Soal TWK, Politikus PPP Siap Bantu Pertemuan Komnas dan Ombudsman dengan Istana

Selasa, 7 September 2021 09:36 WIB

Video mapping bertuliskan Rakyat Sudah Mual ditampilkan dalam aksi #SaveKPK oleh aktivis Green Peace, di Gedung KPK, Jakarta, Senin malam, 28 Juni 2021. Aksi ini untuk menyuarakan perjuangan keadilan bagi 75 pegawai KPK yang dinyatakan tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Arsul Sani menyarankan Ombudsman Republik Indonesia dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia meminta waktu bertemu Presiden Joko Widodo, Pertemuan ini untuk menyampaikan rekomendasi mereka ihwal tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi. Hingga saat ini, rekomendasi kedua lembaga itu belum ditindaklanjuti oleh Istana.

"Saran saya kepada teman-teman baik yang ada di ORI maupun Komnas HAM adalah mohon waktu agar bisa bertemu dengan Presiden," kata Arsul kepada wartawan, Selasa, 7 September 2021.

Arsul mengatakan Presiden Jokowi tentu memiliki tingkat kesibukan yang sangat tinggi, terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini. Menurut dia, bisa jadi Presiden belum ada waktu membaca laporan tebal dari Ombudsman maupun Komnas HAM.

"Kalau berharap Presiden membaca laporan yang tebal-tebal itu kan tidak mungkin juga. Ada baiknya, saya kira, mengajukan waktu untuk bertemu apakah secara fisik atau virtual untuk menjelaskan," ujar anggota Komisi Hukum ini.

Selain itu, kata dia, Ombudsman dan Komnas HAM bisa sekalian mendengarkan barangkali Presiden Jokowi mempunyai pandangan lain mengenai persoalan tersebut.

Advertising
Advertising

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ini menyatakan siap membantu Ombudsman dan Komnas HAM dengan mendorong pertemuan dengan Istana. Ia mengaku telah menyampaikan saran itu secara informal kepada orang-orang di lingkaran Presiden Jokowi.

"Presiden kan tangan kanan dan kirinya ada, Mensesneg, Seskab, KSP, nanti kalau ketemu di DPR kami juga kasih saran. Kami sudah secara informal juga menyampaikan (agar) ada pertemuan jugalah, supaya didengarkan lebih lanjut," kata Arsul.

Ombudsman menemukan dugaan penyimpangan prosedur dalam tes wawasan kebangsaan untuk proses alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara. Ombudsman pun merekomendasikan Presiden Jokowi mengambil alih kewenangan soal alih status 75 pegawai KPK yang dinyatakan tak lolos TWK.

Adapun Komnas HAM menemukan 11 dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam TWK. Menyiapkan laporan setebal 300 halaman, Komnas juga sudah menyatakan keinginan mereka untuk bertemu Presiden Jokowi. Senada dengan Ombudsman, Komnas HAM meminta Presiden memulihkan status pegawai KPK yang dinyatakan tak lolos tes wawasan kebangsaan dengan tetap mengangkat mereka menjadi ASN.

Baca juga: Cerita Gagal Panen Operasi Tangkap Tangan Gara-gara TWK

Berita terkait

Ombudsman Minta Kemenpan RB Jamin Seleksi CASN Tak Dimanfaatkan Calon di Pilkada 2024

2 hari lalu

Ombudsman Minta Kemenpan RB Jamin Seleksi CASN Tak Dimanfaatkan Calon di Pilkada 2024

Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih tak mempermasalahkan seleksi CASN 2024 tetap dilaksanakan sesuai jadwal dan berdekatan Pilkada 2024. Asal..

Baca Selengkapnya

Menteri PANRB Pastikan Seleksi CASN Sesuai Jadwal dan Jamin Tak Bisa Dipolitisasi

2 hari lalu

Menteri PANRB Pastikan Seleksi CASN Sesuai Jadwal dan Jamin Tak Bisa Dipolitisasi

Menteri PNRB Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa seleksi CASN tidak bisa karena berdasar amanat Undang-undang 20/2023 harus selesai Desember ini.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Takut Dipolitisasi, Ombudsman Usul Pelaksanaan Seleksi CASN DItunda sampai Pilkada Serentak

2 hari lalu

Takut Dipolitisasi, Ombudsman Usul Pelaksanaan Seleksi CASN DItunda sampai Pilkada Serentak

Ombudsman RI usul seleksi calon aparatur sipil negara (CASN) pada tahun 2024 ditunda hingga pilkada serentak 27 November karena khawatir dipolitisasi.

Baca Selengkapnya

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

2 hari lalu

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih menyarankan agar rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) ditunda hingga Pilkada selesai.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

2 hari lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Usul Seleksi CASN Ditunda usai Pilkada 2024 agar Tak Jadi Komoditas Politik

3 hari lalu

Ombudsman Usul Seleksi CASN Ditunda usai Pilkada 2024 agar Tak Jadi Komoditas Politik

Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih mengusulkan agar seleksi CASN ditunda hingga setelah Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

3 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

4 hari lalu

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

Dua rutan KPK, Rutan Pomdam Jaya Guntur dan Rutan Puspomal, dihentikan aktivitasnya buntut 66 pegawai dipecat karena pungli

Baca Selengkapnya