Jabatannya Dicopot gegara Bentak Kader PDIP, Eks Ketua DPC Gerindra Semarang Bilang Begini
Reporter
Jamal Abdun Nashr
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Senin, 11 September 2023 11:08 WIB
TEMPO.CO, Semarang - Majelis Kehormatan Partai Gerindra resmi mencopot Joko Santoso dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Gerindra Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Ahad kemarin, 10 September 2023, karena membentak kader PDIP.
Menurut Joko, apa yang dia lakukan sebelumnya merupakan bentuk loyalitas dan tanggung jawab terhadap Partai Gerindra. Namun dia menyatakan menerima segala keputusan partai.
"Saya sebagai kader partai akan taat dan patuh terhadap putusan yang diambil DPP melalui Mahkamah Kehormatan Partai," ujar Joko pada Senin, 11 September 2023.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Semarang itu juga meminta maaf kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Mohon maaf kepada Pak Prabowo, pimpinan partai, dan semua struktur dan stakeholder partai atas ketidaknyamanan yang saya lakukan," tuturnya.
Dicopot gegara bentak kader PDIP
Sebelumnya, Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan Joko telah diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Gerindra Kota Semarang, Jawa Tengah. Joko, menurut Habiburokhman, mengaku telah membentak kader PDIP Suparjianto.
"Beliau tadi dalam pengakuannya, mendatangi rumah kader PDIP. Masuk, kemudian juga membentak-bentak. Diakui sendiri, nah itu sudah cukup bagi kami untuk menjatuhkan putusan bahwa yang bersangkutan bersalah dan diberikan sanksi cukup berat. Diberhentikan sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang," ujar Habiburokhman usai sidang di DPP Partai Gerindra, Ahad kemarin, 10 September 2023.
Menurut dia, lima anggota majelis termasuk dirinya, sepakat Joko bersalah dan melanggar Pasal 68 Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Gerindra yaitu soal jati diri kader Gerindra yang harus berperilaku sopan, rendah hati, dan disiplin.
"Disiplin itu termasuk dalam mengendalikan emosi. Masa sih gara-gara soal bendera bisa mendatangi orang, membentak-bentak. Itu kan sangat tidak dibenarkan," katanya.
Selanjutnya: Terkait tuduhan Joko melakukan pemukulan…
<!--more-->
Terkait tuduhan Joko melakukan pemukulan, Habiburokhman menyatakan pihaknya tak akan masuk ke ranah itu. Dia menyatakan bahwa hal itu merupakan ranah pidana. Selain itu, dia juga menyatakan terdapat dua versi kesaksian soal apakah terjadi pemukulan atau tidak.
"Jadi ada dua versi, kalau kami baca di media, ada yang mengatakan terjadi penganiayaan sementara ada versi lain, beberapa saksi mengatakan tidak terjadi kontak fisik. Kami tidak punya kewenangan untuk menilai keduanya, kami serahkan supaya agar nanti aparat penegak hukum bisa bekerja secara profesional. Jika memang bersalah dinyatakan bersalah, tapi jika tidak bersalah jangan dinyatakan bersalah," ujarnya.
Menurutnya, penyelidikan harus sesuai dengan bukti-bukti yang ada dan Gerindra akan mengawal bersama-sama penyelidikan tersebut.
Meskipun dicopot dari jabatannya, Habiburokhman menyatakan bahwa Joko masih merupakan kader partainya. Sebab, menurut dia, sanksi terhadap Joko sudah cukup berat.
Adapun kasus ini bermula dari seorang kader PDIP Kota Semarang Suparjianto yang mengaku dipukul oleh Joko. Awalnya Suparjianto memasang bendera PDIP di sebuang gang di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat malam, 8 September 2023.
Setelah memasang bendera, Suparjianto pulang. Joko lantas mendatangi rumahnya dan terjadi cekcok antara keduanya. Dalam pengakuannya lewat rekaman video, Suparjianto mengaku dipukul hingga pipinya bengkak.
Joko menampik telah memukul Suparjianto. Dia mengaku datang ke rumah Suparjianto hanya menanyakan mengapa memasang bendera di Gang Garuda RT 3 RW 4 Kelurahan Bandarharjo sekitar tempat tinggalnya. "Tidak ada pemukulan," sebut Joko.
JAMAL ABDUN NASHR | ALIFYA SALSABILA NOVANTI
Pilihan Editor: Gerindra Berhentikan Ketua DPC Kota Semarang, Habiburokhman: Karena Bentak Kader PDIP
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.