Walhi: Generasi Muda Hanya Dimanfaatkan jadi Alat Politik

Jumat, 24 November 2023 08:12 WIB

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Zenzi Suhadi, Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika, Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Muhammads Ishnur, dan Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Erasmus Cahyadi, dalam konferensi pers pada acara Konferensi Tenurial 2023 di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Senin, 16 Oktober 2023. TEMPO/Defara Dhanya

TEMPO.CO, Jakarta - Kajian Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyatakan bonus demografi seharusnya menjadi kekuatan untuk memperkuat demokrasi demi mencapai visi Indonesia Emas 2045. Namun kata Walhi, sayangnya, generasi muda hanya dimanfaatkan sebagai alat politik untuk mendukung ambisi kelompok elite yang berkuasa.

"Hal ini membuat orang muda merasa dikhianati. Sementara itu, masyarakat adat, petani, nelayan, dan keluarga berpenghasilan rendah semakin terpinggirkan oleh krisis iklim dan bencana ekologis," kata Kepala Divisi Keterlibatan Publik Walhi Adam Kurniawan, dalam keterangan tertulis, Kamis, 23 November 2023.

Adam menjelaskan, krisis iklim dan bencana ekologis merupakan isu global yang mendapatkan perhatian besar dari orang muda. Indonesia, sebagai negara kepulauan, adalah salah satu negara paling terdampak oleh perubahan iklim. Namun, keprihatinan generasi muda belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

"Ironisnya, pemerintah justru menerbitkan kebijakan-kebijakan yang mendukung perusahaan yang merusak lingkungan, salah satunya adalah UU Cipta Kerja," kata dia. Saat ini kesadaran orang muda tercurah pada krisis ekologis. Kesadaran ini bertumbuh seiring dengan gerakan pendidikan yang dialektis dan akses informasi terbuka lebar.

Kajian Walhi pada 2020, mengenai persepsi orang muda terhadap kejahatan lingkungan di 7 provinsi, mengungkapkan sebanyak 73 persen generasi muda memiliki perhatian atau sering terlibat dalam penyelamatan lingkungan. Sebanyak 97 persen anak muda menyatakan pernah membantu korban terdampak bencana ekologis seperti kebakaran hutan, banjir dan tanah longsor.

Advertising
Advertising

"Inisiatif gerakan ini terus muncul baik dengan mengorganisasikan diri melalui tindakan kolektif maupun secara individual. Perkembangan media sosial semakin memungkinkan gerakan ini terus tumbuh, membangun gerakan solidaritas semakin luas," tutur Adam. Kaum muda menjadi kelompok paling resah dengan kerusakan planet bumi.

Survei People's Climate Vote yang digelar United Nations Development Programme (UNDP) pada Januari 2021 yang dilakukan di 50 negara dengan 1,2 juta responden, mengungkap fakta hampir 70 persen anak di bawah 18 tahun percaya krisis iklim adalah keadaan darurat global.

Sementara berusia 18-35 percaya krisis iklim dan keadaan darurat global mencapai angka 65 persen. Selanjutnya berusia 36-59 sebesar 66 persen, dan 58 persen dari mereka yang berumur di atas 60 tahun. Selanjutnya, 59 persen dari semua kelompok umur menyebut krisis iklim sebagai darurat global dan harus segera melakukan sesuatu yang diperlukan.

"Mengapa anak-anak muda begitu resah dengan krisis iklim? Jawaban paling dominan adalah, pada masa akan datang mereka akan mewarisi bumi yang rusak akibat pembangunan ditentukan oleh generasi yang saat ini memegang kepemimpinan politik, baik di tingkat nasional maupun global," kata Adam.

Dia menjelaskan, pilihan pembangunan dan pengelolaan beragam sumber daya alam oleh generasi saat ini, akan memberikan dampak sangat panjang dan luas bagi generasi masa depan. Daya dukung dan daya tampung planet bumi sangat penting untuk kelangsungan hidup generasi hari ini dan generasi akan datang, yang dinamakan dengan keadilan antargenerasi.

Tingginya perhatian orang muda pada akhirnya terkait langsung dengan keresahan yang dia hadapi. Hal itu kemudian, kata dia, mewujud menjadi tindakan solidaritas terhadap gerakan perjuangan masyarakat sipil dari berbagai bentuk, seperti kampanye, pendampingan terhadap korban, litigasi, literasi kampus, seminar, dan lainnya.

Indonesia, dia menjelaskan, akan mengalami puncak bonus demografi pada 2030. Mengutip United Nations Population Fund, bonus demografi adalah kondisi ketika masyarakat berusia produktif lebih banyak dari masyarakat berusia non-produktif. Atau jumlah masyarakat berusia produktif itu menguasai 70 persen populasi suatu negara.

Pada 27-29 Oktober 2023, menandai peringatan Sumpah Pemuda ke-95, seratus pemuda bersemangat dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul di Pusat Pendidikan WALHI, Caringin, Bogor. Mereka berkumpul untuk menggali semangat perjuangan para pendahulu yang mencetuskan Sumpah Pemuda, sambil mencermati tantangan besar yang dihadapi bangsa hari ini.

Kawula Muda masa kini dengan semangat yang sama, bertekad mengonsolidasikan kekuatan dan bersama-sama menghadapi krisis iklim dan ekologis. Kegiatan ini diberi tajuk “Konsolidasi Nasional Orang Muda Pulihkan Indonesia”. Konsolidasi tersebut menghasilkan butir-butir kesepakatan yang tertuang dalam “Piagam Orang Muda Pulihkan Indonesia”.

"Piagam Orang Muda Pulihkan Indonesia adalah kristalisasi dari komitmen orang muda untuk membalikkan gap antara kebijakan pemerintah yang jauh dari akar persoalan dengan mimpi orang muda," kata dia.

Memastikan piagam tersebut bisa mendapatkan perhatian serius dari para pengambil kebijakan dan calon presiden yang akan bertarung pada pemilihan presiden 2024, orang muda akan Kembali berkumpul pada 25 November dan menggelar Konferensi Orang Muda. Konferensi itu bertajuk "Memimpin Perwujudan Cita-cita Bangsa, Merebut Masa Depan".

Adam mengatakan, agenda tersebut direncanakan dihadiri tiga calon preisden Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. "Pada Konferensi ini tiga calon presiden diundang untuk mendengarkan secara langsung gagasan orang muda mengenai masa depan Indonesia," ucapnya.

Saat itu juga para peserta anak muda tersebut akan menuntut pemerintahan yang terpilih pada Pemilu 2024 menjadikan Piagam Orang Muda pulihkan Indonesia sebagai dasar utama dalam pembentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2025. "Demi mencapai visi Indonesia Pulih 2045," kata dia.

Pilihan Editor: Prabowo Bakal Bicara di Dialog Publik PP Muhammadiyah Pagi Ini, Gibran Batal Hadir

Berita terkait

Pakar Hukum Sebut Tak Bisa Sembarangan Terbitkan Perppu untuk Tambah Kementerian

4 jam lalu

Pakar Hukum Sebut Tak Bisa Sembarangan Terbitkan Perppu untuk Tambah Kementerian

Tidak ada kegentingan yang memaksa untuk menerbitkan Perppu demi mengakomodir penambahan kementerian.

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo: Jadi Oposisi Prabowo Sikap Pribadi, Bukan Partai

9 jam lalu

Ganjar Pranowo: Jadi Oposisi Prabowo Sikap Pribadi, Bukan Partai

Ganjar Pranowo menyatakan pernyataan bakal menjadi oposisi Prabowo tidak mewakili PDIP yang menaungi dirinya.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Soroti Potensi Masalah Sirekap di Pilkada, Ini Sederet Polekmiknya

9 jam lalu

Hakim MK Soroti Potensi Masalah Sirekap di Pilkada, Ini Sederet Polekmiknya

Hakim MK Arief Hidayat mewanti-wanti KPU soal permasalahan Sirekap di pilkada 2024. Arief mencontohkan Sirekap juga sempat menjadi polemik dalam sengketa pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

11 jam lalu

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

Yustinus Prastowo mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memerintahkan Sri Mulyani berkomunikasi dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

MK Bacakan Putusan Dismissal Sengketa Pileg pada 21-22 Mei

20 jam lalu

MK Bacakan Putusan Dismissal Sengketa Pileg pada 21-22 Mei

MK akan memberi tahu kelengkapan tambahan yang dibutuhkan dari pemohon jika perkara mereka lanjut ke pembuktian berikutnya setelah dismissal.

Baca Selengkapnya

Diisukan Jadi Menteri Keuangan, Budi Gunadi Malah Ingin jadi Menteri Penerangan

20 jam lalu

Diisukan Jadi Menteri Keuangan, Budi Gunadi Malah Ingin jadi Menteri Penerangan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuka suara soal isu dirinya yang akan jadi menteri keuangan dalam kabinet pemerintahan baru

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

1 hari lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

1 hari lalu

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

Mahfud Md mengatakan Pilpres 2024 secara hukum konstitusi sudah selesai, tapi secara politik belum karena masih banyak yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pola Kecurangan Pemilu Sudah Berubah, Kini Kembali Melibatkan Negara

1 hari lalu

Mahfud Md: Pola Kecurangan Pemilu Sudah Berubah, Kini Kembali Melibatkan Negara

Mahfud Md menyebut curangan pemilu saat ini bentuknya mirip dengan pemilu yang belangsung era Orde Baru, karena pemenang telah ditentukan.

Baca Selengkapnya

Bappenas Pastikan Pelajar PAUD dan SD Dapat Makan Siang Gratis Tahun Depan, Jumlahnya Capai 38 Juta Siswa

1 hari lalu

Bappenas Pastikan Pelajar PAUD dan SD Dapat Makan Siang Gratis Tahun Depan, Jumlahnya Capai 38 Juta Siswa

Bappenas mengatakan fokus pemerintah menjalankan program makan siang gratis ialah menurunkan tingkat kekurangan gizi pada anak.

Baca Selengkapnya