Mengapa PKS Absen dalam Pertemuan dengan Said Aqil di Nasdem Tower?

Reporter

Tika Ayu

Rabu, 10 Januari 2024 00:12 WIB

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Said Aqil Siradj usai silahturahmi. Ia didampingi Wakil Ketum Umum (Waketum) Nasdem, Ahmad Ali dan Waketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid, di Nasdem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Januari 2024. Tika Ayu/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj hari ini mendatangi Nasdem Tower, Kantor DPP Partai Nasdem di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Januari 2024.

Said Aqil tiba di Nasdem Tower pukul 14. 00 WIB. Ia tampak mengenakan batik hijau serta kopiah hitam. Tak banyak komentar yang ia sampaikan kepada jurnalis yang sudah menunggu. Ia hanya berpesan agar pemilu terlaksana dengan damai.

"Oke, oke pemilu damai," ujarnya singkat.

Said Aqil disambut Plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim dan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.

Hermawi mengatakan pertemuan ini hanya silaturahmi biasa tidak ada agenda khusus tertentu.

Advertising
Advertising

"Tidak ada pembahasan. Silahturahmi Ga Bahas debat juga," kata dia.

Sama seperti Hermawi dan Said Aqil, Jazilul pun irit bicara soal agenda pertemuan itu. Dia menyatakan datang ke Nasdem Tower hanya untuk makan siang.

"Makan siang, makan siang," kata Jazilul sambil tertawa.

Said Aqil ingin mengetahui secara langsung tren elektabilitas AMIN

NasDem dan PKB merupakan bagian dari Koalisi Perubahan bersama Partai Keadilan Sejahtera. Koalisi itu mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

Usai pertemuan, Wakil ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali menjelaskan kedatangan Said Aqil sebagai bentuk silahturahmi kepada muridnya. Ali enggan menjelaskan secara detail isi perbincangan mereka, tapi ia tak membantah ada membicarakan urusan politik.

"Kami tidak secara spesifik. Tapi apakah tidak ada urusan politik, ini kantor partai politik, biasanya kantor partai politik berbicara politik, kalau di masjid bicara tentang akhirat," kata dia .

Adapun Said Aqil mengatakan ini merupakan pertama kalinya ia mengunjungi Nasdem Tower. Ia mengatakan ingin tahu secara langsung perkembangan Koalisi Perubahan sebagai pendukung AMIN.

"Saya ingin tahu, dari sumber utama, bukan dari sumber ketiga," kata dia.

Menurut Said Aqil dari informasi yang ia dapat, tren elektabilitas pasangan Anies-Muhaimin terus menaik. .

"Tidak ada yang namanya minder, takut, kecil hati, nggak boleh, harus optimis berdasarkan iman kepada tuhan, disamping usaha keras. Saya menaruh simpati kepada Anies dan Muhaimin," katanya didampingi elite Nasdem dan PKB.

Said Aqil ikut memenangkan Anies-Muhaimin

Said Aqil Siradj, menilai dirinya sebagai bagian kecil dari perjuangan untuk memenangkan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dia pun menukil cerita Nabi Ibrahim yang hendak dibakar oleh Raja Namrud untuk menggambarkan posisi dirinya.

Said Aqil bercerita, ketika Nabi Ibrahim dibakar seluruh hewan berupaya memandamkan api. Hewan seperti gajah, harimau hingga semut membantu. Dia pun mengumpakan dirinya seperti semut yang dianggap kecil dan tidak berdaya tapi berupaya membantu.

"Oleh binatang besar diketawain, kamu ngapain semut ikut niup, apa artinya tiupan kamu itu. Jawaban semut, saya tahu tiupan saya tidak ada artinya, tapi hanya menunjukkan saya berada di pihak mereka," ujar Said.

Said Aqil mengumpamakan dirinya sebagai semut karena dirinya sudah tidak lagi memiliki jabatan pretisius dan dianggap seperti tak berpengaruh dibandingkan sosok gajah yang pengaruhnya besar. Namun ia yakin sudah berada di posisi yang benar.

"Paham kan, kata semut. Saya tahu tiupan saya ini nggak ada artinya dibandingkan tiupannya anda yang besar-besar, gajah, tapi hanya menunjukkan saya semut kecil ini berada di pihak yang benar," ujarnya.

Soal dukungannya kepada pasangan Anies-Muhaimin, Said Aqil Siradj menyatakan menaruh simpati kepada keduanya. Dia menilai sudah berada di jalur yang benar.

"Saya menaruh simpati kepada Anies dan Muhaimin," kata dia.

"Saya kesini ingin mendengar secara langsung sejauh mana prosesnya perjuangan PKB dan Nasdem ini. Karena saya bukan ketua partai, Ketua NU, amatiran lah, saya mantan, sudah mantan," kata dia.

Mengapa elite PKS tak ikut dalam pertemuan dengan Said Aqil?

Menurut Ahmad Ali, absenya perwakilan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pertemuan Said Aqil Siradj karena ia mengundang mantan Ketua Umum PBNU itu sebagai Wakil Ketua Umum Partai Nasdem dan bukan sebagai koalisi.

"Karena saya undang Pak Kiai dalam kapasitas saya sebagai waketum, bukan kapasitas sebagai koalisi," kata Ahmad Ali.

Pilihan Editor: Tak Bisa Huni Kampung Susun, Warga Kampung Bayam Kini Dipolisikan, Nasdem: Heru Budi Tak Punya Empati

Berita terkait

DPRD Jakarta Tetapkan Rancangan KUA-PPAS 2025, Sekolah Negeri dan Swasta Gratis Tahun Depan

18 jam lalu

DPRD Jakarta Tetapkan Rancangan KUA-PPAS 2025, Sekolah Negeri dan Swasta Gratis Tahun Depan

DPRD bersama Pemprov DKI Jakarta telah menetapkan rancangan KUA-PPAS senilai Rp 91,1 triliun. Untuk pendidikan, sekolah negeri dan swasta akan gratis.

Baca Selengkapnya

Suswono Komentari 7 Politisi KIM Plus yang Dukung Pramono Anung, Bestari NasDem: Konsentrasi Jadi Cawagub Saja

1 hari lalu

Suswono Komentari 7 Politisi KIM Plus yang Dukung Pramono Anung, Bestari NasDem: Konsentrasi Jadi Cawagub Saja

Tujuh politikus dari KIM Plus menyatakan mendukung Pramono Anung-Rano di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Terkejut dengan Kasus Tom Lembong: Mudah-mudahan Tak Ada Politisasi

1 hari lalu

Surya Paloh Terkejut dengan Kasus Tom Lembong: Mudah-mudahan Tak Ada Politisasi

Surya Paloh mengatakan penetapan Menteri Perdagangan 2015-2015, Tom Lembong, sebagai tersangka kasus impor gula amat memprihatinkan.

Baca Selengkapnya

Ketika Gus Ipul Bilang bahwa Suasana Rapat Perdana dengan Cak Imin Nyaman dan Tidak Kaku

2 hari lalu

Ketika Gus Ipul Bilang bahwa Suasana Rapat Perdana dengan Cak Imin Nyaman dan Tidak Kaku

Hubungan Gus Ipul dan Cak Imin sempat memanas imbas 'perseteruan' PBNU dan PKB.

Baca Selengkapnya

Dulu Seteru, Cak Imin dan Gus Ipul Rapat Bersama Bahas Penyiapan Program Kerja

2 hari lalu

Dulu Seteru, Cak Imin dan Gus Ipul Rapat Bersama Bahas Penyiapan Program Kerja

Cak Imin dan Gus Ipulsiap bekerja sama dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Bestari Barus NasDem Sebut Ridwan Kamil Tertutup, Buka Peluang Dukung Pramono?

2 hari lalu

Bestari Barus NasDem Sebut Ridwan Kamil Tertutup, Buka Peluang Dukung Pramono?

Bestari menyatakan hingga saat ini dirinya belum mengumumkan secara terbuka arah dukungan di pilkada Jakarta, untuk Ridwan Kamil atau Pramono.

Baca Selengkapnya

Respons Pro Kontra terhadap Guyonan Suswono Soal Janda

3 hari lalu

Respons Pro Kontra terhadap Guyonan Suswono Soal Janda

Guyonan Suswono soal janda kaya menikahi pria pengangguran menuai polemik. Berikut respons yang pro dan kontra.

Baca Selengkapnya

BRIN Ungkap Indeks Pelembagaan Partai Politik: PKS Terlembaga Dibanding Parpol Lain

3 hari lalu

BRIN Ungkap Indeks Pelembagaan Partai Politik: PKS Terlembaga Dibanding Parpol Lain

Tim riset partai politik (parpol) BRIN melaporkan hasil riset mengenai "Indeks Pelembagaan Partai Politik di Indonesia".

Baca Selengkapnya

Bamus Betawi Nilai Tak Ada yang Salah dalam Guyonan Suswono Soal Janda Kaya, Ini Alasannya

3 hari lalu

Bamus Betawi Nilai Tak Ada yang Salah dalam Guyonan Suswono Soal Janda Kaya, Ini Alasannya

Bamus Betawi menyatakan upaya membawa guyonan Suswono soal janda kaya ke ranah hukum sangat mengada-ada.

Baca Selengkapnya

Alasan Wakil Ketua Baleg DPR Usul Prolegnas Disesuaikan dengan Asta Cita Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Alasan Wakil Ketua Baleg DPR Usul Prolegnas Disesuaikan dengan Asta Cita Prabowo-Gibran

Wakil Ketua Baleg DPR menuturkan Prolegnas yang disusun harus berdasarkan aspek kebutuhan, bukan keinginan.

Baca Selengkapnya