Kolaborasi Cipto Mangunkusumo dan Sukarno Dirikan PNI 96 Tahun Lalu

Selasa, 4 Juli 2023 20:25 WIB

Cipto Mangunkusumo.

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Nasional Indonesia (PNI) merupakan salah satu partai politik yang memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kisah berdirinya PNI diwarnai oleh semangat perjuangan dan nasionalisme para tokoh pergerakan pada masa itu.

Sejarah berdirinya PNI

Pada 4 Juli 1927, tonggak sejarah tercipta dengan berdirinya Perserikatan Nasional Indonesia. Partai ini didirikan oleh sejumlah tokoh pergerakan yang memiliki visi yang sama untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Kelahiran PNI dipicu oleh situasi sosial politik yang kompleks pada masanya. Pemberontakan PKI pada tahun 1926 menjadi penyulut semangat untuk membentuk kekuatan baru dalam menghadapi pemerintahan kolonial Belanda.

Pemilihan tanggal 4 Juli sebagai hari berdirinya PNI pun memiliki makna tersendiri. Tanggal tersebut menurut situs Dinas Kebudayaan Yogyakarta terinspirasi oleh Hari Kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli 1776.

Advertising
Advertising

Dalam buku "Mengabdi Republik" karya Adam Malik, diketahui bahwa pemilihan tanggal tersebut mengandung simbolisme perjuangan untuk meraih kemerdekaan seperti yang telah dicapai oleh bangsa Amerika Serikat.

Sebuah artikel ilmiah dari Universitas Mahasaraswati Denpasar menyebutkan, beberapa tokoh penting yang terlibat dalam pembentukan PNI antara lain Sukarno, Cipto Mangunkusumo, Sartono, Iskak Cokroadisuryo, Anwari, dan Sunaryo. Melalui pergerakan ini, mereka berupaya untuk menyatukan kekuatan dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan bagi rakyat Indonesia.

PNI juga mendapatkan dukungan dari para pelajar yang tergabung dalam Algemeene Studie Club (ASC) yang dipimpin oleh Sukarno. Keberanian dan semangat perjuangan mereka membawa semangat baru dalam upaya mencapai kemerdekaan. Dalam perjalanan panjangnya, PNI berhasil menjadi salah satu kekuatan politik yang kuat dan berpengaruh dalam pergerakan nasional.

Partai ini terus mengalami perjalanan yang penuh tantangan dalam perjuangannya. Pada 1928, Perserikatan Nasional Indonesia berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia.

Trilogi dan asas PNI

Dalam rangka menghidupkan semangat perjuangan nasional, Soekarno menyusun sebuah panduan perjuangan untuk PNI yang dikenal sebagai "triologi". Triologi ini terdiri dari tiga aspek penting, yaitu kesadaran nasional, kemauan nasional, dan perbuatan nasional.

Selain itu, Partai Nasional Indonesia juga memiliki tujuan utama yaitu meraih kemerdekaan Indonesia dengan menjunjung tiga asas yang menjadi landasan perjuangan. Prinsip mereka adalah self-help, marhaenisme, dan non-kooperatif kepada bangsa penjajah.

Penahanan tokoh PNI

Pada 24 Desember 1929, pemerintah kolonial Belanda melakukan penangkapan terhadap para tokoh PNI, termasuk Soekarno, Maskun Sumadiredja, Gatot Mangkupraja, dan Soepriadinata.

Para tokoh PNI yang ditangkap tersebut menjalani proses pengadilan pada 18 Agustus 1930. Mereka kemudian dipenjara di Penjara Sukamiskin, Bandung. Dalam masa pengadilan ini, Bung Karno menulis sebuah pledoi yang monumental yang dikenal sebagai "Indonesia Menggugat". Pledoi tersebut menjadi catatan sejarah penting dalam perjuangan bangsa Indonesia untuk kemerdekaan.

Partai Nasional Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk melawan penjajahan dan meraih kemerdekaan. Dalam perjuangannya, PNI menjadi salah satu kekuatan politik yang berperan aktif mempersatukan rakyat Indonesia dan mengadvokasi hak-haknya. Meskipun menghadapi tantangan dan penindasan dari pemerintah kolonial, semangat perjuangan PNI tidak pernah surut.

Dalam perjalanan sejarahnya, Partai Nasional Indonesia terus menjadi penjaga semangat nasionalisme dan perjuangan bangsa. Nilai-nilai yang diusung PNI, seperti kesadaran nasional, kemauan nasional, dan perbuatan nasional, tetap menjadi pedoman dan inspirasi bagi perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa Indonesia.

Setelah proklamsi kemerdekaan, PNI menjadi salah satu partai besar di Indonesia dan berhasil memenangi Pemilihan Umum 1955.

Kiprah PNI sebagai partai harus berakhir setelah rezim Orde Baru mengeluarkan aturan mengenai peleburan partai politik di Indonesia. PNI bergabung bersama empat parati lain dan menjadi Partai Demokrasi Indonesia alias PDI.

Pilihan Editor: 4 Juli 1927, Tonggak Sejarah Partai Politik di Indonesia

Berita terkait

Pilkada 2024: Syarat Calon Independen Baik untuk Gubernur, Wali Kota atau Bupati

1 hari lalu

Pilkada 2024: Syarat Calon Independen Baik untuk Gubernur, Wali Kota atau Bupati

Pilkada 2024, terdapat sejumlah perbedaan persyaratan pendaftaran bagi calon gubernur independen dengan calon wali kota atau bupati independen.

Baca Selengkapnya

Syarat Calon Independen di Pilkada 2024, Segini Jumlah Dukungan Harus Terpenuhi

2 hari lalu

Syarat Calon Independen di Pilkada 2024, Segini Jumlah Dukungan Harus Terpenuhi

Calon pemimpin daerah yang memilih jalur calon independen wajib memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said Batal Jadi Calon Independen di Pilkada Jakarta, Relawan Jajaki Peluang Ini

4 hari lalu

Sudirman Said Batal Jadi Calon Independen di Pilkada Jakarta, Relawan Jajaki Peluang Ini

Relawan Sudirman Said, Teguh Stiawan, menjajaki peluang lain untuk Sudirman Said agar tetap maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

4 hari lalu

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

Basarah menganggap pernyataan Prabowo itu membuktikan keberhasilan PDIP mengembalikan status, peran, dan nama baik Sukarno.

Baca Selengkapnya

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

5 hari lalu

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

Pernyataan Prabowo bisa menjadi hambatan psikologi politik yang serius di kemudian hari, untuk menjalin hubungan dengan Megawati.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat dan PDIP soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

6 hari lalu

Kata Pengamat dan PDIP soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

Prabowo menyindir bahwa selalu ada partai politik yang mengaku-ngaku memiliki Bung Karno. Apa kata PDIP dan pengamat?

Baca Selengkapnya

Prabowo Sindir Ada Partai Ngaku-ngaku Memiliki Bung Karno, Begini Menurut Pengamat Politik

7 hari lalu

Prabowo Sindir Ada Partai Ngaku-ngaku Memiliki Bung Karno, Begini Menurut Pengamat Politik

Prabowo menyindir bahwa selalu ada partai politik yang mengaku-ngaku memiliki Bung Karno.

Baca Selengkapnya

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

8 hari lalu

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

Presiden Sukarno pernah melarang Manifesto Kebudayaan pada 60 tahun lalu. Apa itu Manikebu dan Lekra yang mengemuka saat itu?

Baca Selengkapnya

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

16 hari lalu

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

17 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya