PDIP Ngotot Sistem Pemilu Proporsional Tertutup  

Reporter

Editor

Rabu, 21 Maret 2012 13:09 WIB

Ganjar Pranowo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo, menyatakan partainya akan memperjuangkan sistem pemilu proporsional tertutup. Menurut Ganjar, jika proposalnya disetujui, PDIP bahkan mengusulkan agar pemilu diselenggarakan dua kali, yaitu pemilu pusat dan lokal.

"Kita lebih ekstrem. Sistemnya tertutup untuk legislatif dan betul-betul akan mempengaruhi pola koalisi yang akan dibangun," kata Ganjar di gedung DPR, Rabu, 21 Maret 2012.

Menurut Ganjar, jika sistem pemilihan proporsional tertutup disetujui, demokratisasi di internal partai harus diatur oleh undang-undang. Jadi teori yang mengkhawatirkan adanya oligarki partai akan terpatahkan. "Kertas suara lebih simpel, rakyat diberi kemudahan untuk memilih," kata Ganjar.

Ganjar membandingkan sistem pemilu pada 1999 dan 2004. Menurut dia, saat itu pemilu berjalan lebih simpel. "Itu bukan masa Orde Baru, loh," katanya. Dia juga menyatakan PDIP akan menginisiasi pembatasan biaya kampanye untuk perorangan. "Mana coba calon legislatif yang melaporkan biaya keuangan kampanyenya? Enggak ada."

Ganjar menilai sistem pemilu proporsional terbuka yang saat ini diterapkan berjalan kacau. Setidaknya, kata dia, beberapa ilmuwan politik seperti Ramlan Surbakti dan Chusnul Mariyah lebih sepakat dengan sistem pemilu proporsional tertutup. "Saya berani berdebat soal itu. Teoritikal konteksnya saya siap, praktisnya saya siap," kata Ganjar.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustofa menyatakan partainya kukuh dengan sistem pemilu proporsional terbuka. Menurut dia, hal itu tidak bisa ditawar lagi. "Kalau yang lain, misal daerah pemilihan dan ambang batas, bolehlah," katanya.

Pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilu masih alot. Sejumlah fraksi masih bertahan dengan pilihan masing-masing dalam soal lima isu krusial: soal ambang batas parlemen, jumlah kursi per daerah pemilihan, penghitungan suara, sistem pemilu terbuka atau tertutup, dan pembatasan belanja partai.

Tentang isu ambang batas parlemen, partai besar seperti Partai Golkar dan PDIP masih mempertahankan angka 5 persen. Sementara itu, Partai Demokrat menyepakati angka 4 persen dan PKS menyetujui 3-5 persen. Adapun partai menengah, seperti PAN, PKB, PPP, Hanura, dan Gerindra, masih bertahan di angka 3-4 persen.

ANGGA SUKMA WIJAYA

Berita terkait

Pertimbangan MK Soal Penetapan Besaran Persentase Ambang Batas Parlemen

1 Maret 2024

Pertimbangan MK Soal Penetapan Besaran Persentase Ambang Batas Parlemen

Menurut MK, ambang batas parlemen berdampak pada konversi suara sah menjadi jumlah kursi DPR yang terkait dengan proporsionalitas hasil pemilu.

Baca Selengkapnya

Perludem Nilai RUU Pemilu Masih Berpeluang Dibahas

10 Maret 2021

Perludem Nilai RUU Pemilu Masih Berpeluang Dibahas

RUU Pemilu masih berpeluang dibahas DPR dan pemerintah karena masuk dalam daftar panjang Prolegnas kendati tak ada di pembahasan 2021.

Baca Selengkapnya

DPR dan Pemerintah Sepakat Keluarkan RUU Pemilu dari Prolegnas 2021

9 Maret 2021

DPR dan Pemerintah Sepakat Keluarkan RUU Pemilu dari Prolegnas 2021

Delapan fraksi menyatakan setuju RUU Pemilu ditarik dari daftar Prolegnas Prioritas 2021 dan hanya Fraksi Partai Demokrat yang meminta tetap dibahas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah dan DPR Sepakat Cabut RUU Pemilu dari Prolegnas Prioritas

9 Maret 2021

Pemerintah dan DPR Sepakat Cabut RUU Pemilu dari Prolegnas Prioritas

Yasonna Laoly menyatakan pemerintah menyepakati pencabutan RUU Pemilu dari daftar Prolegnas Prioritas 2021.

Baca Selengkapnya

Pastikan Tarik RUU Pemilu dari Prolegnas, Baleg DPR: Revisi UU ITE Lihat Nanti

9 Maret 2021

Pastikan Tarik RUU Pemilu dari Prolegnas, Baleg DPR: Revisi UU ITE Lihat Nanti

Willy Aditya memastikan bahwa Komisi II DPR RI telah menarik Rancangan Undang-Undang atau RUU Pemilu dari daftar prolegnas

Baca Selengkapnya

Fraksi PAN Tolak 3 RUU Masuk Prolegnas 2021

9 Maret 2021

Fraksi PAN Tolak 3 RUU Masuk Prolegnas 2021

Penetapan Prolegnas Prioritas 2021 sudah lama mundur karena belum diambil Keputusan Tingkat II dalam Rapat Paripurna DPR.

Baca Selengkapnya

Hasil Rapimnas, Golkar Tolak Revisi UU Pemilu

6 Maret 2021

Hasil Rapimnas, Golkar Tolak Revisi UU Pemilu

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan pilihan itu diambil untuk menjaga stabilitas politik.

Baca Selengkapnya

Tolak Revisi UU Pemilu, PAN: Usulan PDIP Belum Tentu Cocok dengan Partai Lain

24 Februari 2021

Tolak Revisi UU Pemilu, PAN: Usulan PDIP Belum Tentu Cocok dengan Partai Lain

PAN menolak revisi UU Pemilu. Menurut PAN, revisi akan menguras energi.

Baca Selengkapnya

PPP Tak Setuju Pembahasan Revisi UU Pemilu dan UU Pilkada Dipisah

23 Februari 2021

PPP Tak Setuju Pembahasan Revisi UU Pemilu dan UU Pilkada Dipisah

PPP mengatakan pembahasan revisi UU Pemilu harus satu paket dengan UU Pilkada.

Baca Selengkapnya

Seperti PDIP, Fraksi PKB Setuju Revisi UU Pemilu Tanpa Normalisasi Pilkada

23 Februari 2021

Seperti PDIP, Fraksi PKB Setuju Revisi UU Pemilu Tanpa Normalisasi Pilkada

Fraksi PKB di DPR menyetujui revisi UU Pemilu. Namun, mereka tak ingin ada normalisasi Pilkada 2022 dan 2023.

Baca Selengkapnya