Gejala Kisruh Internal PPP Pasca Pemilu Legislatif Gagal Lolos ke Senayan

Senin, 17 Juni 2024 19:59 WIB

Massa dari Front Kader Penjaga Partai (FKPP) menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Menteng, Jakarta Pusat, 14 Juni 2024. Mereka meminta agar Mardiono terus menjabat sebagai PLT Ketua Umum PPP dan mereka juga meminta agar para kader yang bermasalah dan tidak setuju segera dikeluarkan dari partai. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

TEMPO.CO, Jakarta - Kegagalan Partai Persatuan Pembangunan disingkat PPP pada pemilihan legislatif atau Pileg 2024 sangat mengejutkan publik.

Pasalnya partai yang dipimpin Muhamad Mardiono tersebut hanya membutuhkan 0,13 persen suara lagi untuk memastikan diri lolos ke Senayan dari 3,8 persen suara yang masuk untuk PPP. Nahasnya lagi ini menjadi rapor merah bagi PPP sekaligus menghentikan kekonsistenan partai berlambang Ka'bah tersebut selama 50 tahun terakhir selalu berhasil masuk ke Senayan.

Ternyata efek kegagalan tersebut berimbas pada gejala konflik internal dalam PPP, berikut fakta-fakta terbarunya.

1. Sering Berkonflik dan Menyalahi Citra sebagai Partai Agamis

Dilansir dari Radio Republik Indonesia, politikus senior PPP yakni Zainut Tauhid mengungkapkan kekecewaannya atas ketidakbecusan pengurus partai internal yang dirinya anggap berkontribusi besar atas gagalnya PPP melenggang ke Senayan.

Advertising
Advertising

Ini adalah kali pertama dalam sejarah partai yang juga menaungi Sandiaga Uno ini tidak lolos, Zainut mengaku kegagalan PPP akibat tidak bisa lagi meraih kepercayaan masyarakat karena para elit partainya acapkali mempertontonkan konflik di publik padahal PPP sendiri bernapaskan Islam.

2. Sandiaga Uno Ungkap Permintaan Maaf

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno ikut bersuara terkait kekisruhan internal PPP yang kurang 0,13 persen lagi untuk ke Senayan. Dirinya yang baru bergabung dalam partai tersebut menyampaikan permintaan maafnya. "Saya memang perpindahan ke PPP ini tadinya difokuskan untuk mengangkat suara PPP, belum bisa diwujudkan. Saya mohon maaf mungkin kalau ada kurang optimalnya dari kinerja selama berkampanye untuk PPP." Sandi juga mengungkapkan keprihatinannya atas pengurus partai di daerah lain yang sudah berjuang semaksimal mungkin, namun, tak ayal Sandi pun legowo dan menerima keputusan sengketa Pileg 2024 lalu.

3. Penggantian Ketua Umum Secara Mendadak

Konflik internal PPP bahkan telah tercium sebelum pemilihan legislatif dilaksanakan, dikutip dari Antaranews saat itu salah satu partai tertua di Indonesia ini memang memperlihatkan kondisi kritis dari hasil survei yang telah beredar terkait elektabilitas partai.

Namun, bukannya segera membenahi dan ubah strategi PPP justru blunder dan melakukan penggantian ketua umum secara mendadak dari Suharso Monoarfa diganti dengan M. Mardiono. Sedangkan partai lainnya tengah berjuang meneguhkan konsolidasi elite.

4. Pro-Kontra Internal PPP Memutuskan Berkoalisi dengan Kubu Ganjar-Mahfud

Ternyata terdapat sejumlah pro-kontra di kalangan internal PPP saat memutuskan berkoalisi dengan paslon capres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud. Elit internal PPP memutuskan secara sepihak untuk langsung berkoalisi dengan kubu PDIP, sedangkan dari pihak internal banyak yang menginginkan untuk berkoalisi dengan paslon nomor urut 1 dan 2.

Hal ini semakin memperbesar keretakan internal partai hingga pecah suara dan tidak solid lagi. Meskipun demikian PPP di tingkat kabupaten/kota dan provinsi masih memiliki eksistensi untuk lolos sebagai lembaga parlemen daerah.

5. Sosok Pemimpin PPP Tidak Memiliki Kekuasaan Berarti

Seorang konsultan politik Agung Baskoro mengungkapkan politikus yang memegang jabatan kepemimpinan dalam PPP tidaklah memiliki kekuasaan dan digdaya yang kuat serta mendominasi. Padahal pengaruh seorang pemimpin sangat vital untuk keberlangsungan partai politik dan mempengaruhi kekuatan partai untuk mendulang suara bagi masyarakat Indonesia. Pemimpin partai juga berperan dalam menengahi konflik internal di dalamnya, sayangnya bukan meredam konflik, nyatanya internal PPP saat ini tengah bersiteru dan pecah menjadi kubu-kubuan.

RRI | ANTARANEWS
Pilihan editor: Didesak Mundur dari Posisi Ketum PPP, Ini Jawaban Mardiono

Berita terkait

Terkini: Jokowi Klaim Pemindahan IKN Kehendak Rakyat; KKP Tetap Jalan Terus Ekspor Pasir Laut

17 jam lalu

Terkini: Jokowi Klaim Pemindahan IKN Kehendak Rakyat; KKP Tetap Jalan Terus Ekspor Pasir Laut

Presiden Jokowi menekankan bahwa keputusan pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Nusantara telah mengikuti aturan yang berlaku.

Baca Selengkapnya

Kasus Tuduhan Penggelembungan Suara Pemilu 2024, Tia Rahmania Batal Maju Jadi Anggota DPR dan Dipecat PDIP

23 jam lalu

Kasus Tuduhan Penggelembungan Suara Pemilu 2024, Tia Rahmania Batal Maju Jadi Anggota DPR dan Dipecat PDIP

Kader Tia Rahmania dipecat PDIP karena terbukti melakukan penggelembungan suara. Pada SK KPU Nomor 1368, Tia Rahmania digantikan oleh Bonnie Triyana.

Baca Selengkapnya

Soal Calon Pimpinan DPR, Lodewijk Golkar: Kami Seperti Wayang, Tergantung Dalangnya

23 jam lalu

Soal Calon Pimpinan DPR, Lodewijk Golkar: Kami Seperti Wayang, Tergantung Dalangnya

Golkar menyebut, keputusan penunjukan pimpinan DPR berada di tangan pimpinan partai.

Baca Selengkapnya

Viral Kritik Nurul Ghufron di Acara Lemhanas, Tia Rahmania Mengklaim Saat Itu Masih Caleg Terpilih DPR RI

1 hari lalu

Viral Kritik Nurul Ghufron di Acara Lemhanas, Tia Rahmania Mengklaim Saat Itu Masih Caleg Terpilih DPR RI

Video Tia Rahmania mengkritik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di acara Lemhanas viral. Setelah itu ia dikabarkan dipecat dari PDIP.

Baca Selengkapnya

Terkini: Utang Perusahaan Media Milik Bakrie Rp 8,79 Triliun, Ekonom Sebut Kelas Menengah Rentan Jadi Miskin

1 hari lalu

Terkini: Utang Perusahaan Media Milik Bakrie Rp 8,79 Triliun, Ekonom Sebut Kelas Menengah Rentan Jadi Miskin

Empat perusahaan media milik keluarga Aburizal Bakrie bisa terancam pailit. Sebanyak 12 kreditur menagih utang sebesar Rp 8,79 triliun.

Baca Selengkapnya

Puan Maharani Klaim Ada Peningkatan Kinerja dan Citra DPR di Bawah Kepemimpinannya

1 hari lalu

Puan Maharani Klaim Ada Peningkatan Kinerja dan Citra DPR di Bawah Kepemimpinannya

Puan Maharani menyebutkan mekanisme dan cara-cara yang dilakukan DPR dalam membuat undang-undang juga mesti diperbaiki.

Baca Selengkapnya

Puan Maharani Sebut Persiapan Pelantikan Anggota DPR Terpilih Sudah 90 Persen

1 hari lalu

Puan Maharani Sebut Persiapan Pelantikan Anggota DPR Terpilih Sudah 90 Persen

Pelantikan anggota DPR dijadwalkan pada Selasa, 1 Oktober 2024 di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Politikus PDIP Bicara Praktik Beli Suara untuk Jadi Anggota Dewan

1 hari lalu

Politikus PDIP Bicara Praktik Beli Suara untuk Jadi Anggota Dewan

"Memilih anggota DPR hari ini, semuanya vote buying, membeli suara, bayar masyarakat," kata Mercy.

Baca Selengkapnya

Ketua DPR Puan Maharani Teken MoU Kerja Sama dengan Ketua Parlemen Papua Nugini

1 hari lalu

Ketua DPR Puan Maharani Teken MoU Kerja Sama dengan Ketua Parlemen Papua Nugini

MoU tersebut, kata Puan Maharani, merupakan kesepakatan untuk melakukan dialog politik yang terlembaga antarparlemen kedua negara.

Baca Selengkapnya

KY Belum Seleksi Ulang Calon Hakim Agung, Jubir: Kemungkinan Setelah DPR Baru

1 hari lalu

KY Belum Seleksi Ulang Calon Hakim Agung, Jubir: Kemungkinan Setelah DPR Baru

Melihat masa jabatan DPR yang sebentar lagi habis, besar kemungkinan pertemuan soal seleksi hakim agung akan dilakukan bersama anggota DPR baru.

Baca Selengkapnya