Menu Jamuan Makan Siang Jokowi ke Ketum Parpol: dari Steak hingga Jus Kedondong

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Amirullah

Rabu, 15 Juni 2022 18:57 WIB

Suasana jamuan makan siang Presiden Joko Widodo bersama tujuh ketua partai politik di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 15 Juni 2022. Twitter/Jokowi

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjamu makan siang sejumlah tokoh menjelang pelantikan menteri dan wakil menteri baru di kabinet. Sebanyak tujuh ketua umum partai politik hadir dalam jamuan ini yang digelar di Istana Negara, Rabu, 15 Juni 2022.

Menu yang dihidangkan dalam jamuan ini pun diterima media dan sudah dikonfirmasi pihak Istana. Untuk appetizer ada salad putri dewi dan soup shabu-shabu. Sementara main course ada tiga pilihan yaitu beef tenderloin steak, salmon steak, dan nasi goreng kecombrang.

Barulah untuk dessert ada pudding kelapa, jus kedondong dan kelapa. Jus kedondong adalah salah satu menu yang biasa dihidangkan untuk Jokowi di Istana. Hal ini pernah terungkap dalam video dalam akun Youtube Jokowi soal cerita dari dapur presiden.

"Saya mulai ikut Bapak Jokowi waktu itu tahun 2013 sampai sekarang kurang lebih empat tahun berjalan ini," ujar Tri Supriharjo asal Palur, Ngringo, Karanganyar, Solo, chef presiden Jokowi membuka video berjudul "Cerita Dari Dapur Presiden" yang diunggah Sabtu, 20 Mei 2017 itu.

Untuk jus, Tri mengaku setiap hari mengganti buah jus. Misalnya, pagi hari jus melon, sore hari jus apel atau lainnya. "Malah jus-jus saat ini kadang-kadang Bapak itu jus kedondong. Memang jarang, selama ini saya alami baru Bapak ini konsumsi jus kedondong itu," ujar Tri.

Selanjutnya, menu-menu inilah satu satunya yang dinikmati oleh tetamu, dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Lalu hadir pula Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

Suharso Monoarfa menyebut pertemuan ini lebih banyak membahas perkembangan terkini situasi ekonomi global. "Bagaimana Indonesia menjadi contoh bagi negara di dunia," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini usai acara pelantikan, Rabu, 15 Juni 2022.

International Monetary Fund (IMF), kata Suharso, telah mengingatkan potensi sejumlah negara yang gagal. Tapi di sisi lain, kata dia, Indonesia justru bisa menjadi juara sehingga diharapkan bisa memberikan pandangan ke negara lain.

Sementara, Airlangga mengakui salah satu yang dibahas adalah soal konsolidasi politik, tapi kaitannya tetap dengan tantangan global ke depan."Tadi dibahas tantangan di bidang energi, pangan, dan terkait capaian pangan," ujarnya.

Tantangan yang muncul semakin berat dan dinilai hanya bisa ditangani dengan politik yang stabil. "Dan dilaksanakan selama menangani pandemi Covid-19. Jadi dengan politik stabil, pemerintah bisa mengambil langah-langkah," ujarnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Rencana Penambahan Jumlah Kementerian Kabinet Prabowo Masih Terus Digodok

1 jam lalu

Rencana Penambahan Jumlah Kementerian Kabinet Prabowo Masih Terus Digodok

Prabowo berencana menambah jumlah pos kementerian di kabinetnya, mengingat gemuknya koalisi partai pendukung.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

1 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis akan Disalurkan 3-5 Kali Tiap Pekan

1 jam lalu

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis akan Disalurkan 3-5 Kali Tiap Pekan

Mulai berjalan 2025, Bappenas perkirakan program makan siang gratis akan disalurkan sebanyak 3-5 kali dalam seminggu

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

2 jam lalu

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

Pansel KPK bertugas menyeleksi para calon pimpinan KPK sebelum diserahkan kepada DPR untuk melakukan tes uji kepatutan dan kelayakan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

3 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

3 jam lalu

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut taman peringatan di Ibu Kota Nusantara bisa jadi lokasi kunjungan tamu negara

Baca Selengkapnya

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

3 jam lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

4 jam lalu

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

Feri Amsari menanggapi soal Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, yang disebut mengambil bagian dalam menyusun kabinet mendatang.

Baca Selengkapnya

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

4 jam lalu

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

Presiden Jokowi menyiratkan langkah Kapolda Jateng Ahmad Luthfi untuk menjadi bakal calon Gubernur Jateng tidak ada kaitan dengannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

5 jam lalu

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling Budidaya Ikan Nila Salin (BINS) ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar. Berikut sederet fakta

Baca Selengkapnya