Ketua BEM Universitas Udayana Sebut Demokrasi Keluar Jauh dari Koridornya, Minta Rektorat Unud Tegas Bersikap

Sabtu, 10 Februari 2024 19:01 WIB

I Wayan Tresna Suwardiana Ketua BEM Universitas Udayana (Unud). Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Jelang pelaksanaan Pemilu yang semakin dekat, guru besar dan sivitas akademika dari berbagai universitas ternama di Indonesia serukan kritik pada Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan pemerintahannya yang dianggap telah melanggar prinsip-prinsip demokrasi.

Kritik tersebut diawali guru besar dan sivitas akademika dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengeluarkan Petisi Bulaksumur, pada 31 Januari 2024. Hingga 7 Februari 2024, sebanyak 32 universitas di Indonesia turut mengkritisi pemerintahan Jokowi. Meski begitu, Universitas Udayana di Bali justru memiliki pandangan yang berbeda.

Berdasarkan postingan Instagram @univ.udayana, pihak Rektorat Universitas Udayana berkomitmen untuk mendukung proses demokrasi yang ada dan menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan demokratis. Tak hanya itu, Rektor Udayana mengimbau untuk melaksanakan Pemilu secara damai, memupuk toleransi, serta menghargai perbedaan pandangan terkait Pemilu 2024.

I Wayan Tresna Suwardiana Ketua BEM Universitas Udayana mengaku kecewa dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak rektorat. Menurutnya, dengan adanya kritik dari berbagai guru besar dan sivitas akademika puluhan universitas di Indonesia merupakan tanda bahwa demokrasi saat ini sudah keluar jauh dari koridornya.

"Pernyataan Rektor Unud cenderung normatif dan tidak jelas penentuan sikapnya. Harusnya Udayana menunjukkan sikap yang jelas dan menjunjung keilmiahan setelah melihat situasi demokrasi belakangan ini" kata Tresna.

Advertising
Advertising

Tresna bersama jajaran BEM Unud pun memilih jalan yang berbeda dengan pihak rektorat. Hal ini dibuktikan dengan postingan pernyataan sikap yang dikeluarkan melalui akun Instagram @bem_udayana.

Melalui postingan tersebut, BEM Universitas Udayana menyesalkan segala tindakan menyimpang yang dilakukan Presiden Joko Widodo dan Jokowi terutama mengenai netralitasnya dalam Pemilu 2024 sebagai bentuk kemunduran demokrasi di Indonesia.

Dalam pernyataan sikap tersebut, BEM Udayana menyatakan 6 tuntutan kepada pemerintah berdasarkan situasi demokrasi saat ini. Salah satunya adalah mendesak Presiden Jokowi untuk segera melakukan cuti dan sadar bahwa harus bersikap netral mengenai Pemilu, dan tidak menggunakan fasilitas negara dalam kepentingan politik keluarga.

Tresna menyebut imbauan untuk bersikap netral memang diawali oleh Presiden Jokowi, namun pada kenyataannya banyak menteri yang terang-terangan menunjukkan keberpihakan pada paslon sehingga tidak sesuai dengan peraturan yang ada.

"Presiden Jokowi juga memperkeruh suasana dengan statement bahwa Presiden boleh kampanye, merupakan pernyataan yang sangat sarat akan konflik kepentingan. Boleh saja (kampanye), tapi harus sesuai UU yakni harus cuti dahulu" kata dia.

Selain itu, dalam tuntutan tersebut BEM Udayana juga mengajak seluruh sivitas akademika Universitas Udayana sebagai insan kampus pewahyu rakyat untuk memberikan sikap pada situasi menjelang Pemilu 2024 sebagai bentuk kontribusi menjaga demokrasi. Hal tersebut diwujudkan dengan turun ke jalan pada 9 Februari 2024 lalu yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Bali melalui aksi “Selamatkan Demokrasi”.

Tresna menyebut kondisi Pemilu saat ini memang memanas terutama dengan waktu pemilihan yang semakin dekat, menurutnya mahasiswa di Bali tidak buta dengan politik tapi hanya sedikit yang mau bersuara.

"Yang sadar dengan kondisi ini pasti banyak, tapi mungkin banyak juga yang berpikiran bahwa aksi ini ditunggangi kepentingan atau mau menyudutkan salah satu paslon padahal ya memang murni dari keresahan kita melihat kondisi sekarang" kata Tresna.

Tresna juga menyayangkan opini-opini yang muncul mengenai kritikan pada pemerintah yang disebut sebagai ulah partisan. Baginya, kritikan pada pemerintah yang dilontarkan terutama oleh guru besar sudah seharusnya bisa ditanggapi secara bijak karena berdasar pada pengalaman keilmuan yang justru dapat menyelamatkan kondisi demokrasi.

Pilihan Editor: Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Bali Gelar Aksi Kritisi 10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Ini Kata BEM Universitas Udayana

Berita terkait

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

1 jam lalu

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

Ketua IM57+ Institute Praswad Nugraha mengatakan sikap Presiden Jokowi terhadap KPK akan ditentukan dalam proses penunjukan panitia seleksi.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

5 jam lalu

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

TNI-Polri disebut telah mengerahkan helikopter militer sejak 4-5 Mei 2024 dalam misi pengejaran pasukan TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

13 jam lalu

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

Operasi penyerangan TPNPB kepada militer di Intan Jaya berlangsung sejak 30 Maret-5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

17 jam lalu

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

Akademisi menyarankan proses seleksi calon pimpinan KPK diperketat menyusul kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

19 jam lalu

Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

Analisis pengamat apakah Jokowi masih akan cawe-cawe di pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Seleksi Mandiri UGM 2024 Diperpanjang, Sediakan Kuota 40 Persen

21 jam lalu

Pendaftaran Seleksi Mandiri UGM 2024 Diperpanjang, Sediakan Kuota 40 Persen

UGM mengubah waktu pendaftaran untuk semua lokasi tes seleksi mandiri (UM UGM CBT) kecuali di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

23 jam lalu

Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

Sespri Iriana Sendi Fardiansyah melakukan sejumlah upaya dalam mempersiapkan diri maju dalam pemilihan wali kota Bogor. Begini kisahnya

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

23 jam lalu

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

Mantan Komisioner KPK Busyro Muqoddas mendesak Pansel KPK tahun ini tidak sepenuhnya ditunjuk Jokowi

Baca Selengkapnya

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaannya di Bidang Legislatif

1 hari lalu

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaannya di Bidang Legislatif

Presiden Indonesia ikut dalam semua aktivitas legislasi mulai dari perencanaan, pengusulan, pembahasan, persetujuan hingga pengundangan.

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

1 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya