakat yang hadir saja perlu Rp 500 juta,” ujar Sigit lagi.

Meski Komisi A DPRD DIY sudah menyepakati anggaran pelantikan itu, Ketua Komisi A DPRD DIY, Ahmad Subangi, meminta rencana kegiatan anggaran dari pemerintah provinsi. "Yang penting jangan boros, sederhana saja, tapi bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita Terpopuler:

Remaja Pembacok Alawy Tertangkap di Yogyakarta

Jokowi Pangkas 52 Persen Anggaran Pelantikan

Tersangka Pembunuh Alawy Ternyata Anak Kos-kosan

Ayah FR Pengusaha di Bali

FR Pernah Terlibat Kasus Tawuran 2011

Berita terkait

RAPBD DKI 2024 Diusulkan Rp 81,58 Triliun, Heru Budi Sampaikan Peruntukannya

6 Oktober 2023

RAPBD DKI 2024 Diusulkan Rp 81,58 Triliun, Heru Budi Sampaikan Peruntukannya

Pemprov DKI mengusulkan Rancangan APBD 2024 senilai Rp 81,58 Triliun. Ini peruntukannya menurut Pj Gubernur Heru Budi.

Baca Selengkapnya

Ini Arah Pembangunan Surabaya di 2023

16 Januari 2023

Ini Arah Pembangunan Surabaya di 2023

Pemkot Surabaya akan memanfaatkan APBD tahun ini sebesar Rp 11,36 triliun.

Baca Selengkapnya

Kemendagri Sosialisasi APBD untuk Pendidikan Agama

18 Agustus 2022

Kemendagri Sosialisasi APBD untuk Pendidikan Agama

Jaminan pemerintah daerah dapat menganggarkan dana untuk bidang pendidikan agama tertuang dalam UU 23/2014.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Buka Sebab Belanja Pemerintah Daerah Lambat: Karena Business As Usual

15 Desember 2021

Kemenkeu Buka Sebab Belanja Pemerintah Daerah Lambat: Karena Business As Usual

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Astera Primanto Bhakti membuka penyebab lambatnya penyerapan belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Realisasi Belanja APBD Hanya 59 Persen, Ini Permintaan Sri Mulyani ke Pemda

23 November 2021

Realisasi Belanja APBD Hanya 59 Persen, Ini Permintaan Sri Mulyani ke Pemda

Sri Mulyani menuturkan realisasi belanja daerah tersebut hanya naik 3,51 persen (yoy) dibanding periode sama tahun lalu

Baca Selengkapnya

Kabupaten Dharmasraya, Pemda Pertama di Sumbar yang Tetapkan APBD 2022

9 November 2021

Kabupaten Dharmasraya, Pemda Pertama di Sumbar yang Tetapkan APBD 2022

Penyusunan APBD tahun 2022 masih diarahkan untuk penanganan Covid-19 yang berkaitan dengan penanganan kesehatan, penanganan ekonomi dan penyediaan jaringan pengaman sosial.

Baca Selengkapnya

PSI Minta Fraksinya di DPRD DKI Tolak Rancangan Kenaikan Pendapatan Legislator

30 November 2020

PSI Minta Fraksinya di DPRD DKI Tolak Rancangan Kenaikan Pendapatan Legislator

PSI menyatakan tak pantas jika anggota DPRD DKI naik pendapatannya di tengah pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Inspektorat Jabar Periksa Bantuan Anggaran Kota Bogor, Hasilnya?

6 Februari 2020

Inspektorat Jabar Periksa Bantuan Anggaran Kota Bogor, Hasilnya?

Inspektorat Jawa Barat melakukan pemeriksaan penggunaan bantuan anggaran dari Provinsi Jawa Barat kepada Pemerintah Kota Bogor pada APBD kota itu.

Baca Selengkapnya

Alokasikan Belanja Daerah, Sri Mulyani Minta Pemda Tiru Jokowi

14 November 2019

Alokasikan Belanja Daerah, Sri Mulyani Minta Pemda Tiru Jokowi

Sri Mulyani meminta pemerintah daerah meniru langkah Presiden Jokowi saat masih menjadi kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Serapan APBD Baru 54 Persen, Anies Baswedan Ungkap Penyebabnya

12 November 2018

Serapan APBD Baru 54 Persen, Anies Baswedan Ungkap Penyebabnya

Anies Baswedan menjelaskan banyak pekerjaan dalam APBD yang dijalankan tapi pembayarannya tidak ditagihkan.

Baca Selengkapnya