Dinamika Jelang Muktamar NU Diharapkan Tak Sampai Saling Menjatuhkan
Reporter
Antara
Editor
Eko Ari Wibowo
Minggu, 10 Oktober 2021 18:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal mengatakan dinamika dan kontestasi menjelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) adalah hal yang wajar. "NU merupakan wadah organisasi yang sangat terbuka dan demokratis. Semua pihak punya kepentingan bukan hanya warga Nahdliyyin itu sendiri," kata Syukron dalam keterangannya, Minggu 10 Oktober 2021.
Syukron yang juga analis media, politik dan sosial keagamaan itu menyatakan sikap moderat NU sebagai representasi Islam wasathiyah (Islam moderat) yang rahmatan lil alamin (rahmat semesta alam), punya peran penting mengawal kehidupan bangsa dan negara yang majemuk seperti Indonesia.
"Peran NU sangat dibutuhkan dalam mewujudkan sistem dan tatanan peradaban dan perdamaian dunia," ujarnya.
Mantan aktivis PMII itu mengatakan dinamika dan konstelasi jelang Muktamar harus tetap menjaga dan mengedepankan marwah NU dan para kyai atau ulama di dalamnya. Ia berharap konstelasi yang terjadi lebih mengedepankan pada pertarungan ide dan gagasan, visi misi membawa NU semakin berperan baik di nasional maupun global sekaligus pada sisi lain menjawab berbagai tantangan keumatan.
"Bagaimanapun, NU bukan organisasi politik atau partai politik, melainkan organisasi keumatan. Siapapun yang berkontestasi tentu adalah merupakan figur-figur yang terbaik dan mumpuni serta patut dihormati sehingga harus dihindari upaya saling menjatuhkan secara personal," kata Syukron.
Syukron mengingatkan bahwa tantangan NU ke depan akan semakin berat, seiring dengan era globalisasi yang ditandai dengan interkoneksi, antara manusia satu dan lainnya saling terhubung dengan berbagai latar belakang suku bangsa, ideologi dan pemikiran berbeda. Pada sisi lain dunia terus berubah, sehingga menuntut kualitas SDM yang mampu menjawab kebutuhan sekaligus persoalan global mulai dari ekonomi, politik, sosial, budaya, lingkungan hingga perkembangan sains teknologi.
"Di era globalisasi sebagai pengaruh keterbukaan informasi, kita saat ini dihadapkan pada massifnya penyebaran paham dan gerakan ideologi transnasional yang tidak sedikit bertolak belakang dengan semangat moderasi beragama, kultur serta budaya bangsa, namun justru subur dan berkembang di tanah air kita tercinta," jelas Syukron.
Syukron berharap Muktamar NU dapat melahirkan kebijakan dan produk hukum organisasi serta kepemimpinan yang terus membawa NU maju, berkembang dan modern. Selain itu, NU juga dapat berperan dalam kerja-kerja keumatan melalui berbagai program pemberdayaan umat, penguatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, pengembangan sains teknologi dan tentu saja tetap menjadi garda terdepan membumikan "Islam rahmatan lil alamin" yang ramah, moderat dan toleran.
Sementara itu, Muktamar ke-34 NU direncanakan digelar di Lampung pada Desember 2021 mendatang. Dalam muktamar itu, ada dua posisi yang akan ditentukan yaitu rais am pada level syuriah dan ketua umum pada level tanfidziyah. Dua bakal calon ketua umum yang santer disebut yakni KH Said Aqil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf.
Baca: Jelang Muktamar, Pengamat Nilai Ada 3 Pekerjaan Rumah PBNU