Sejarah Puskesmas dan Janji Politik Ganjar-Mahfud Jika Menang Pilpres 2024

Sabtu, 16 Desember 2023 09:30 WIB

Ilustrasi puskesmas. dok.TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Ganjar Pranowo calon presiden nomor urut 3 menyatakan prihatin ihwal kerugian negara yang disebabkan oleh korupsi. Saat Capres Pemilu 2024 pada Selasa, 12 Desember 2023, Ganjar menyebut kerugian negara yang disebabkan oleh korupsi mencapai angka Rp 230 triliun, angka tersebut menurut Ganjar dapat digunakan untuk membangun sekitar 27 ribu Puskesmas.

"Data ICW menunjukkan sekitar Rp 230 triliun dalam 10 tahun terakhir, kerugian negara itu terjadi. Ini setara kalau kita pakai untuk membuat Puskesmas kira-kira 27 ribu," kata Ganjar Pranowo.

Puskesmas disebut-sebut menjadi prioritas Ganjar-Mahfud dalam membangun infrastruktur kesehatan nasional. Jika terpilih, pasangan nomor urut 3 itu punya janji membuat program satu desa satu Puskesmas. Ganjar-Mahfud juga akan menjamin ketersediaan dokter, tenaga kesehatan, obat esensial, dan percepatan digitalisasi layanan kesehatan atau yang juga disebut dengan telemedicine.

Sejarah Puskesmas

Sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia, Puskesmas memiliki sejarah panjang. Seperti dikutip dari buku berjudul “Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dan Puskesmas” karya La Ode Kamalia, sejarah pendirian Puskesmas di Indonesia dapat dilacak kembali sejak 1930-an.

Advertising
Advertising

Munculnya Puskesmas di Indonesia dipelopori oleh Johanne Leimena dan Abdoel Patah, Johannes Leimena merupakan Menteri Kesehatan yang menjabat saat era Orde Lama. Lebih lanjut, pendirian Puskesmas terinspirasi dari konsep Bandung Plan yang diterapkan oleh Rumah Sakit Zending Imanuel, Bandung, yang merupakan bekas tempat kerja Johannes Leimena.

Bandung Plan merupakan sebuah sistem kesehatan nasional yang mengatur mengenai sistem birokrasi kesehatan nasional. Konsep yang diperkenalkan Leimena pada 1952 itu juga mengatur ihwal pembangunan rumah sakit pusat yang berada di kota hingga pos kesehatan di desa terpencil.

Kendati demikian, konsep tersebut belum mampu direalisasikan pada era Presiden Sukarno karena terbatasnya dana atau biaya. Setelah Presiden Sukarno digantikan oleh Presiden Suharto, gagasan Bandung Plan kembali diangkat oleh Gerrit Augustinus Siwabessy yang merupakan Menteri Kesehatan menjabat pada awal Orde Baru.

Seperti dilansir dari laman Fkm.unair.ac.id, gagasan tersebut disampaikan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional atau Rakerkesnas yang diadakan di Jakarta pada 1968. Setelah itu, teknis pengadaan Puskesmas dibahas kembali pada edisi selanjutnya dari Rakerkesnas, yakni Rakerkesnas II 1969 yang membahas mengenai pembagian Puskesmas berdasarkan kategori tenaga pemimpin dan Rakerkesnas III 1970 yang membahas pembagian Puskesmas berdasarkan wilayah tingkat kerja.

Hingga kemudian, pendirian Puskesmas disetujui dan masuk dalam program Pembangunan Lima Tahun atau Pelita. Pada Pelita II yakni antara 1974 hingga 1979, pemerintah Orde Baru berhasil membangun sekitar 2.000 Puskesmas, pada 1993, jumlah Puskesmas yang berhasil dibangun oleh pemerintah Orde Baru mencapai 6.748 unit di seluruh Indonesia.

RENO EZA MAHENDRA | DEFARA DHANYA PARAMITHA

Pilihan Editor: Gibran Minta Maaf Soal Aksi Bersoraknya Saat Debat Capres Pertama




Berita terkait

Abdul Gani Kasuba Pakai 27 Rekening untuk Tampung Uang Gratifikasi Rp109 Milyar

1 hari lalu

Abdul Gani Kasuba Pakai 27 Rekening untuk Tampung Uang Gratifikasi Rp109 Milyar

Mantan Gubenur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba, didakwa menerima gratifikasi dari Kepala OPD dan PNS di lingkungan Pemprov Maluku Utara

Baca Selengkapnya

Mardani Ali Sera Usul Pilpres Didahulukan Sebelum Pileg

1 hari lalu

Mardani Ali Sera Usul Pilpres Didahulukan Sebelum Pileg

Politikus PKS Mardani Ali Sera mengusulkan agar pelaksanaan Pilpres didahulukan, setelah itu baru digelar pemilihan legislatif.

Baca Selengkapnya

Eks Gubernur Maluku Utara Tampung Uang Suap dan Gratifikasi Rp 100 Miliar Lebih di 27 Rekening

1 hari lalu

Eks Gubernur Maluku Utara Tampung Uang Suap dan Gratifikasi Rp 100 Miliar Lebih di 27 Rekening

Eks Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba menjalani sidang dakwaan di PN Ternate. Puluhan rekening penampung dipegang ajudan.

Baca Selengkapnya

Sandra Dewi Penuhi Panggilan Kejaksaan Agung, Disebut Datang Lewat Basement

1 hari lalu

Sandra Dewi Penuhi Panggilan Kejaksaan Agung, Disebut Datang Lewat Basement

Sandra Dewi disebut disebut datang ke ruang pemeriksaan Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khsusus lewat basement Gedung Kartika.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Tersangka Sekjen DPR Indra Iskandar dalam Kasus Korupsi Rumah Jabatan

1 hari lalu

KPK Periksa Tersangka Sekjen DPR Indra Iskandar dalam Kasus Korupsi Rumah Jabatan

KPK memeriksa Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa rumah jabatan.

Baca Selengkapnya

Helena Lim Susul Sandra Dewi Diperiksa Kejaksaan Agung soal Korupsi Timah Hari Ini

1 hari lalu

Helena Lim Susul Sandra Dewi Diperiksa Kejaksaan Agung soal Korupsi Timah Hari Ini

Crazy Rich PIK Helena Lim diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi timah. Menyusul Sandra Dewi yang tiba sejak pagi.

Baca Selengkapnya

Sandra Dewi Diperiksa Kejaksaan Agung Mengenakan Pakaian Serba Hitam

1 hari lalu

Sandra Dewi Diperiksa Kejaksaan Agung Mengenakan Pakaian Serba Hitam

Dalam sebuah foto yang dibagikan Kejaksaan Agung, Sandra Dewi tampak menjalani pemeriksaan dengan mengenakan pakaian serba hitam.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Kembali Panggil Sandra Dewi sebagai Saksi Korupsi Timah Hari Ini

1 hari lalu

Kejaksaan Agung Kembali Panggil Sandra Dewi sebagai Saksi Korupsi Timah Hari Ini

Penyidik Jampidsus Kejaksaan Agung kembali menjadwalkan pemeriksaan Sandra Dewi, istri dari Harvey Moeis, tersangka korupsi tata niaga Timah hari ini.

Baca Selengkapnya

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

2 hari lalu

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

Sadikin Rusli mengaku tidak mengetahui kode 'Garuda' digunakan untuk Mantan Direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera dalam korupsi BTS Kominfo.

Baca Selengkapnya

Profil Rahmady Effendi, Kepala Bea Cukai Purwakarta yang Disebut Punya Harta Tak Wajar

2 hari lalu

Profil Rahmady Effendi, Kepala Bea Cukai Purwakarta yang Disebut Punya Harta Tak Wajar

Ini profil Rahmady Effendi Hutahaean, Kepala Bea Cukai Purwakarta yang disebut memiliki bisnis pribadi dan harta tak wajar hingga Rp60 miliar.

Baca Selengkapnya