Tinggi, Intensitas Kekerasan terhadap Pembela HAM di Sepanjang 2010

Reporter

Editor

Sabtu, 1 Januari 2011 11:25 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Jakarta - Intensitas kasus-kasus kekerasan terhadap para pembela hak asasi manusia, seperti aktivis, mahasiswa, dan jurnalis, di sepanjang tahun 2010 lalu dinilai masih sangat tinggi. Hal tersebut masih terjadi lantaran aparat gagal melindungi kerja aktivis.

Alih-alih mencegah, aparat malah cenderung membiarkan kekerasan terhadap sejumlah pembela hak asasi. Mayoritas kasus, seperti pembacokan terhadap aktivis Indonesia Corruption Watch, Tama S Langkun, tak kunjung tuntas hingga kini.

Apalagi, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat seolah tak serius memberikan payung hukum untuk melindungi para pegiat hak asasi. "Regulasi tak kunjung diselesaikan pembahasannya," kata Al Araf, Direktur Program Imparsial, saat dihubungi via telepon, Jumat 31Desember 2010 kemarin.

Ia juga menyinggung kasus penyerangan kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, Sulawesi Tengah yang terjadi Kamis, 30 Desember 2010 lalu. Al Araf meminta jangan sampai ada impunitas untuk para penyerang tersebut. Lembaga pegiat hak asasi manusia itu menilai impunitas adalah praktek yang menyebabkan kekerasan terus menerus terulang.

"Konsekuensinya, aktivis pembela HAM selalu terancam," ujarnya. "Kekerasan terhadap jurnalis adalah serangan terhadap pembela HAM."

Ia mendesak pemerintah dan para penegak hukum serius memotong rantai impunitas tersebut. Impunitas adalah ketidakmungkinan, de jure atau de facto, untuk membawa para pelaku kejahatan dan kekerasan guna mempertanggungjawabkan perbuatan mereka dalam persidangan.

seperti dikabarkan sebelumnya, kantor sekretariat AJI Kota Palu, Kamis lalu diserang belasan orang berbaju seragam Front Pemuda Kaili (FPK). Belasan pemuda datang pukul 10.30 WITA, merusak sejumlah barang di Sekretariat.

Penyerangan diduga terkait portal berita "beritapalu.com" milik AJI Kota Palu yang memberitakan perusakan Gedung KNPI Sulawesi Tengah oleh Front Pemuda Kaili pada saat pemilihan Ketua KNPI Sulawesi Tengah pada Selasa, 28 Desember 2010 lalu. Kelompok pemuda itu marah dengan berita tersebut. Berita berjudul “FPK Serang Graha KNPI Sulteng” tersebut dinilai merugikan organisasi mereka.

Berdasarkan catatan AJI Indonesia, selama 2010 terjadi 37 kasus kekerasan terhadap jurnalis namun hanya 2 kasus yang diadili. Ini menunjukkan penegak hukum selama ini melakukan pembiaran aksi-aksi kekerasan terhadap jurnalis.

Advertising
Advertising

Lebih jauh, KontraS juga meminta pihak Polda Sulawesi Tengah untuk melibatkan Kompolnas, Komnas HAM serta Dewan Pers dalam menyelidiki kasus kekerasan terhadap AJI Kota Palu. Penyelidikan yang serius akan membuka jalan penghentian praktek kekerasan terhadap para jurnalis, khususnya di daerah.

BUNGA MANGGIASIH

Berita terkait

Bara Reformasi Terus Dihidupkan: Aksi Kamisan Demi Keadilan Mereka Korban Penculikan

18 jam lalu

Bara Reformasi Terus Dihidupkan: Aksi Kamisan Demi Keadilan Mereka Korban Penculikan

Bulan Mei dikenang sebagai penanda lahirnya Reformasi. Namun, bagi sebagian masyarakat, bulan ini dikenang dengan duka mendalam dari kasus penculikan.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

2 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Pansel KPK 2019 Hasilkan Pimpinan yang Justru Merusak Badan Antirasuah, Siapa Mereka?

2 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Pansel KPK 2019 Hasilkan Pimpinan yang Justru Merusak Badan Antirasuah, Siapa Mereka?

Menurut Novel Baswedan Pansel KPK 2019 disebut menghasilkan pimpinan yang justru merusak KPK. Siapa saja anggota Pansel saat itu?

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Bantah Tutup Akses Lembaga HAM ke Papua

3 hari lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Bantah Tutup Akses Lembaga HAM ke Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz membantah tudingan KKB yang menyatakan pemerintah Indonesia menutup akses lembaga HAM ke Papua.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

6 hari lalu

TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia membuka akses bagi lembaga-lembaga HAM nasional maupun internasional ke Papua.

Baca Selengkapnya

Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

9 hari lalu

Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

Menurutnya, kasus kekerasan seperti yang dialami mahasiswa Universitas Pamulang tidak boleh terjadi di Indonesia yang menjunjung tinggi pancasila.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

12 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

25 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

30 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Respons Amnesty Internasional, Imparsial, Komnas HAM soal Anggota TNI Aniaya Warga Papua

54 hari lalu

Respons Amnesty Internasional, Imparsial, Komnas HAM soal Anggota TNI Aniaya Warga Papua

Warga Papua yang diduga anggota TPNPB-OPM itu bernama Definus Kogoya. Kejadian penganiayaan dilakukan di wilayah Kabupaten Puncak.

Baca Selengkapnya