5 Ormas Islam Tekenal dan Paling Berpengaruh di Indonesia
Reporter
Melinda Kusuma Ningrum
Editor
Hisyam Luthfiana
Selasa, 4 Juni 2024 12:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak pemeluk Islam. Bahkan, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan masyarakat Islam terbesar di dunia. Tak heran, banyak terdapat organisasi masyarakat (ormas) Islam. Pengaruh ormas Islam ini tak hanya berperan dalam kehidupan agama, pengaruhnya juga menyentuh kehidupan sosial, ekonomi bahkan politik di masyarakat.
Ormas Islam di Indonesia bahkan sudah ada sebelum masa kemerdekaan dan terdapat lebih dari 100 organisasi Islam dengan pendukung yang mencapai jutaan. Selain itu, ormas Islam juga memberikan kontribusi dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Kegiatan sosial seperti halnya menggalang dana dan membantu korban terdampak bencana atau hal lain, hingga meredam konflik sosial keagamaan. Dalam bidang politik ormas Islam juga mengoptimalkan ide politik dalam kehidupan berbangsa. Dilansir dari berbagai sumber, inilah 5 ormas Islam yang paling berpengaruh di Indonesia:
1. Nahdlatul Ulama (NU)
Dikutip dari nu.or.id, cikal bakal terbentuknya NU lahir dari umat Islam yang menjalin komunikasi baik dengan Sang Pencipta Allah. Dalam menjalankan sesuatu manusia perlu mendapat keridoan dari Tuhan agar segala urusan dipermudah serta lancar. NU resmi berdiri pada 31 Januari 1926 M, ormas NU kemudian merespons kondisi rakyat yang sedang terjajah, problem keagamaan, sosial, dan menegakkan warisan budaya serta peradaban Islam saat itu. Pada tahun 2021 saja tercatat NU telah memiliki anggota sejumlah 95 juta jiwa di Indonesia.
2. Muhammadiyah
Selain NU, dua ormas Islam dominasi teratas selanjutnya ditempati oleh Muhammadiyah. Dibentuk sejak 18 November 1912 M, Muhammadiyah lebih dulu berdiri dari NU. Dilansir dari muhammadiyah.or.id, nama 'Muhammadiyah' bermakna pengikut Nabi Muhammad untuk menghubungkan ajaran dan jejak perjuangan Rasulullah. Kyai Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah melakukan manifestasi dari gagasan pikiran dan amal perbuatannya yang dikabulkan Allah dengan terbentuknya ormas ini. Pada tahun 2024 pengikut ormas Muhammadiyah diperkiran telah lebih dari 190 juta jiwa.
3.Persis
Persatuan Islam (Persis) berdiri pada 12 September 1923 di Bandung. Organisasi ini diprakarsai oleh Haji Zamzam dan Haji Yunus. Dilansir dari buku Sejarah Islam Asia Tenggara karya Syamruddin Nasution, Persis lahir dan menentang praktik-praktik keagamaan yang berasal dari luar ajaran Islam. Selain bertujuan memurnikan akidah Islam, menurut sejarawan Ahmad Mansur Suryanegara, Persis juga menentang imperialis Barat dan pemerintah kolonial Belanda yang bercokol di Indonesia.
Dalam kegiatannya, Persis membuat berbagai pamflet, majalah, dan ceramah. Gerakan ini mendapat dukungan dari A Hassan, ulama yang terlibat korespondensi panjang dengan Sukarno. Persis juga didukung oleh M Natsir, politisi Masyumi yang pernah menduduki sejumlah jabatan seperti menteri Perdagangan dan Perdana menteri Indonesia.
4. Al Irsyad Al-Islamiyah
Dikutip dari alirsyad.or.id, terhitung sejak 6 November 1914 berdiri ormas Al Irsyad telah mempertahankan organisasinya hampir menyentuh 110 tahun. Tokoh sentral ormas Al Irsyad bernama Al-'Alamah Syeikh Ahmad Surkati Al-Anshori. Ormas ini menghimpun berdasarkan akidah Islamiyyah dalam bentuk pelayanan pendidikan, pengajaran, sosial, hingga dakwah di tingkat internasional. Di masa awal pendirian ormas Al Irsyad di Indonesia dikenal sebagai kelompok pembaruan Islam Nusantara. Seiring berjalannya waktu, ormas ini juga merambah ke dunia medis dengan pendirian sejumlah rumah sakit di daerah-daerah.
5. Al Washliyah
Ormas Al Washliyah mulanya didirikan untuk menghimpun umat Islam yang terpecah belah akibat beda pandangan saat Indonesia masih dijajah Belanda. Saat itu, perang masih bersifat kedaerahan dan perjuangan merdeka untuk negara belum terpupuk. Dilansir dari washliyah.or.id, ormas ini didirikan di Kota Medan, Sumatera Utara pada 30 November 1930. Pada tahun 2021 pengikut ormas Al Washliyah diperkirakan mencapai 15 juta jiwa di seluruh Indonesia.
Pilihan Editor: Menteri LHK Soal Ormas Agama Bisa Kelola Tambang: Daripada Bikin Proposal Setiap Hari