3 Tahun Cindy Adams Menulis Buku Biografi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat

Reporter

Tempo.co

Minggu, 13 Maret 2022 11:11 WIB

Cindy Adams di Jakarta 1974. Sebagian besar kalangan menyatakan bahwa buku Bung Karno:Penyambung Lidah Rakyat adalah buku otobiografi terlengkap tentang Mantan Presiden Soekarno. Dok. Perpustakaan Nasional

TEMPO.CO, Jakarta - Cindy Adams dikenal sebagai jurnalis berkebangsaan Amerika Serikat yang berhasil menulis perjalanan hidup sang Proklamator Indonesia, Soekarno. Buku yang ia susun sejak 1961 hingga 1964 itu berjudul Soekarno: An Autobiography as Told to Cindy Adams, yang kemudian diterjemahkan menjadi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Salah satu keberhasilan Cindy Adams dalam bukunya tersebut, yakni ia mampu membuka figur Bung Karno sebagai seorang pejuang revolusi, orator, negosiator tangguh, nasionalis tulen, hingga pria yang obsesif kepada perempuan elok. Diberitakan Majalah Tempo sebelumnya, dirinya mengaku sempat berselisih dengan sosok yang ia tulis menyoal penggunaan kalimat “saya”.

Sebab, Bung Karno menginginkan buku biografi bukan otobiografi. Namun begitu, di tengah berbagai kontroversi dan sekelumit masalah yang menyelimuti selama proses penggarapannya, Cindy Adams nyatanya sukses menulis buku tersebut hingga menjadi buku paling laris dibaca hingga saat ini. Namanya pun kian dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Cindy Adams, di Hong Kong tahun 1976 saat peluncuran buku otobiografi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia dalam bahasa Mandarin. Dok. Perpsutakaan Nasional

Melansir Encyclopedia, Cindy Adams yang lahir pada 24 April 1930 ini berprofesi sebagai kolumnis, penulis, hingga penyiar berita di berbagai media dan Surat Kabar Amerika Serikat. Di awal karirnya, ia banyak dibantu oleh suaminya, Joey Adams yang merupakan seorang komedian. Melalui Joey-lah, Adams mendapatkan banyak relasi pertemanan dengan jurnalis-jurnalis terkenal.

Advertising
Advertising

Di awal karirnya, Adams sering menulis tentang pengalamannya di surat kabar lokal. Titik balik karirnya, tak lain setelah dirinya dipanggil Presiden Soekarno untuk menuliskan tentang biografinya. Sebelum ditunjuk, Adams pertama kali bertemu Soekarno pada 1961 di Istana Merdeka dalam rangka kunjungan rombongan kesenian Amerika. Kala itu, ia bekerja di North American Newspaper Alliance untuk memberitakan seluruh aktivitas selama kunjungan.

Selepas acara kunjungan tersebut berakhir, Cindy Adams bersama rombongan kembali ke negerinya. Oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, ia tiba-tiba diundang Presiden Soekarno untuk menuliskan kisah hidupnya. Sejak saat itu, Adams harus memulai kehidupannya yang terbagi antara Jakarta dan New York. Ia membutuhkan waktu tiga tahun untuk menggarap buku pertamanya tersebut, hingga diterbitkan pada 1965 oleh The Bobbs-Merrill Company Inc, New York.

HARIS SETYAWAN

Baca: Kepada Cindy Adams, Soekarno Cerita Soal Seragam Militer yang Selalu Ia Kenakan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Paus Fransiskus Ingatkan Bahaya Kekuasaan dalam Pidato di Hadapan Jokowi

3 hari lalu

Paus Fransiskus Ingatkan Bahaya Kekuasaan dalam Pidato di Hadapan Jokowi

Paus Fransiskus menyatakan berbagai ketegangan yang berujung kekerasan kerap timbul karena kekuasaan yang tidak bertanggung jawab.

Baca Selengkapnya

Eks Ajudan Gubernur New York Dituduh Jadi Agen Rahasia Cina

3 hari lalu

Eks Ajudan Gubernur New York Dituduh Jadi Agen Rahasia Cina

Seorang perempuan yang merupakan bekas ajudan Gubernur New York dituduh menjadi agen rahasia Cina.

Baca Selengkapnya

Ini yang Dibicarakan Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus: dari Palestina sampai Prabowo

3 hari lalu

Ini yang Dibicarakan Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus: dari Palestina sampai Prabowo

Presiden RI Jokowi menerima Paus Fransiskus di Istana Negara, dan menyatakan soal keberagaman sampai dukungan Vatikan pada Palestina.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kenalkan Prabowo ke Paus Fransiskus di Istana Merdeka

3 hari lalu

Jokowi Kenalkan Prabowo ke Paus Fransiskus di Istana Merdeka

Paus Fransiskus diterima di Istana Merdeka oleh Presiden Jokowi. Dalam pertemuan itu, Jokowi mengenalkan menteri-menteri dan Prabowo.

Baca Selengkapnya

LBHAP PP Muhammadiyah Kecam Teror Berulang Terhadap Jurnalis Bocor Alus Tempo

3 hari lalu

LBHAP PP Muhammadiyah Kecam Teror Berulang Terhadap Jurnalis Bocor Alus Tempo

Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik (LBHAP) PP Muhammadiyah mengecam tindakan teror terhadap salah satu jurnalis Tempo Hussein Abri Dongoran.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Desak Polisi Usut Teror terhadap Wartawan Bocor Alus Politik Tempo

4 hari lalu

Ramai-ramai Desak Polisi Usut Teror terhadap Wartawan Bocor Alus Politik Tempo

Teror ini merupakan teror yang kedua kalinya dialami oleh wartawan Bocor Alus Tempo. Sejumlah pihak mendesak polisi usut peristiwa tersebut.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Polisi Segera Tangkap Pelaku Teror terhadap Wartawan Bocor Alus Politik Tempo

4 hari lalu

Dewan Pers Minta Polisi Segera Tangkap Pelaku Teror terhadap Wartawan Bocor Alus Politik Tempo

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menanggapi insiden teror terhadap wartawan Bocor Alus Tempo, Hussein Abri Dongoran.

Baca Selengkapnya

Mengenang Kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia 35 Tahun Lalu

5 hari lalu

Mengenang Kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia 35 Tahun Lalu

Sebelum Paus Fransiskus, Paus Yohanes Paulus II pernah berkunjung ke Indonesia 35 tahun silam, berikut situasi kunjungannya saat itu.

Baca Selengkapnya

Alasan Industri Media Harus Prioritaskan Kesetaraan Gender dan Keberagaman

5 hari lalu

Alasan Industri Media Harus Prioritaskan Kesetaraan Gender dan Keberagaman

Penerapan kesetaraan gender di media massa menjadi salah satu cara mengatasi tantangan keberagaman dan inklusi, serta meningkatkan kredibilitas dan kreativitas melalui konten yang lebih relevan dan aksesibel.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Nilai Kekritisan Media pada Isu Kesejahteraan, Kerap Berbanding Terbalik Dengan Kondisi Jurnalisnya

7 hari lalu

Dewan Pers Nilai Kekritisan Media pada Isu Kesejahteraan, Kerap Berbanding Terbalik Dengan Kondisi Jurnalisnya

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menyampaikan pentingnya para pekerja media atau jurnalis menyadari hak-hak perlindungan dan kesejahteraan yang dijamin Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999

Baca Selengkapnya