Isu Kudeta Megawati oleh Jokowi, Hasto: Ulah Provokator Politik
Reporter
Ima Dini Shafira
Editor
Juli Hantoro
Jumat, 4 November 2022 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menyebut isu kudeta kursi kepemimpinan Megawati Soekarnoputri oleh Joko Widodo alias Jokowi hanyalah ulah provokator politik. Menurut dia, provokator ini berniat memecah belah internal PDIP.
“Saya katakan provokator politik. Itu yang mau memecah belah. Karena partai kan punya konstitusi, partai punya mekanisme di dalam penetapan Ketua Umum, itu kan oleh kesadaran arus bawah,” kata Hasto di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat, 4 November 2022.
Hasto menyebut Megawati merupakan ikon sekaligus pemersatu partai. Tak hanya itu, kata dia, Megawati juga membangun PDIP kala mengalami kesulitan sehingga kepemimpinannya diterima oleh seluruh elemen partai.
Baca juga: Presiden Jokowi Tak Respon Isu Kudeta Megawati dari Kursi PDIP, Ini Kata Pengamat
“Bu Mega tidak hanya jadi ikon, jadi pemersatu, tapi beliau lah yang kemudian membangun partai ini dalam situasi yang sangat sulit sehingga kepemimpinan beliau diterima dan beliau selalu secara aklamasi dipilih dalam kongres partai,” ujarnya.
Menurut Hasto, terpilihnya Megawati sebagai Ketua Umum murni berasal dari suara akar rumput. Oleh sebab itu, kata dia, Megawati selalu berada di dalam hati para kader partai berlambang banteng moncong putih ini.
“Itu menunjukkan bagaimana Bu Mega selalu berada dalam sanubarinya pengurus partai dimulai dari struktur paling bawah, dari akar rumput, karena kepemimpinan Bu Mega adalah kepemimpinan yang berasal dari akar rumput itu,” kata dia.
Adapun usulan Jokowi menjadi Ketua Umum PDIP ini sebelumnya digembar-gemborkan oleh tim relawan Nasional Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia untuk Ganjar Pranowo (Kami-Ganjar). Koordinator Kami-Ganjar, Joko Priyoski, lalu meminta maaf atas usulan tersebut karena menjadi polemik.
Dia menjelaskan, usulan itu sekadar harapannya terhadap dinamika politik Indonesia beberapa tahun ke depan. Namun, ia merasa banyak pihak salah paham mengenai usulan itu.
Baca juga: Dewan Kolonel Dipanggil PDIP, Puan Maharani: Itu Hanya Dinamika Internal