PKS Bicara Soal Konflik Pulau Rempang hingga Wadas: Tak Ada Proses Terburu-buru yang Menghasilkan Kebaikan

Sabtu, 30 September 2023 06:48 WIB

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengungkapkan cukup sedih dengan peristiwa konflik agraria di Pulau Rempang, Batam. Dia merasa pemerintah seperti tidak belajar dari Proyek Strategis Nasional era Jokowi yang sudah berjalan seperti pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Wadas, Pulau Rempang, Air Bangis, dan bahkan ada beberapa lokasi lainnya yang sudah terdaftar sebagai PSN.

"Cerita sedih ini terjadi, dan saya ingin ngangkat pembangunan itu bukan tentang pertumbuhan ekonomi, bukan tentang berapa billion US dollar investasi masuk, bukan tentang berapa pendapatan perkapita, tetapi konstitusi menegaskan kita harus melindungi segenap bangsa, itu kewajiban nomor satu, every single of our citizen itu punya hak," kata Mardani dalam diskusi Indonesia Leaders Talk di PKSTV pada Jumat malam, 29 September 2023.

Oleh karena itu, ia menilai pemerintah tidak boleh berpihak kepada satu sisi karena keadilan wajib ditegakkan. Mardani menegaskan bahwa negeri Ini bukan untuk para investor saja, bukan untuk pertumbuhan ekonomi saja, tetapi yang utama haruslah dalam fungsi melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tiga Poin yang Diminta

1. Negara Harus Hadir Untuk Rakyat

Ia menegaskan, negara harus membela rakyat, jika memang ada warga yang tidak memiliki sertifikat tanah, pemerintah harusnya membantu pengurusan serifikat. "Kalau ada cerita mereka enggak ada serifikat, ya disertifikatkan negara yang aktif, kalau tidak ada anggarannya kami di Komisi II (DPR) siap berjuang untuk mewujudkan anggaran itu, jangan hal yang asasi dikalahkan oleh hal yang sifatnya administratif, administratif mah datang belakangan," jelasnya.

Advertising
Advertising

Menurutnya, hal yang bersifat administratif harusnya digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi untuk rakyat dan bukan malah sebaliknya, misalnya, menjadi alat untuk menggusur rakyat, apalagi menyengsarakan rakyat. "Tetapi PSN ini banyak yang timbul, apalagi kalau kita melihat Pulau Rempang, persetujuannya baru Agustus seingat saya 2023 dan langsung aksi. Kasihan sekali masyarakat, karena masyarakat itu bukan sekedar pindah, ada sejarah yang dicabut, ada akar yang dicabut, ada budaya yang hilang, ada kenangan yang hilang," kata dia.

Selanjutnya 2. Transparansi Akuntabilitas...

<!--more-->

2. Transparansi Akuntabilitas

Anggota Komisi II DPR itu menjelaskan bahwa ia tidak menolak investasi. Namun saat ini investasi itu jika melihat dari negara-negara di Eropa, ada eco labeling, eco deforestasi, tidak merusak, climate change dan sebagainya. Artinya persyaratan-persyaratan investasinya harusnya sesuai dengan standar Green development, standar yang eco friendly, eco society dan eco society friendly.

"Nah di sini, transparansi akuntabilitas sangat dibutuhkan, tidak ada proses yang terburu-buru yang menghasilkan kebaikan, kalau kata baginda nabi, terburu-buru itu datangnya dari setan dan karena itu pasti membawa keburukan, dan karena itu musyawarah mendengar kemudian mencari solusi terbaik mestinya dilakukan," terang Mardani.

Menurutnya, kasus-kasus yang sudah terjadi sebelumnya harus dibongkar dan harus diusut untuk mengetahui siapa dalangnya dan pelakunya, agar jangan sampai membiarkan hukum tajam kemana dan tumpul kemana.

3. Kontrak Politik untuk Capres dan Cawapres

Mardani mengajak masyarakat untuk menilai seluruh capres dan cawapres soal tawaran masing-masing pihak untuk kasus yang menimbulkan dilema pembangunan dengan suara rakyat. Menurutnya, calon presiden dan wakilnya harus jelas dan tegas.

"Seperti apakah calon presiden, calon wakil presiden kita ke depannya menyelesaikan masalah ini, tidak bisa masalah ini dibiarkan karena satu nyawa itu mahal, ada masa depan yang dihilangkan, ada hak yang dihilangkan dan juga ada kesempatan yang dihilangkan karena itu, ini harus dijadikan kontrak politik yang jelas," ujarnya.

Ia meminta masyarakat untuk menanyakan ke semua capres dan cawapres apa perspektif dan kebijakan mereka soal PSN ke depannya, seperti apa desainnya. Dia menilai ini sangat diperlukan, sehingga nanti dapat mengikat siapa pun pemimpin masa depan agar memiliki perspektif yang sesuai dengan konstitusi.

NUR KHASANAH APRILIANI

Pilihan Editor: Awal Mula Penyebab Konflik Proyek Rempang dan Janji Pemerintah

Berita terkait

Alasan Partai Gelora Tolak PKS, Fahri Hamzah: Sebab ini Bukan Arisan

55 menit lalu

Alasan Partai Gelora Tolak PKS, Fahri Hamzah: Sebab ini Bukan Arisan

Sebelumnya Partai Gelora kencang menyuarakan penolakan PKS merapat ke Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

1 jam lalu

Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

Analisis pengamat apakah Jokowi masih akan cawe-cawe di pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

5 jam lalu

Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

Sespri Iriana Sendi Fardiansyah melakukan sejumlah upaya dalam mempersiapkan diri maju dalam pemilihan wali kota Bogor. Begini kisahnya

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

5 jam lalu

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

Mantan Komisioner KPK Busyro Muqoddas mendesak Pansel KPK tahun ini tidak sepenuhnya ditunjuk Jokowi

Baca Selengkapnya

Soal Penolakan Gelora, PKS Sebut Diterima atau Tidak Urusan Prabowo

5 jam lalu

Soal Penolakan Gelora, PKS Sebut Diterima atau Tidak Urusan Prabowo

Saat ini, PKS dan pihak Prabowo masih terus berkomunikasi dua arah untuk membahas proses yang masih berjalan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Ungkap Alasan Tidak Satu Perahu Lagi dengan PKS di Pilkada Depok 2024

5 jam lalu

Demokrat Ungkap Alasan Tidak Satu Perahu Lagi dengan PKS di Pilkada Depok 2024

Ketua DPC Partai Demokrat Depok Edi Sitorus mengungkapkan alasan tidak lagi satu perahu dengan PKS pada Pilkada Depok 2024

Baca Selengkapnya

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

5 jam lalu

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

Kapal perang Amerika Serikat berlayar melintasi Selat Taiwan pada Rabu, 8 Mei 2024, atau kurang dari dua pekan sebelum presiden Taiwan yang baru

Baca Selengkapnya

Merawat Tradisi Halabihalal Melayu di Pulau Rempang, dari Berarak hingga Lempar Pulut Kuning

5 jam lalu

Merawat Tradisi Halabihalal Melayu di Pulau Rempang, dari Berarak hingga Lempar Pulut Kuning

Tradisi halalbihalal Pulau Rempang dilakukan dengan mengusung tradisi Melayu. Ada pesan penolakan relokasi karena PSN Rempang Eco-city.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaanya di Bidang Legislatif

6 jam lalu

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaanya di Bidang Legislatif

Presiden Indonesia ikut dalam semua aktivitas legislasi mulai dari perencanaan, pengusulan, pembahasan, persetujuan hingga pengundangan.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Politikus PSI dan Golkar Hadir di Deklarasi Koalisi Sama-sama Pilkada Depok

6 jam lalu

Sejumlah Politikus PSI dan Golkar Hadir di Deklarasi Koalisi Sama-sama Pilkada Depok

Enam parpol membentuk koalisi Sama-sama di Pilkada Depok 2024 untuk menggusur dominasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Baca Selengkapnya