Butet Kartaredjasa Tegaskan Polisi Harusnya Panggil Dia atau Agus Noor soal Intimidasi Pentas Teater, Bukan Staf

Kamis, 7 Desember 2023 15:08 WIB

Butet Kartaredjasa dalam pertunjukan seni teater "Indonesia Kita" lakon Orang-orang Berbahaya, ditulis dan disutradarai oleh Agus Noor, di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 17 November 2022. Dalam pertunjukan ini terdapat beberapa pemain yang merupakan publik figur diantaranya, Cak Lontong, Akbar Marwoto, Nasirun, Inaya Wahid Bonita, dll. TEMPO/MAGANG/Abdullah Syamil Iskandar

TEMPO.CO, Jakarta - Seniman Butet Kartaredjasa menyayangkan pemanggilan staf administrasi pentas teaternya, Indah, oleh Polda Metro Jaya. Menurut Butet, Indah sama sekali tak tahu dan tak menyangka kalau harus memberikan pernyataan di depan pers.

Menurut dia, Indah pada awalnya menolak untuk memperikan keterangaan pers. Tapi, Polda Metro Jaya meminta Indah untuk bicara di depan pers. “Ini justru menimbulkan suasana intimidasi yang lain,” ujar Butet Kartaredjasa, Kamis, 7 Desember 2023.

Menurut dia, bukan kapasitas Indah memberikan penjelasan tentang apa yang para pemain pertunjukan rasakan mengenai intimidasi. Sementinya bila ada pemanggilan atau keharusan memberikan penyataan pers, kata Butet, merupakan wewenangnya selalu penanggungjawab dan Agus Noor sebagai penulis naskah sekaligus sutradara.

Butet menegaskan intimidasi bukanlah di proses perizinan, tetapi pada isi surat pernyataan yang harus ditandatangani. Poin tersebut, kata dia, mengintimidasi para aktor teater. Pemain teater gelisah, tidak nyaman, dan berhati-hati. "Mereka merasakan suasana yang intimidatif karena tak bebas untuk berekspresi di panggung," ujarnya.

Menurut Butet, pembatasan agar tidak mengangkat unsur politik bahkan membuat sebagian pemain berniat mengundurkan diri. Menurut dia, selama latihan mempersiapkan pementasan, pemain sangat berhati-hati. Seperti ada rambu-rambu tak jelas yang membuat mereka harus waspada, apakah nanti ada dialog yang dianggap mengandung unsur politik yang bisa mengakibatkan sesuatu pada pementasan itu.

Advertising
Advertising

Sebagian pendukung pentas yang merupakan anak muda bahkan khawatir dengan pembatasan itu. Anak-anak muda itu berkeluh kesah. Kepada Agus Noor, penonton muda itu menyatakan khawatir terjadi sesuatu dengan pementasan itu.

Suasana itulah yang membuat pendukung pentas seperti kembali merasakan adanya kontrol yang mengingatkan pada suasana semasa Orde Baru. Selama rezim Orde Baru berkuasa, ada kontrol dan pengawasan atas pentas-pentas teater. “Itulah yang kemudian dinyatakan oleh Butet Kartaredjasa sebagai seperti kembali datangnya Orde Baru,” kata Agus Noor.

Pilihan Editor: Dugaan Intimidasi Polisi dalam Pentas Butet Kartaredjasa, Agus Noor: Staf Tak Paham Intimidasi

Berita terkait

ISESS Beberkan Isu Penting yang Perlu Masuk di Revisi UU Kepolisian

14 jam lalu

ISESS Beberkan Isu Penting yang Perlu Masuk di Revisi UU Kepolisian

ISSES menilai ada banyak persoalan lain yang lebih penting untuk dibahas dan dimasukkan dalam revisi UU Kepolisian, selain batas usia polisi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Narkoba di Citeureup Bogor Sasar Surabaya dan Kalimantan

14 jam lalu

Pabrik Narkoba di Citeureup Bogor Sasar Surabaya dan Kalimantan

Setiap bulan, pabrik narkoba skala rumahan di Citeureup Kabupaten Bogor ini disebut dapat memproduksi narkotika hingga ribuan tablet.

Baca Selengkapnya

Polisi Gerebek Pabrik Narkoba di Kabupaten Bogor, Ketua RT Cerita Dikamuflase Sebagai Bengkel

15 jam lalu

Polisi Gerebek Pabrik Narkoba di Kabupaten Bogor, Ketua RT Cerita Dikamuflase Sebagai Bengkel

Dari rumah yang dijadikan pabrik narkoba itu, polisi menyita barang bukti PCC 1.215.000 tablet, 1.024.000 hexymer, dan 210.000 tablet warna putih.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Pabrik Narkoba di Kabupaten Bogor, Sita 2,5 Juta Tablet PCC dan Hexymer

17 jam lalu

Polisi Ungkap Pabrik Narkoba di Kabupaten Bogor, Sita 2,5 Juta Tablet PCC dan Hexymer

Polisi mengungkap pabrik narkoba PCC dan hexymer di Kampung Legok Ratih, Kabupaten Bogor. Sita 2,5 juta tablet.

Baca Selengkapnya

Intimidasi dan Pembubaran Paksa People's Water Forum Menuai Kritik, Polda Bali Mengungkit Masalah Izin Acara

20 jam lalu

Intimidasi dan Pembubaran Paksa People's Water Forum Menuai Kritik, Polda Bali Mengungkit Masalah Izin Acara

Polda Bali belum menerima laporan resmi ihwal insiden intimidasi dan pembubaran paksa acara People's Water Forum. Kegiatan dianggap tak berizin.

Baca Selengkapnya

Reformasi 1998: Salim Said Sebut Amerika Serikat Sudah Tau Sehari Sebelum Soeharto Lengser

20 jam lalu

Reformasi 1998: Salim Said Sebut Amerika Serikat Sudah Tau Sehari Sebelum Soeharto Lengser

Salim Said menceritakan mendapat telepon William Liddle di AS mengkonfirmasi sehari sebelum Soeharto lengser, kabar itu sudah tersebar di AS.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Polda Bali soal Adanya Intimidasi Terhadap The People's Water Forum oleh Ormas PGN

22 jam lalu

Tanggapan Polda Bali soal Adanya Intimidasi Terhadap The People's Water Forum oleh Ormas PGN

Polda Bali menanggapi adanya intimidasi dan pembubaran kegiatan The People's Water Forum di Bali, tandingan World Water Forum 2024.

Baca Selengkapnya

Dituding Langgar Imbauan Lisan Pj Gubernur Bali, People's Water Forum 2024 Alami Intimidasi dan Dipaksa Bubar

1 hari lalu

Dituding Langgar Imbauan Lisan Pj Gubernur Bali, People's Water Forum 2024 Alami Intimidasi dan Dipaksa Bubar

The People's Water Forum (PWF) 2024 kembali mengalami intimidasi dan pemaksaan pembubaran. Dituding langgar imbauan Pj Gubernur Bali.

Baca Selengkapnya

Pentas Rebon di Taman Budaya Yogyakarta Hadir Lagi, Campuran Seni Ketoprak, Teater, dan Dagelan Mataraman

1 hari lalu

Pentas Rebon di Taman Budaya Yogyakarta Hadir Lagi, Campuran Seni Ketoprak, Teater, dan Dagelan Mataraman

Pentas Rebon kolaborasi pertunjukan seni ketoprak, teater dan Dagelan Mataraman dari komunitas budaya kabupaten/kota di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan terhadap Wacana DPR akan Bahas Lagi Revisi UU TNI

1 hari lalu

Ragam Tanggapan terhadap Wacana DPR akan Bahas Lagi Revisi UU TNI

Rencana revisi UU TNI dinilai mencerminkan keinginan mengembalikan masa kejayaan TNI di era Orde Baru.

Baca Selengkapnya