Prabowo Puji Kepemimpinan Jokowi Efektif, Pakar: Narasi Hampa Tak Berjiwa

Sabtu, 28 Agustus 2021 18:34 WIB

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi pelajar di SMPN 22 Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa, 24 Agustus 2021. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Analis sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun, menyebut pujian Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto atas performa kepemimpinan Presiden Joko Widodo seperti narasi hampa yang tak berjiwa.

“Sebab antara narasi pujian dan fakta empirik sangat jauh berbeda seperti jauh panggang dari api,” kata Ubedilah dalam keterangannya, Sabtu, 28 Agustus 2021.

Prabowo sebelumnya mengatakan bahwa cara Jokowi menangani pandemi sudah efektif dan berada di jalan yang benar. Prabowo juga menyampaikan bahwa keputusan Jokowi cocok dengan rakyat.

Ubedilah menilai, Prabowo sepertinya tidak menggunakan data dalam menilai apa yang sesungguhnya terjadi. Misalnya mengenai korupsi yang merajalela, Ubedilah mengungkapkan indeks persepsi korupsi Indonesia skornya 37 dari rentang nol sampai 100. Padahal, Komisi Pemberantasan Korupsi telah menjadi bagian dari eksekutif melalui revisi UU KPK pada 2019.

Menurut Ubedilah, Jokowi tidak berdaya dihadapan KPK, karena faktanya tetap saja lembaga antirausah melanjutkan tes wawasan kebangsaan untuk menyingkirkan penyidik yang punya integritas. “Inikah yang disebut on the right track oleh Prabowo?” ucapnya.

Advertising
Advertising

Ubedilah juga menyebut hukuman koruptor bantuan sosial atau bansos yang sangat rendah, yaitu 12 tahun. Padahal, UU menyebutkan bahwa korupsi bantuan untuk bencana bisa dihukum mati atau setidaknya seumur hidup. “Inikah yang disebut Prabowo bahwa Jokowi memiliki kepemimpinan yang efektif?”

Ubedilah juga mempertanyakan kepemimpinan Jokowi di tengah bertambahnya utang negara. Sebab, APBN defisit 6 persen lebih dibandingkan produk domestik bruto (PDB). Kemudian utang juga mencapai Rp 6.554,56 triliun atau 41,35 persen dari rasio utang pemerintah terhadap PDB.

Selama dua pekan berturut-turut, kata Ubedilah, Indonesia menjadi negara dengan tingkat kematian akibat Covid-19 tertinggi d dunia. Korbannya dari berbagai kalangan akibat dari kelalaian kepemimpinan yang gagal mengantisipasi lonjakan kasus pada Juli 2021.

“Kini sudah lebih dari 130 ribu korban kematian dari pandemi Covid-19. Inikah yang disebut efektif oleh Prabowo?” ujar Ubedilah.

Menurut sosiolog UNJ ini, narasi Prabowo akan makin hampa jika membongkar data indeks demokrasi Indonesia yang skornya terburuk sepanjang 14 tahun terakhir dengan indeks kebebasan sipil yang rapornya merah, yaitu skor 5,59. Begitu juga rapor indeks HAM mendapat nilai merah karena hanya mencapai skor 2,9 dari rentang skor 0 sampai 7.

Baca juga: Prabowo: Kita Sudah Efektif di Bawah Pak Jokowi, Saya Hormat Kepada Bapak

Berita terkait

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

2 menit lalu

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

Yustinus Prastowo mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memerintahkan Sri Mulyani berkomunikasi dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Apindo Usul Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan dan Perkotaan, Apa Tujuannya?

10 menit lalu

Apindo Usul Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan dan Perkotaan, Apa Tujuannya?

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengusulkan supaya Prabowo membentuk Kementerian Perumahan dan Perkotaan. Apa tujuannya?

Baca Selengkapnya

Dua Pernyataan Jokowi soal Pilkada: Tak Ajukan Percepatan serta Peluang Kaesang di Bekasi

50 menit lalu

Dua Pernyataan Jokowi soal Pilkada: Tak Ajukan Percepatan serta Peluang Kaesang di Bekasi

Apa kata Presiden Jokowi soal kepastian jadwal Pilkada hingga peluang orang-orang terdekat dalam pemilihan kepala daerah?

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

1 jam lalu

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

Jaksa KPK Meyer Simanjuntak menyebut institusinya akan menghadirkan keluarga bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

1 jam lalu

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) DKI mengusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

9 jam lalu

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

Kondisi rumah murah program Jokowi di Villa Kencana Cikarang mayoritas terbengkalai dan tak berpenghuni

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

9 jam lalu

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Wacana penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo perlu kajian ilmiah.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

9 jam lalu

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

10 jam lalu

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

Empat pejabat di Kementerian Pertanian kompak menjawab terpaksa memenuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo karena takut dipecat atau dimutasi.

Baca Selengkapnya

Rencana Penambahan Jumlah Kementerian Kabinet Prabowo Masih Terus Digodok

11 jam lalu

Rencana Penambahan Jumlah Kementerian Kabinet Prabowo Masih Terus Digodok

Prabowo berencana menambah jumlah pos kementerian di kabinetnya, mengingat gemuknya koalisi partai pendukung.

Baca Selengkapnya