70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

Sabtu, 23 Maret 2024 14:50 WIB

Calon Presiden nomor urut 2, Ganjar Pranowo menyampaikan pidato kebangsaan dalam acara Sarasehan Eksponen Alumni dan Aktivis GMNI di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Kamis, 28 Desember 2023. Ganjar Pranowo menerima deklarasi dukungan pada Pilpres 2024 dari eksponen alumni dan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dalam acara sarasehan nasional sebagai Pejuang-Pemikir Pemikir-Pejuang. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini 70 tahun yang lalu diadakan Kongres I Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia atau GMNI, tepatnya pada 23 Maret 1954 di Surabaya dengan dukungan Presiden Sukarno. Momentum inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi GMNI.

GMNI merupakan organisasi kemahasiswaan ekstra kampus aliran nasionalis, dan berasaskan marhaenisme di Tanah Air. Dalam sejarahnya, GMNI merupakan peleburan dari tiga organisasi mahasiswa yang lebih dulu berdiri. Tiga organisasi mahasiswa tersebut yakni Gerakan Mahasiswa Marhaen (berbasis di Yogyakarta), Gerakan Mahasiswa Merdeka (berbasis di Surabaya), dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (berbasis di Jakarta).

Peleburan tiga organisasi itu merupakan gagasan Ketua Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia, S.M. Hadiprabowo pada 1953, yang kemudian setahun kemudian ia ditetapkan sebagai ketua pertama. Gagasan itu didasari keinginan untuk menyatukan organisasi-organisasi mahasiswa nasionalis.

Kongres pertama tersebut mendapatkan dukungan dari Bung Karno, dan setelah memberikan dukungan dan akhirnya ditetapkan tanggal 23 Maret 1954 sebagai waktu pelaksanaan Kongres pertama GMNI di Surabaya. Kongres pertama ini, kemudian ditetapkan sebagai hari Dies Natalis GMNI sampai saat ini.

Kini, kantor pusat GMNI berada di Jakarta. GMNI memiliki motto 'pejuang pemikir-pemikir pejuang' yang bermakna pejuang rakyat yang selalu memikirkan perjuangan rakyatnya, serta pemikir yang selalu mengabdikan ilmu untuk perjuangan rakyat.

Advertising
Advertising

Organisasi ini memiliki lambang berbentuk perisai segi enam. Tiga sudut di atas bermakna trisila marhaenisme yang merupakan ajaran Sukarno dan menjadi ideologi yang dianut organisasi tersebut, yakni:

1. Sosio-nasionalisme, bermakna bahwa GMNI berpaham nasionalisme yang memiliki watak sosial. Nasionalisme yang ditempatkan di atas nilai-nilai kemanusiaan.

2. Sosio-demokrasi, bermakna bahwa GMNI menghendaki demokrasi yang berwatak sosial. Artinya demokrasi politik, tapi juga demokrasi ekonomi. Bukan demokrasi cangkokan yang tidak sesuai dengan akar sejarah dan budaya masyarakat Indonesia. Melainkan demokrasi yang menyelamatkan seluruh kaum marhaen.

3. Ketuhanan yang Berkebudayaan, bermakna bahwa GMNI meyakini eksistensi Tuhan, anggota GMNI merupakan manusia yang theis.

GMNI perlahan menjadi underbow dan berafiliasi menjadi sayap mahasiswa dari Partai Nasional Indonesia (PNI), yang merupakan partai yang dibentuk dan dipimpin Sukarno. Namun setelah rezim Orde Baru membuat kebijakan fusi partai pada 1973, hubungan antara PNI dengan GMNI secara resmi putus. PNI digabung dengan partai nasionalis lain ke dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Dikutip dari laman pagmni.or.id, GMNI sebagai organisasi kader dapat dipastikan menjadi salah satu penghasil tokoh-tokoh terbaik yang menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Adapun tokoh-tokoh nasional yang lahir dari GMNI, yaitu:

- Megawati Soekarnoputri (Presiden Republik Indonesia ke 5 dan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)

- Suko Sudarso (tokoh Partai Nasional Indonesia)

- Bondan Gunawan (mantan Menteri Sekretaris Negara)

- Siswono Yudo Husodo (politisi Partai Golongan Karya)

- Soerjadi (salah satu pendiri Komite Nasional Pemuda Indonesia dan Aktivis 66)

- Taufiq Kiemas (mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia)

- Eros Djarot (budayawan, jurnalis, dan pendiri Tabloid Detik)

- Theo L. Sambuaga (pengusaha dan politisi Partai Golongan Karya)

- Ahmad Basarah (politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)

- Antasari Azhar (Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia)

- Arief Hidayat (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia)

- Soekarwo (Mantan Gubernur Jawa Timur dan politisi Partai Demokrat)

- Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah dan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)

- Djarot Saiful Hidayat (Mantan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)

Pilihan Editor: Di Makam Bung Karno, GMNI Desak Jokowi Tidak Lakukan Kampanye Terselubung

Berita terkait

Ganjar Pranowo: Jadi Oposisi Prabowo Sikap Pribadi, Bukan Partai

8 jam lalu

Ganjar Pranowo: Jadi Oposisi Prabowo Sikap Pribadi, Bukan Partai

Ganjar Pranowo menyatakan pernyataan bakal menjadi oposisi Prabowo tidak mewakili PDIP yang menaungi dirinya.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

22 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

1 hari lalu

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

Feri Amsari menanggapi soal Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, yang disebut mengambil bagian dalam menyusun kabinet mendatang.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Kaitan Keputusan Ganjar Jadi Oposisi dengan Sikap PDIP

1 hari lalu

Kata Pakar Soal Kaitan Keputusan Ganjar Jadi Oposisi dengan Sikap PDIP

Pakar menilai sikap oposisi Ganjar akan bermakna bila PDIP juga mengambil jalan yang sama.

Baca Selengkapnya

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

1 hari lalu

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

Politikus PDIP, Guntur Romli, mengatakan pilihan Ganjar Pranowo yang mutuskan jadi oposisi pemerintahan Prabowo bukan sikap resmi partainya.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

1 hari lalu

Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

Sejumlah pakar menilai pembentukan presidential club oleh Prabowo Subianto sulit terbentuk mengingat hubungan antara Megawati, SBY, dan Jokowi.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

1 hari lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi terhadap Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Ragam Reaksi terhadap Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Pakar politik menilai deklarasi Ganjar yang akan jadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran bisa saja mewakili sikap PDIP.

Baca Selengkapnya

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

2 hari lalu

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

Anies mengatakan enggan mendahului sikap apakah bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Tekad Bulat Ganjar Pranowo Tak Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Beberapa Pernyataannya

2 hari lalu

Tekad Bulat Ganjar Pranowo Tak Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Beberapa Pernyataannya

Mantan capres Ganjar Pranowo berkali menyatakan tak akan bergabung dalam pemerintahan Presiden dan Wapres terpilih Prabowo -Gibran. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya