TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengkritik rencana kunjungan kerja Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat ke sejumlah negara Eropa dan Afrika dalam waktu dekat. Sikap Hatta terutama dilatarbelakangi oleh rencana pemerintah melakukan penghematan anggaran.
"Saya tidak menentang (rencana kunjungan kerja itu), tapi ada logika-logika kita yang bisa dijalankan terkait dengan studi banding," kata Hatta di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 3 April 2012.
Menurut Hatta, jika kunjungan kerja itu dilakukan untuk membahas sebuah produk undang-undang, kunjungan itu tidak terlalu diperlukan. Soalnya, semua hal itu bisa dilakukan lewat Internet. "Kalau untuk menghadiri seminar, (itu) tidak perlu," ujarnya. "Kami melakukan penghematan habis-habisan. Kami harus konsisten."
Meski begitu, Hatta mengaku tak mau ikut campur atas rencana Komisi Pertahanan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara. "Silakan saja. Masyarakatlah yang memberikan penilaian," ujar dia.
Tapi, sebagai Menko Bidang Perekonomian, Hatta sendiri memilih sikap untuk menentang studi banding atau kunjungan kerja. "Saya menentang studi banding yang dilakukan Kementerian," katanya. "Jangan duit dihabiskan untuk studi banding."
Menurut dia, pemerintah akan melakukan penghematan anggaran besar-besaran. "Mana yang bisa ditunda, ya, ditunda," ujar Hatta. "Yang penting anggaran untuk infrastruktur, belanja modal, harus tetap jalan."
Hatta mengatakan anggaran untuk penyelamatan APBN yang sudah pernah dicapai pemerintah adalah sebesar Rp 18,9 triliun. "Dan sekarang ini kami akan lakukan penghematan lagi. Kami gencet satu per satu," ucap dia.
Seperti diketahui, Komisi Pertahanan DPR akan mengisi masa reses dengan melakukan kunjungan kerja ke Jerman, Polandia, Afrika Selatan, dan Republik Ceko. Masa reses akan dimulai pada 13 April 2012 besok. Anggota komisi akan dibagi menjadi empat rombongan yang masing-masing akan mengunjungi satu negara selama lima hari.
Kunjungan itu merupakan bagian dari fungsi pengawasan Komisi Pertahanan, terutama ke Kedutaan Besar Republik Indonesia. Sementara kunjungan ke Jerman antara lain ditujukan untuk mencari tahu ihwal tank Leopard yang akan dibeli pemerintah.
PRIHANDOKO
Berita terkait
Jokowi Sindir Pejabat yang Sering Studi Banding ke Luar Negeri
16 Agustus 2019
Jokowi menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Baca SelengkapnyaDPR Plesir ke Brasil, Fitra: Selamat Berlibur
13 Desember 2012
Anggota DPR menghamburkan duit miliaran rupiah untuk studi banding ini.
Baca SelengkapnyaStudi Banding Sapi DPR ke Prancis Dinilai Aneh
13 Desember 2012
Seharusnya DPR studi banding ke Brasil atau Bangladesh.
Baca SelengkapnyaPejabat Pertanian Batal Studi Banding ke Prancis
12 Desember 2012
"Kalau Cina memang sedang berkembang peternakan sapinya. Pasarnya di Cina juga lebih besar."
Baca SelengkapnyaAnna Mua'awanah Bantah Ikut Kunjungan ke Jerman
28 November 2012
Kata Anna, DPR tak mungkin melaporkan setiap kegiatan yang akan dilakukan kepada PPI.
Baca SelengkapnyaKBRI Jerman: Studi Banding DPR Rekomendasi PII
22 November 2012
Sebelum melakukan konsolodasi, KBRI meminta draf Rancangan Undang-Undang Keinsinyuran yang dimaksud. Tapi belum pernah dikasih.
Baca SelengkapnyaDPR Akui Salah Info Soal DIN di Jerman
21 November 2012
"Informasi yang kami terima DIN itu lembaga yang mengolah masalah keinsinyuran," kata Ketua Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Ignatius Mulyono.
Baca SelengkapnyaDeutsches Institut Sebut DPR Salah Alamat
21 November 2012
Mereka tidak memiliki kompetensi menjelaskan standardisasi profesi keinsinyuran seperti maksud kunjungan anggota DPR itu.
Baca SelengkapnyaPPI Berlin Bongkar Kejanggalan Studi Banding DPR
21 November 2012
Studi banding ke Jerman tidak dipersiapkan dengan matang.
Baca SelengkapnyaPlesir ke Jerman, Anggota DPR Keliru Bertanya
21 November 2012
Anggota Badan Legislasi DPR mengulang-ulang pertanyaan yang sama.
Baca Selengkapnya