Greenpeace Nilai Kurikulum Iklim Penting untuk Melawan Climate Crisis Denial

Reporter

Tempo.co

Jumat, 19 November 2021 05:03 WIB

Aktivis dari Greenpeace memahat balok es saat melakukan aksi di Area Patung Kuda, Jakarta, Rabu, 10 November 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Juru kampanye hutan Greenpeace Indonesia, Asep Komarudin, mengatakan kurikulum iklim sangat mendesak untuk dimasukkan ke dalam pendidikan Indonesia.

“Kita butuh kurikulum ini untuk membasmi kelompok climate crisis denial, serta menghasilkan generasi muda dan generasi mendatang yang siap menghadapi krisis iklim,” ujarnya dalam pesan tertulis kepada Tempo, Kamis, 18 November 2021.

Menurut Asep, melihat posisi Indonesia sebagai negara kepulauan, krisis iklim menjadi lebih terasa. Dia menilai selama ini komitmen pemerintah tentang krisis iklim rata-rata hanya indah di atas kertas.

Ia mengatakan ada beberapa hal yang harus dimasukkan ke dalam kurikulum iklim. Pertama, tentang penyebab krisis iklim. Menurutnya, materi ini penting supaya anak muda paham mengenai kegiatan yang berkontribusi pada krisis iklim. Harapannya, anak muda bisa mengambil andil dalam menghentikan perusakan alam.

Kedua, mengenai tanggap bencana dan mitigasi bila terdampak bencana hidrometeorologis. Ketiga, soal hak atas keadilan antargenerasi. Menurut dia, dengan ini generasi mendatang bisa mengklaim haknya dan berkontribusi pada pembangunan yang lebih sadar terhadap dampak ekologis.

Advertising
Advertising

Dia menjelaskan bahwa yang membedakan kurikulum iklim dengan pendidikan lingkungan biasa adalah soal penekanan pada aspek krisis. Asep mengatakan berdasarkan pada laporan Intergovernmental Panel on Climate Change, kondisi iklim hari ini sudah masuk tahap krisis.

Asep menambahkan anak muda perlu diberi pemahaman bahwa kini sudah memasuki fase krisis iklim dan mereka harus siap secara mental untuk menghadapinya. “Ibaratnya seperti latihan bagaimana berlari ketika gedung kita sedang terbakar,” ujarnya.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan pendidikan lingkungan hidup yang mengedepankan konsep berkelanjutan penting untuk transformasi sistem pendidikan. Sebab, dampak perubahan iklim sudah terlihat dan dirasakan. Selain itu, dia menilai bahwa hal penting lainnya terkait dengan edukasi perubahan iklim adalah nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan.

Baca juga: Menanti Integrasi Pendidikan Iklim dalam Kurikulum

JESSICA ESTER

Berita terkait

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

12 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Tema Peringatan di 2024

12 jam lalu

Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Tema Peringatan di 2024

Hari Pendidikan Nasional menjadi salah satu hari bersejarah yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

15 jam lalu

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut kini wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sudah mulai terlihat berkat gerakan Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

15 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

2 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

2 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

3 hari lalu

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

PGRI mengingatkan bahwa pemerintahan baru di bawah Prabowo jangan dengan mudah mengubah kurikulum pendidikan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

6 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

9 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya