Tan Malaka: Pemikiran, Perjalanan dan Perannya bagi Indonesia

Jumat, 2 Juni 2023 12:12 WIB

Tan Malaka. ANTARA/Arief Priyono

TEMPO.CO, Jakarta - Tan Malaka, seorang tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda dan perumusan Republik Indonesia.

Perannya sebagai pemikir dan revolusioner telah menginspirasi banyak orang dan pengaruhnya masih terasa hingga saat ini.

Salah satu karya yang menggambarkan perjalanan hidup dan pemikiran Tan Malaka adalah buku berjudul Dari Penjara ke Penjara. Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang pengalaman pribadinya, perjuangannya dalam mencapai kemerdekaan, dan pandangannya terhadap politik dan sosial di masa itu.

Dalam buku tersebut, Tan Malaka mengungkapkan betapa pentingnya kesadaran politik dan persatuan dalam mencapai tujuan kemerdekaan.

Menurut resensi buku Tan Malaka: Dari Penjara ke Penjara yang dipublikasikan di ResearchGate, karya ini memberikan gambaran yang kuat tentang perjalanan hidup dan pemikiran Tan Malaka. Buku ini mengungkapkan betapa gigih dan berani Tan Malaka dalam melawan penjajahan, meskipun ia sering kali dipenjara dan menghadapi berbagai rintangan.

Advertising
Advertising

Tan Malaka dikenang sebagai "Bapak Republik Indonesia" karena pemikirannya yang sangat dihargai oleh para pemimpin perjuangan, seperti Sukarno dan Mohammad Hatta. Mereka mengadopsi banyak konsep dan ide dari pemikiran Tan Malaka dalam merumuskan dasar-dasar negara Indonesia.

Pemikiran-pemikiran Tan Malaka yang terangkum dalam karyanya dan pengaruhnya terhadap para pemimpin revolusi telah menjadi pijakan dalam perjuangan bangsa Indonesia. Ia mendorong semangat perlawanan rakyat dan menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam mencapai kemerdekaan.

Kontribusi Tan Malaka tidak hanya terbatas pada pemikiran dan teori, tetapi juga terlihat dalam tindakan nyata. Ia aktif terlibat dalam kegiatan organisasi politik dan mendirikan partai politik, seperti Partai Murba yang bertujuan untuk melawan penjajahan dan mengadvokasi hak-hak rakyat.

Peran Tan Malaka dalam kemerdekaan Indonesia juga tidak dapat diabaikan. Ia adalah salah satu pendiri dan anggota aktif Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berjuang untuk keadilan sosial dan persamaan di masa penjajahan Belanda. Ia juga terlibat dalam Konferensi Meja Bundar yang membahas masa depan Indonesia setelah penjajahan. Kemudian, ia menyatakan keluar dari PKI pada 1921.

Seiring berjalannya waktu, warisan Tan Malaka tetap hidup dalam perjuangan dan semangat para pemimpin dan rakyat Indonesia. Pemikirannya yang kritis, semangat perjuangannya, dan keberaniannya dalam menghadapi tantangan penjajahan Belanda menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya.

Dengan melihat kontribusinya yang luar biasa dalam perjuangan kemerdekaan, Tan Malaka adalah seorang pahlawan nasional yang telah memberikan sumbangsih yang berharga bagi kemerdekaan dan kebangkitan Indonesia.

Pemikirannya yang tajam dan tekadnya yang kuat mewariskan pesan penting bahwa perjuangan dan kesatuan adalah kunci keberhasilan dalam mencapai kemerdekaan.

Tan Malaka mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 53 yang ditandatangani pada 28 Maret 1963. Namun, diberitakan Tempo pada 10 September 2009, nama Tan Malaka sebagai pahlawan nasional kurang dikenal karena kebijakan rezim orde baru yang dianggap sebagai antek komunis.

Pilihan Editor: Mengingat Tan Malaka, Pahlawan yang Terlupakan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mengenal Navarone Foor, Pesepak Bola Belanda Keturunan Indonesia

8 jam lalu

Mengenal Navarone Foor, Pesepak Bola Belanda Keturunan Indonesia

Pada 2017, Navarone Foor pernah masuk dalam deretan nama incaran untuk naturalisasi

Baca Selengkapnya

Bukan Bata, Ini Kisah Pilu Bung Hatta Gagal Dapatkan Sepatu Merek Ini hingga Meninggal

14 jam lalu

Bukan Bata, Ini Kisah Pilu Bung Hatta Gagal Dapatkan Sepatu Merek Ini hingga Meninggal

Bung Hatta sejak lama mengidamkan sepatu merek Bally. Namun, keinginannya tersebut tidak pernah terealisasi sampai ia meninggal.

Baca Selengkapnya

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

1 hari lalu

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

Pemerintah Belanda mengumpulkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk meminta pandangan mereka tentang proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

1 hari lalu

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat membahas kelanjutan rencana perjanjian bilateral dagang RI-Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

1 hari lalu

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

Pemberintah Belanda mengaku ingin melihat langsung kondisi di IKN sebelum mereka berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

2 hari lalu

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

Wisatawan bisa menjelajahi desa dengan perahu, mencicipi masakan Belanda, atau sekadar menikmati suasana damai yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

6 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

6 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

6 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

6 hari lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya