5 Instruksi Jokowi dalam Rapat Terbatas Penanganan Pandemi
Reporter
Egi Adyatama
Editor
Syailendra Persada
Minggu, 18 Juli 2021 08:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat terbatas penanganan pandemi pada Jumat, 16 Juli 2021.
Dalam rapat itu, Presiden meminta anak buahnya agar serius dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Salah satunya memikirkan matang-matang rencana memperpanjang PPKM Darurat.
"Ini hal yang sangat sensitif, harus diputuskan dengan pemikiran yang jernih jangan sampai keliru," kata Presiden lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden yang diunggah pada Sabtu, 17 Juli 2021.
Berikut beberapa poin dalam rapat terbatas itu:
1. Percepat Vaksinasi Covid-19 di Tiga Provinsi
Presiden meminta agar program vaksinasi Covid-19 dapat dikebut di tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. Ia mengatakan ketiga provinsi tersebut masih rendah tingkat vaksinasi.
"Jawa Barat 12 persen, Jawa Tengah 14 persen, Banten 14 persen. Sehingga (bila dikebut), Jawa segera masuk ke herd immunity. Kita harapkan di Agustus akhir atau pertengahan September," katanya.
2. Target Herd Immunity Terbentuk Agustus
Kepala Negara mengatakan provinsi dengan tingkat vaksinasi tertinggi masih ada di Bali yaitu 81 persen dan DKI Jakarta 72 persen. Ia optimistis pada Agustus kekebalan kelompok alias herd immunity bisa tercipta di sana.
Untuk mencapai target ini, Jokowi kemudian memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk segera menghabiskan stok vaksin yang ada. Jokowi mengatakan stok sisa yang ada saat ini, tak perlu lagi disimpan-simpan di daerah. "Artinya kirim langsung habiskan, kirim langsung habiskan. Karena kita ingin kita mengejar vaksinasi ini secepat-cepatnya," kata Jokowi.
3. Aparat Jangan Gunakan Kekerasan saat Razia PPKM Darurat
Presiden meminta aparat di lapangan agar tak bertindak kasar dalam melaksanakan aturan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di daerah-daerah. Hal ini berkaca pada sejumlah kejadian kekerasan yang dilakukan aparat kepada masyarakat saat penertiban.
"Hati-hati dalam menurunkan mobility indeks, mengenai penyekatan dan penanganan terhadap masyarakat, terhadap pedagang, PKL, toko, saya minta kepada Polri, dan juga Mendagri kepada daerah agar jangan keras dan kasar. Tegas dan santun," kata Jokowi.
4. Mensos Jangan Ragu Keluarkan Bansos
Presiden meminta Menteri Sosial Tri Rismaharani untuk tidak ragu mengeluarkan bantuan sosial atau bansos.
"Saya minta Kepala Bulog (Budi Waseso) dan utamanya Mensos jangan ragu-ragu. Karena prinsipnya adalah yang paling penting ini kita enggak mencuri, enggak mengambil, prosedurnya tolong didampingi BPKP," katamya.
Ia juga meminta anak buahnya untuk mempercepat penyaluran bantuan sosial dan obat-obatan gratis kepada masyarakat pada pekan ini. Bantuan tersebut ia harapkan dapat meringankan beban masyarakat di tengah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
5. Evaluasi Penyekatan Selama PPKM Darurat
Presiden juga meminta agar penyekatan yang dilakukan selama PPKM Darurat dievaluasi. Jokowi mengaku selama ini masih melihat pergerakan manusia (mobility index) yang tinggi.
"Saya lihat malam juga pagi tadi, saya ke Pulo Gadung, saya lihat masih cukup ramai. Tadi malam saya ke kampung juga rame banget. Artinya penyekatan ini mungkin perlu kita evaluasi. Apakah efektif menurunkan kasus," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi Optimistis Herd Immunity Terbentuk di Jakarta dan Bali pada Agustus