Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kepada Cindy Adams, Soekarno Cerita Soal Seragam Militer yang Selalu Ia Kenakan

Reporter

image-gnews
Presiden Sukarno dan Soeharto
Presiden Sukarno dan Soeharto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Pertama RI Soekarno memang kerap didapati mengenakan pakaian berbau militer, salah satunya berupa setelan jas hijau dengan tanda kehormatan di dada kirinya.

Penampilan Bung Karno sempat mendapatkan “kritikan” dari sejumlah perwira, di antaranya adalah Letnan Jenderal (Purn) TB Simatupang. TB Simatupang yang saat itu baru berusia 29 tahun mengatakan kepada Soekarno, bahwa Bung Karno takut tidak dihormati jika tidak mengenakan pakaian berwibawa itu.

Soekarno sempat marah atas kritik lancang yang disampaikan TB Simatupang tersebut. Dalam biografinya, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, yang ditulis oleh Cindy Adams, Soekarno menjelaskan alasannya mengenakan pakaian berbau militer karena dia adalah panglima tertinggi, Bung Karno ingin menampilkan citra berwibawa agar membuat rakyatnya percaya dan bangga.

Ketika diangkat menjadi Panglima Tertinggi, Soekarno menyadari bahwa rakyat menginginkan satu tokoh pahlawan. Soekarno pun memenuhi keinginan mereka. Pada mulanya Soekarno bahkan memakai pedang emas di pinggang.

“Sebelum orang lain menyebutnya, akan kukatakan padamu lebih dulu. Ya, aku tahu bahwa aku kelihatan lebih pantas dalam pakaian seragam. Akan tetapi terlepas daripada kesukaan akan pakaian necis dan rapi, kalau aku berpakaian militer maka secara mental aku berpakaian dalam selubung kepercayaan,” kata Bung Karno kepada Cindy Adams.

Keinginan untuk berpakaian seragam tersebut tidak pernah hilang dari pikiran Soekarno. Setelah mengambil sumpah sebagai Presiden pada 1945, Soekarno mulai memakai uniform berbau militer. Pers asing kemudian mengritik penampilan Soekarno. “Mereka mengejek. Uhhh, Presiden Sukarno memakai kancing dari emas. Uhhh ! Dia pakai uniform hanya untuk melagak,” kata Soekarno, menirukan ejekan tersebut.

Soekarno mengaku lebih suka memakai uniform berbau militer setiap muncul di hadapan umum, sebab dia menyadari bahwa rakyat yang telah lama dijajah kolonialis lebih senang melihat Presidennya berpakaian gagah.

Untuk itu Soekarno harus terlihat berwibawa. “Misalnya, Kepala Negaranya muncul dengan baju kusut dan berkerut seperti seorang wisatawan dengan sisi topinya yang lembab dan penuh keringat, aku yakin akan terdengar keluhan kekecewaan,” kata Soekarno.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi benarkah hanya itu alasan Soekarno suka memakai seragam militer? Cindy Adams dalam wawancaranya dengan Bung Karno untuk menulis biografi tersebut tak lantas percaya begitu saja alasan Soekarno.

Setengah berbisik, Cindy berkata Presiden Soekarno dengan menuduhnya memakai pakaian berbau militer karena menyadari dirinya terlihat tampan saat mengenakannya. “Saya yakin kau memakainya karena kau sadar dirimu terlihat ganteng jika mengenakan uniform,” kata Cindy.

Mendengar pernyataan Cindy Adams, Soekarno terkejut lantaran tak menyangka wartawan cantik itu akan berani berkata demikian. Tapi Soekarno kemudian tersenyum, dan menjawab dengan yang berbisik. “Kamu benar sayangku, tapi jangan bilang siapa-siapa ya,” kata Soekarno .

Berbeda dengan anggapan Soekarno, bagi TB Simatupang, Soekarno mengenakan seragam militer seakan menekankan bahwa hanya orang yang berseragam yang patut dihormati. Meski sempat mendapatkan marah dari Presiden Soekarno, TB Simatupang dalam bukunya: Percakapan Dengan DR TB Simatupang, menjelaskan meski Bung Karno tidak mengenakan pakaian militer, dia akan tetap dihormati oleh rakyat.

“Saya sebagai Kepala Staf Angkatan Perang yang mengenakan uniform, memberi hormat pada Bung Karno yang tidak memakai uniform. Sehingga dengan demikian masyarakat melihat bukan yang memakai uniform itu yang tinggi, tetapi yang tidak memakai uniform,” kata TB Simatupang.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Tiga Pesan Soeharto kepada Presiden Soekarno Pasca G30S

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Komnas HAM: Ada Lima Pelanggaran HAM dalam Penembakan 3 Warga Papua oleh Militer

4 hari lalu

Komisionar Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Uli Parulian Sihombing Sihombing (tengah), dan Anis Hidayah (satu dari kiri), serta tim kuasa hukum Vina Dewi Arsita, memberi pernyataan kepada awak media, di kantor Komnas HAM, pada Senin, 27 Mei 2024, soal pengaduan terkait kelompok rentan perempuan dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada Agustus 2016 silam. TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Komnas HAM: Ada Lima Pelanggaran HAM dalam Penembakan 3 Warga Papua oleh Militer

Komnas HAM menyatakan tiga warga Papua yang tewas ditembak TNI pada Juli lalu tidak memiliki catatan kriminal


Dubes Rusia Kenang Pertemuan Soekarno dan Kosmonot Yuri Gagarin

5 hari lalu

Patung Yuri Gagarin. Foto/Facebook/aniesbaswedan
Dubes Rusia Kenang Pertemuan Soekarno dan Kosmonot Yuri Gagarin

Dubes Rusia mengenang pertemuan Soekarno dan Yuri Gagarin.


Terlibat Konflik Ukraina-Rusia, Pejabat Militer dan Pasukan Korea Utara Ditempatkan di Garis Depan

6 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin disambut oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un setibanya di bandara di Pyongyang, Korea Utara, 19 Juni 2024. KCNA via REUTERS
Terlibat Konflik Ukraina-Rusia, Pejabat Militer dan Pasukan Korea Utara Ditempatkan di Garis Depan

Pejabat Rusia dilaporkan mengajarkan terminologi militer kepada pasukan Korea Utara


Rusia Minta PBB Turun Tangan Tenangkan Situasi Timur Tengah usai Serangan Udara Israel ke Iran

6 hari lalu

Kepulan asap di atas pinggiran selatan Beirut setelah serangan Israel, terlihat dari Baabda, Lebanon, 22 Oktober 2024. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Rusia Minta PBB Turun Tangan Tenangkan Situasi Timur Tengah usai Serangan Udara Israel ke Iran

Tiga gelombang serangan udara Israel menghantam terhadap target militer di Teheran, dan Iran bagian barat.


Ali Khamenei: Serangan Israel Tak Boleh Dianggap Remeh

7 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatollah Sayid Ali Khamenei. Foto: Kantor Pelestarian dan Publikasi Karya-karya Ayatollah Sayid Ali Khamenei
Ali Khamenei: Serangan Israel Tak Boleh Dianggap Remeh

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengungkapkan reaksi pertamanya menyusul serangan udara Israel terhadap lokasi militer Iran


Ragam Pendapat Soal Pembekalan Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang

10 hari lalu

Presiden Prabowo Subianto memimpin Retreat Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 25 Oktober 2024. Menurut Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Dave Akbarshah Fikarno Laksono retreat ini merupakan salah satu upaya presiden untuk memastikan bahwa kabinetnya ini benar-benar berjalan sesuai dengan laju Presiden Prabowo. Foto: Kantor Komunikasi Kepresidenan
Ragam Pendapat Soal Pembekalan Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang

Prabowo menekankan retret di Akmil Magelang merupakan the military way yang biasa dilakukan di pemerintahan dan perusahaan.


PM Thailand Minta Maaf atas Pembantaian Muslim Tak Bai 20 Tahun Silam

10 hari lalu

Perdana Menteri Thailand terpilih Paetongtarn Shinawatra tiba bersama ayahnya, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, di markas besar partai Pheu Thai menjelang upacara pengesahan kerajaan di Bangkok, Thailand, 18 Agustus 2024. Paetongtarn Shinawatra  yang merupakan putri eks Perdana Menteri Thaksin Shinawatra disahkan sebagai perdana menteri oleh raja Thailand. REUTERS/Panumas Sanguanwong
PM Thailand Minta Maaf atas Pembantaian Muslim Tak Bai 20 Tahun Silam

PM Thailand Paetongtarn Shinawatra meminta maaf atas pembantaian 78 warga Muslim di Tak Bai saat ayahnya, Thaksin Shinawatra, berkuasa


Survei: Mayoritas Warga Yakin Militer Polandia Tidak Mampu Lindungi Negara

12 hari lalu

Tentara turun dari kendaraan militer untuk mengambil posisi saat latihan militer NATO Steadfast Defender Brilliant Jump 2024 di Drawsko Pomorskie, Polandia 26 Februari 2024. Cezary Aszkielowicz/Agencja Wyborcza.pl via REUTERS
Survei: Mayoritas Warga Yakin Militer Polandia Tidak Mampu Lindungi Negara

Sebanyak 62.5 persen responden dalam sebuah survei menyebut yakin militer mereka tidak mampu melindungi negara.


Kisah Penemuan Makam Imam Bukhari yang Dikunjungi Megawati

13 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat berziarah ke makam Imam Bukhari, di Samarkand, Uzbekistan, Kamis, 14 Juni 2023. ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga
Kisah Penemuan Makam Imam Bukhari yang Dikunjungi Megawati

Megawati absen di pelantikan Prabowo-Gibran karena sakit setelah kunjungan ke Uzbekistan. Di sana, ia ziarah ke makam Imam Bukhari.


Rekam jejak Sugiono, Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Prabowo Subianto

14 hari lalu

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sugiono, saat tiba di kediaman Prabowo Subianto di jalan Kartanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 14 Oktober 2024. Pada kesempatan tersebut Prabowo mengundang puluhan pejabat dan kalangan profesional yang akan menjadi menteri di kabinetnya mendatang. TEMPO/Eka Yudha Saputra.
Rekam jejak Sugiono, Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Prabowo Subianto

Sugiono dikenal memiliki segudang pengalaman yang luas baik di bidang militer maupun di bidang politik.