Prabowo Subianto Sebut Alutsista era Soekarno Bekas, PDIP Protes
Reporter
Adil Al Hasan
Editor
Febriyan
Senin, 8 Januari 2024 18:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, membantah pernyataan calon presiden (capres) Prabowo Subianto soal alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas di era Presiden Soekarno. Hasto menyatakan tak ada alutsista bekas di era Soekarno dan penggunaannya untuk membantu negara lain merdeka atau melawan penjajahan.
Hasto menyatakan pernyataan Prabowo dalam acara debat capres kemarin itu keliru. Dia pun meminta capres nomor urut tiga itu mengoreksi pernyataannya.
"Jadi, tidak ada yang bekas sehingga kami harapkan Pak Prabowo melakukan koreksi atas pernyataannya tadi malam," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 8 Januari 2024.
Hasto menyebut pada masa Soekarno, Indonesia memiliki alutsista yang luar biasa dan mampu menjalankan misi-misi pembangunan.
"Apa yang disampaikan Pak Prabowo bahwa peralatan-peralatan, alat-alat kita itu adalah bekas, itu tidak benar. Kita tahu bahwa saat itu kita belum lama merdeka. Lalu pada 1955, kita sudah mengadakan Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok," kata Hasto.
Sebut Ganjar-Mahfud akan lanjutkan sistem pertahanan era Soekarno
Hasto mengklaim sistem pertahanan para era Soekarno itu akan dilanjutkan oleh pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud Md dengan membangun kekuatan pertahanan berdasarkan kesadaran geopolitik.
“Atas cara pandang geopolitik, dan melihat kondisi geografis nasional yang muncul dari keterlibatan kita, dan memperjuangkan perjuangan kepentingan nasional yang saat itu diwarnai dengan integrasi Irian Barat dan Papua, sebagai wilayah pertiwi,” kata Hasto
Pada era Soekarno, Hasto menambahkan, Indonesia bahkan mengirimkan kapal selam kelas Whiskey untuk membantu Pakistan berhadapan dengan kolonialisme Inggris.
"Kita kirim kapal selam kelas Whiskey mengapa? Karena Bapak Bangsa Pakistan Muhammad Ali Jinnah itu membantu Indonesia dengan resolusi jihad pada 10 november 1945, begitu banyak pasukan-pasukan dari Gurgha yang kemudian mendukung Indonesia lewat seruan Bapak Bangsa Pakistan tersebut sehingga kita memberikan sumbangsih, maka Bung Karno mendapat gelar pendekar dan pembebas bangsa Islam," kata Hasto.
Selanjutnya, Hasto sebut alutsista era Soekarno berasal dari Yugoslavia
<!--more-->
Tak hanya itu, Hasto menjelaskan alutsista baru yang digunakan Soekarno atau berasal dari Yugoslavia. Alutsista tersebut bahkan dikirimkan Bung Karno untuk membantu Aljazair mendapatkan kemerdekaannya sebagai negara.
"Karena itu, pernyataan Prabowo tentang sistem persenjataan Bung Karno tidak pas dan kami luruskan. Karena inilah termasuk kita mendapatkan pesawat C-130 Hercules karena kedekatan Bung Karno dengan (Presiden AS) John Kennedy dari AS. Maka kita mendapatkan reaktor nuklir itu juga didirikan kerja sama dengan pemerintahan AS pada masa Presiden Keneddy," ujar Hasto.
Prabowo singgung alutsista bekas Soekarno dalam debat capres
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengungkapkan soal alutsista bekas di era Soekarno itu saat mendapatkan gempuran pertanyaan dari calon presiden Anies Baswedan. Anies awalnya menyinggung anggaran sebesar Rp 700 triliun yang dimiliki Kementerian Pertahanan dalam empat tahun terakhir namun hanya mampu membeli alutsista bekas.
Menanggapi pernyataan Anies itu, Prabowo Subianto pun menyatakan bahwa penggunaan alutsista bekas itu sebagai hal yang wajar asalkan masa pakainya masih mencukupi. Dia pun mengingatkan bahwa Indonesia pernah menggunakan alutsista bekas pada era Soekarno.
“Saya ingatkan, Bung Karno waktu menghadapi Irian Barat seluruh alatnya bekas. Seluruh pesawat terbang, kapal selam, kapal perang cruiser, destroyer, semuanya bekas,” ujar Prabowo dalam debat capres kemarin.
Debat capres kemarin malam diikuti oleh Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Ketiganya membahas soal Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik, dan Politik Luar Negeri.