Situs Gunung Padang Pernah Ramai Dibicarakan Pada Era Presiden SBY Hingga Muncul Perpres

Sabtu, 23 Maret 2024 12:51 WIB

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Situs Gunung Padang merupakan situs cagar budaya nasional yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Gunung Padang diperkirakan merupakan bangunan punden berundak dengan ukuran paling besar dan diklaim sebagai situs tertua di Indonesia.

Artikel ilmiah berjudul “Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia” di jurnal Archaeological Prospection ditarik kembali oleh penerbit Wiley Online Library. Pada laman resmi jurnal itu disematkan kata 'Retracted' atau dicabut pada judul hasil riset Danny Hilman Natawidjaja dkk soal Situs Gunung Padang tersebut.

Setelah terbit memang muncul perhatian dari para ahli terkait dengan data dan analisis dalam makalah riset priamida di Gunung Padang. Rangkumannya, mereka menyebut tafsiran penulis soal piramida kuno yang dibangun oleh manusia sekitar 20 ribu tahun lalu itu sebenarnya adalah sisa-sisa gunung berapi alami yang memiliki situs arkeologi di permukaannya.

Proyek arkeologi berskala besar tersebut terangkat kembali usai temuan Piramida atau Piramida Toba, Sumatera Utara. Tim penelitinya dipimpin oleh orang yang sama, yakni Pakar Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Danny Hilman Natawidjaja.

Berdasarkan pemberitaan, Situs Gunung Padang ini pernah diklaim berusia 10 ribu tahun dan semasa dengan situs Göbekli Tepe di Turki. Situs yang diperkirakan pertama kali dibangun pada 8.000 Sebelum Masehi ini juga diduga memiliki struktur ruangan di dalamnya.

Advertising
Advertising

Pada 2018, Danny menyebut situs megalitikum Gunung Padang tidak dibangun pada satu era. Pasalnya, struktur tersebut tampak dibangun berkelanjutan dalam tiga masa dari 8.000 SM hingga 1.000 SM. Lapisan tertua yang berusia 10 ribu tahun tertimbun di bawah tanah, sedangkan lapisan termuda berusia 3.000 tahun.

Penelitian situs Gunung Padang sempat mendapat dukungan besar di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Staf Khusus Presiden Andi Arief pun menjadi bagian tim ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh ikut mendukungnya. Pada waktu itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana akan mengembangkan Situs Megalitikum Gunung Padang sebagai objek wisata.

Terdapat program dalam pengembangan situs Gunung Padang sebagai kawasan wisata, Kemendikbud bekerja sama dengan sejumlah instansi lain, seperti Kementerian Pekerjaan Umum serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Selain itu, Gubernur Jawa Barat dan Bupati Cianjur yang bertanggung jawab atas wilayah tersebut akan digandeng untuk pengembangan wilayah sekitar kawasan Gunung Padang.

Kalangan Istana Negara serius mendalami rumor keberadaan piramida di dalam Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip di Jawa Barat. Pihak pendukung dan pembantah isu diagendakan bertemu di Sekretariat Negara, Senin, 6 Februari 2012. Gunung Lalakon berada di daerah Soreang, Kabupaten Bandung. Sedangkan Gunung Sadahurip berada di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut.

Pengurus Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Sujatmiko, mengaku mereka diundang memaparkan hasil temuannya di lapangan. Ia sendiri membantah adanya piramida tersebut berdasarkan kajian geologi. "Kontroversi yang timbul telah meresahkan banyak kalangan," ujarnya di Auditorium Museum Geologi Bandung, Jumat, 3 Februari 2012, dikutip dari laman Tempo.co.

Adapun Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, Teddy Artiawan, menuturkan pihaknya akan mempersiapkan juru pelihara situs Gunung Padang jika SBY ingin mengetahui informasi seputar situs tersebut. Nantinya, kata dia, petugas itu akan memaparkan sedikit sejarah situs dan hasil penelitian sementara.

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu kemudian menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 148 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Perlindungan, Penelitian, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Situs Gunung Padang. Meski demikian, penelitian pada situs ini tak berlanjut saat rezim berganti.

"Nasibnya agak terkatung-katung, kurang diperhatikan. Padahal merupakan warisan Indonesia yang besar. Bukan hanya untuk ilmu pengetahuan, tapi bisa jadi ikon pariwisata yang tidak kalah dengan Piramida Giza," kata Danny.

Menurut laman gnpadang.com, keberadaan Situs Gunung Padang dilaporkan pertama kali oleh Nicolaas Johannes Krom dalam tulisannya yang berjudul Rapporten Oudheidkundige Dienst (Buletin Dinas Kepurbakalaan) pada tahun 1914. Kemudian, Krom melaporkan bahwa di puncak Situs Gunung Padang terdapat empat teras yang tersusun dari batu kasar serta dihiasi batu andesit dan di setiap teras terdapat gundukan tanah yang ditimbun batu.

Karena keterbatasan akses, temuan bersejarah di Situs Gunung Padang sempat terlupakan selama beberapa dekade. Namun, Situs Gunung Padang ditemukan kembali pada 1979. Masyarakat setempat melaporkan tentang keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak kepada pemerintah. Semenjak saat itulah, pemerintah mulai melakukan konservasi dan penelitian terhadap Situs Gunung Padang.

MYESHA FATINA RACHMAN I URSULA FLORENE SONIA I MYESHA FATINA RACHMAN

Pilihan Editor: Polemik Situs Gunung padang, berikut Sejarah dan Rute ke Sana

Berita terkait

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

6 jam lalu

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.

Baca Selengkapnya

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

8 jam lalu

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

Demokrat menyatakan ide pembentukan presidential club sebetulnya sudah tercetus sejak 2014.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

23 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

1 hari lalu

Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

Sejumlah pakar menilai pembentukan presidential club oleh Prabowo Subianto sulit terbentuk mengingat hubungan antara Megawati, SBY, dan Jokowi.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

1 hari lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

2 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

2 hari lalu

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

2 hari lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

2 hari lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

3 hari lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya