Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menanti Integrasi Pendidikan Iklim dalam Kurikulum

Reporter

Editor

Amirullah

image-gnews
Wujud bongkahan es yang dikirim aktivis ke KTT COP26 di Glasglow, Skotlandia, Inggris, 3 November 2021. Aktivis dari Arctic Basecamp mengirimkan bongkahan es dari Greenland tersebut ke acara dimana para pemimpin dunia bertemu untuk membahas perubahan iklim dunia. REUTERS/Hannah McKay
Wujud bongkahan es yang dikirim aktivis ke KTT COP26 di Glasglow, Skotlandia, Inggris, 3 November 2021. Aktivis dari Arctic Basecamp mengirimkan bongkahan es dari Greenland tersebut ke acara dimana para pemimpin dunia bertemu untuk membahas perubahan iklim dunia. REUTERS/Hannah McKay
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anak muda yang tergabung dalam Koalisi Climate Education Now menggulirkan petisi yang menuntut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mengintegrasikan pendidikan iklim ke dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

"Kami yakin, pendidikan iklim adalah cara untuk membangun masa depan yang berkelanjutan melalui generasi muda, menginspirasi mereka untuk bertindak dan mempraktikkan keterampilan yang diperlukan untuk proses adaptasi terhadap kondisi kehidupan dan pekerjaan ramah lingkungan di masa depan," demikian bunyi penggalan petisi dari 23 kelompok inisiator #ClimateEducationNow. Sampai berita ini ditulis, petisi telah diteken lebih dari 8.500 orang.

Koalisi Climate Education Now menilai anak muda sebagai generasi penerus yang akan mengalami dampak krisis iklim yang semakin buruk ke depan, harus memahami dampak krisis iklim sekaligus mengetahui bagaimana cara mengatasinya.

Melalui kurikulum pendidikan iklim, koalisi menuntut lima kepada Kemendikbudristek, yakni; pertama, mengintegrasikan pendidikan iklim ke dalam nilai-nilai inti dari setiap kurikulum dan mengharuskan siswa harus belajar tentang aspek ilmiah, sosial dan etika dari krisis iklim.

Kedua, menyediakan pendidikan iklim yang inklusif untuk semua orang dengan mempertimbangkan keterlibatan gender, intergenerasi, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya. Ketiga, mendukung kesehatan mental peserta didik dan tenaga kependidikan dalam mengatasi kecemasan iklim dengan menyediakan fasilitas.

Keempat, melatih guru dan menyediakan materi dan praktik belajar pendidikan iklim. "Terakhir, membantu mewujudkan dan mendukung aksi penurunan emisi karbon di lingkungan penyelenggaraan pendidikan paling lambat tahun 2030," ujar Perwakilan Koalisi Climate Education, Now Ghifari Mirano membacakan tuntutan tersebut dalam sebuah diskusi daring, Rabu, 17 November 2021.

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo  mengapresiasi lima tuntutan tersebut. "Ini luar biasa tuntutannya. Suara-suara anak muda ini sangat membantu kami untuk bisa menggegolkan kebijakan-kebijakan yang bersifat progresif," ujar Anindito, kemarin.

Menurutnya, perubahan iklim menjadi salah satu isu terbesar yang menjadi perhatian pemerintah saat ini. Kondisi tersebut menuntut perubahan nilai dan perilaku secara kolektif. Dan dalam hal tersebut, pendidikan iklim menjadi kunci penting. Oleh karenanya, lima poin tuntutan Koalisi Climate Education Now dinilai sangat relevan.

"Kabar baiknya, sebagian besar (tuntutan) itu sudah terpikirkan dan sudah mulai direspon. Kabar buruknya, semua itu perlu waktu untuk diimplementasikan. Masalahnya, waktu adalah komoditas yang mewah sekali sekarang ini, terutama terkait dengan perubahan iklim," ujar dia.

Anindito menjelaskan, sejauh ini Kemendikbudristek telah mulai mengintegrasikan pendidikan iklim di dalam kurikulum melalui level paling dasar, yaitu profil pelajar Pancasila. Dari enam poin, ada tiga poin profil pelajar Pancasila yang berhubungan dengan pendidikan iklim, yakni nilai iman, taqwa, dan akhlak mulia; nilai gotong royong; dan bernalar kritis.

"Misalnya karakter akhlak. Ini bisa menjadi cantolan dalam kurikulum untuk mendidik siswa dalam upaya merawat alam," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara konkret, lanjut Anindito, pendidikan iklim bisa dimasukkan dalam berbagai mata pelajaran seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Bahasa Indonesia. "Misalnya di jenjang SD, buku teks IPA harus memuat tema perubahan iklim, misalnya bab tentang energi dan ancaman kenaikan suhu global. Di buku Bahasa Indonesia, dimasukkan tema bacaan-bacaan tentang iklim. Jadi isu iklim ini seharusnya bisa dibahas lintas mata pelajaran," tuturnya.

Di samping hal tersebut di atas, lanjut Anindito, perubahan iklim juga akan diintegrasikan dalam kurikulum baru yang tengah dirancang Kemendikbudristek.

"Kurikulum baru ini sedang kami uji coba sekarang. Jadi ada 20 sampai 30 persen porsi waktu yang didedikasikan untuk project based learning berorientasi masalah perubahan iklim," kata Anindito.

Lewat pembelajaran berorientasi proyek, siswa diminta untuk bekerja kelompok mencari solusi atas masalah nyata di lingkungan sekitarnya sesuai jenjang pendidikan. "Jadi ada project panjang selama satu semester. Siswa bukan cuman baca buku, tapi mengalami sendiri mengenai isu lingkungan tersebut. Ini tantangannya pada pengembangan nalar siswa nanti," tutur Anindito.

Ke depan, Kemendikbudristek akan mengukur sejauh mana proses pembelajaran di sekolah bisa membangun kesadaran dan mendorong aksi nyata terkait isu lingkungan lewat asesemen nasional.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menyebut selama ini sistem pendidikan di Indonesia masih belum berhasil membangun kesadaran masyarakat terkait pentingnya perubahan iklim dan lingkungan hidup.

Menurut Nadiem, sistem pendidikan saat ini masih berfokus pada metode menghapal. "Sistem pendidikan kita belum berhasil membangun kesadaran siswa dan orang tua bahwa edukasi lingkungan hidup adalah cara kita untuk menyelamatkan generasi penerus," tutur Nadiem.

Menurutnya, Indonesia masih tertinggal jauh dengan berbagai negara maju terkait edukasi perubahan iklim. Padahal, dampak perubahan iklim sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk itu, Nadiem menilai penting melakukan transformasi sistem pendidikan di Indonesia dengan memasukkan edukasi lingkungan hidup dalam proses pembelajaran. "Transformasi ini memungkinkan murid belajar dari hal-hal yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata, termasuk kebutuhan akan edukasi perubahan iklim," ujar dia.

Salah satu rencana Kemendikbudristek mewujudkan pembelajaran berbasis proyek yang berorientasi terhadap isu lingkungan diharapkan bisa menguatkan edukasi terhadap perubahan iklim. Menurutnya, tak perlu banyak membahas konsep dan berdiskusi mengenai perubahan iklim, melainkan butuh aksi nyata. Sebab, situasi perubahan iklim juga sudah semakin nyata terjadi. "Kurikulum menjadi aspek utama yang kami evaluasi," tutur Nadiem.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

1 jam lalu

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah


Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

13 jam lalu

Wapres terpilih yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara pembagian sepatu gratis untuk anak-anak sekolah tak mampu di SMKN 8 Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.


KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

17 jam lalu

Ilustrasi pinjaman online. Freepik
KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.


Cara Cek Penerima Program Indonesia Pintar secara Online, Hanya Butuh NIK dan NISN

1 hari lalu

Mumaya Kogoya (kiri) dan anaknya Melfin Melelen menunjukkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Gudang Garam, Skanto, Keerom, Papua, Kamis 27 Agustus 2020. Program Indonesia Pintar (PIP) melalui KIP dalam adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak sekolah usia usia 6-21 tahun diresmikan sejak tahun 2014 silam. ANTARA FOTO/Indrayadi TH
Cara Cek Penerima Program Indonesia Pintar secara Online, Hanya Butuh NIK dan NISN

Program Indonesia Pintar dari kemendikbudristek untuk pendidikan keluarga miski. Cara cek penerima PIP melalui online dengan NIK dan NISN.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

1 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

2 hari lalu

Ilustrasi plagiat
Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

Dalam email permintaan maaf kepada Ilias Alami, dosen ITPLN terkesan seperti menyalahkan mahasiswa.


Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

4 hari lalu

Seremoni program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur, yang akan menggabungkan modal pemerintah dan swasta untuk mempercepat investasi, 19 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

4 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

6 hari lalu

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim pada acara peringatan Hari Guru Nasional 2023 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (25 November 2023). Acara ini dihadiri sekitar 7,500 guru. (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)
Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.


Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

7 hari lalu

Suasana peringatan Hari Kartini oleh Siswa SDN Paseban 03 Paseban, Jakarta, 21 April 2016. Hari Kartini diperingati dengan mengenakan pakaian adat dan berpawai di sekitar sekolah. TEMPO/Subekti.
Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

Viral pakaian adat yang menjadi seragam sekolah untuk pelajar SD, SMP, dan SMA di media sosial X mendapat respons Kemendikbud. Begini penjelasannya.