Pakar Politik UI Beri Skor Segini untuk Anies, Prabowo, dan Ganjar saat Debat Capres

Reporter

Antara

Selasa, 6 Februari 2024 11:38 WIB

Foto kombinasi (dari kiri) Calon presiden Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menyapa awak media saat tiba di lokasi menghadiri Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu, 4 Januari 2024. Para capres tiba bersama pasangan dan bahkan mengajak anak mereka. ANTARA/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Depok - Pakar Politik Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia (UI) Vishnu Juwono memberi skor atau penilaian terhadap kinerja para calon presiden (capres) saat debat pamungkas Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center, Ahad, 4 Februari 2024 lalu.

Penilaian Vishnu dibagi berdasarkan tiga indikator utama: penampilan di atas panggung, substansi yang disampaikan selama debat, dan pengendalian emosi selama debat berlangsung.

Berdasarkan penilaian Vishnu, capres nomor urut satu Anies Baswedan mendapatkan nilai tertinggi dalam kategori penampilan di atas panggung dengan skor 85, diikuti oleh capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo dengan skor 82, dan capres nomor urut dua Prabowo Subianto dengan skor 80.

Dalam kategori substansi, Anies kembali mendapatkan nilai tertinggi dengan skor 85, diikuti oleh Ganjar dengan skor 83, dan Prabowo dengan skor 81.

Dalam kategori pengendalian emosi, Prabowo mendapatkan nilai tertinggi 85, sedangkan Anies dan Ganjar mendapatkan skor yang sama, yakni 82.

Advertising
Advertising

“Secara keseluruhan, Anies Baswedan mendapatkan nilai rata-rata tertinggi dengan skor 84, diikuti oleh Ganjar Pranowo dengan skor 83, dan Prabowo Subianto dengan skor 82," kata Vishnu.

Saling tahan diri

Menurut Vishnu, saat debat pamungkas capres terakhir memperlihatkan bahwa antarcapres saling menahan diri untuk tidak menyerang.

Anies, kata Vishnu, terlihat menahan diri untuk melakukan serangan langsung terhadap capres lainnya, terutama ke Prabowo.

“Serangan yang dilakukan lebih bersifat implisit dan cenderung ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, terutama terkait program Bantuan Sosial," kata Vishnu.

Sementara Prabowo, katanya, juga terlihat menahan diri dan berhasil mengendalikan emosi serta cenderung merangkul dengan menyetujui usulan program atau pendapat dari Anies dan Ganjar.

“Prabowo ingin menampilkan sisi rekonsiliasi dengan tidak melakukan serangan langsung, bahkan ia meminta maaf kepada kedua Capres jika ada kesalahan yang dia buat, saat menyampaikan pernyataan tertutup," tutur Vishnu.

Ganjar, katanya, juga berhati-hati untuk tidak melakukan serangan pribadi terhadap Prabowo. Ganjar mencoba menyerang Prabowo terkait kebijakan makan gratis yang dianggapnya tidak tepat sasaran dan tidak menyelesaikan masalah stunting.

"Tanya jawab antara Prabowo dan Ganjar serta sebaliknya, tidak sepanas ketika Anies dan Ganjar memberi nilai rendah terhadap kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dalam debat capres kedua," kata Vishnu.

Dalam upaya untuk menarik perhatian kelompok pemilih tertentu, menurutnya, masing-masing capres mencoba menyampaikan pesan yang relevan.

Anies berfokus pada isu pendidikan dan berusaha mendapatkan dukungan dari kelompok guru dengan menyuarakan keprihatinan terhadap puluhan ribu guru yang masih berstatus honorer dan 1,6 juta guru yang belum tersertifikasi.

Ganjar mencoba meraih suara dari kelompok buruh dengan mengkritisi Undang-Undang Cipta Kerja yang dianggap perlu direvisi untuk memperhatikan kepentingan kaum buruh.

Sementara Prabowo, katanya, mencoba menarik perhatian kelompok tenaga kesehatan dengan menyinggung kebutuhan akan 140 ribu tenaga Dokter di Indonesia dan menawarkan beasiswa bagi 10 ribu calon dokter untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Vishnu pun berharap debat capres pamungkas ini dapat memberikan gambaran tentang karakter, rekam jejak dan program ketiga capres dalam melaksanakan tugas kepemimpinan di masa mendatang.

Sehingga lanjutnya, pemilih dapat dengan bijak dalam menentukan pilihan mereka dalam pemungutan suara Pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang.

Pilihan Editor: Cerita Rektor Unika Soegijapranata Diminta Buat Video Apresiasi Kinerja Jokowi

Berita terkait

Petinggi PAN Sampaikan Doa Jatah di Kabinet Bertambah, Prabowo: Masuk Itu Barang

13 menit lalu

Petinggi PAN Sampaikan Doa Jatah di Kabinet Bertambah, Prabowo: Masuk Itu Barang

Petinggi PAN menyampaikan doa politik tentang jatah menteri di kabinet dalam Rakornas partainya di Jakarta, yang dihadiri Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo: Kalau Tak Mau Diajak Kerja Sama, Ya Jangan Mengganggu

32 menit lalu

Prabowo: Kalau Tak Mau Diajak Kerja Sama, Ya Jangan Mengganggu

Prabowo Subianto menyinggung pihak-pihak yang tidak mau diajak bekerja sama dalam pemerintahannya nanti.

Baca Selengkapnya

Rakornas Dihadiri Prabowo, Petinggi PAN Doa Dapat Jatah di Kabinet Bertambah

53 menit lalu

Rakornas Dihadiri Prabowo, Petinggi PAN Doa Dapat Jatah di Kabinet Bertambah

Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay dalam doanya di Rakornas, turut membahas jatah menteri untuk partainya di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Hadir di Rakornas PAN, Prabowo Sindir Partai yang Minta Mahar tapi Tak Setia

1 jam lalu

Hadir di Rakornas PAN, Prabowo Sindir Partai yang Minta Mahar tapi Tak Setia

Prabowo memuji kesetiaan PAN mendukungnya sejak Pilpres 2014.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Wacana Presidential Club Prabowo Dibahas Dalam Waktu Dekat

11 jam lalu

Gerindra Sebut Wacana Presidential Club Prabowo Dibahas Dalam Waktu Dekat

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkap pembahasan Presidential Club usulan Prabowo akan dilakukan dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

11 jam lalu

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jawab Kritik Ganjar Soal Politik Akomodasi dalam Wacana Penambahan Kementerian

11 jam lalu

Gerindra Jawab Kritik Ganjar Soal Politik Akomodasi dalam Wacana Penambahan Kementerian

Gerindra menanggapi kritik Ganjar Pranowo soal adanya politik akomodasi jika kabinet Prabowo-Gibran menambah jumlah kementerian.

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Tolak PKS, Fahri Hamzah: Sebab ini Bukan Arisan

12 jam lalu

Alasan Partai Gelora Tolak PKS, Fahri Hamzah: Sebab ini Bukan Arisan

Sebelumnya Partai Gelora kencang menyuarakan penolakan PKS merapat ke Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

12 jam lalu

Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

Analisis pengamat apakah Jokowi masih akan cawe-cawe di pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Prabowo Telah Kantongi Nama Cagub Jakarta dari Internal

14 jam lalu

Gerindra Sebut Prabowo Telah Kantongi Nama Cagub Jakarta dari Internal

Prabowo Subianto telah mengantongi nama kader dari Partai Gerindra untuk maju dalam gelaran Pilgub DKI Jakarta November mendatang.

Baca Selengkapnya