TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, mengatakan pendidikan lingkungan hidup yang mengedepankan konsep berkelanjutan penting untuk transformasi sistem pendidikan. Sebab, dampak perubahan iklim sudah terlihat dan dirasakan.
"Kita harus mengakui bahwa jika dibandingkan negara maju, Indonesia cukup ketinggalan sistem pendidikannya. Yaitu, belum berhasil membangun kesadaran guru dan orang tua bahwa edukasi lingkungan hidup adalah cara untuk menyelamatkan generasi penerus," ujarnya dalam diskusi publik yang diselenggarakan Change.org pada Rabu, 17 November 2021.
Menurut dia, masyarakat perlu menghasilkan langkah-langkah spesifik terkait edukasi isu lingkungan dan perubahan iklim. Selain itu, dia juga menilai bahwa hal penting lainnya terkait edukasi perubahan iklim adalah nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan. Dia menyatakan bahwa jangan sampai kebutuhan-kebutuhan manusia mengorbankan alam.
Menurut Nadiem, transformasi holistik sistem pendidikan menjadi salah satu tujuan program merdeka belajar yang mengedepankan pendidikan iklim. Maka, kurikulum akan jadi aspek utama untuk dievaluasi.
Nadiem juga mengapresiasi anak-anak muda yang mulai membicarakan soal perubahan iklim agar bisa masuk dalam kurikulum di sekolah.
Sementara itu, perwakilan Climate Education Now, Supandi Saputra, mengatakan ia dan teman-temannya memulai petisi di Change.org untuk mendorong agar pemerintah segera memasukkan kurikulum iklim.
Menurut Supandi, anak muda adalah salah satu kelompok paling rentan atas dampak krisis iklim. “Jika krisis iklim terus berlanjut, ke depannya, kami akan menanggung beban kelaparan dan kekurangan gizi paling parah, dan penyakit-penyakit seperti sesak napas”, kata Supandi.
JESSICA