Menkes Minta Publik Tak Panik Lihat Lonjakan Kasus Covid-19, Apa Alasannya?

Selasa, 13 Juli 2021 18:30 WIB

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengunjungi ruang ICU Covid-19 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Kunjungan ini untuk menyemangati tenaga kesehatan atau nakes yang tengah bertugas. Kemenkes

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat dan media tidak terlalu panik jika melihat data lonjakan kasus Covid-19 harian.

Pertama, Budi mengatakan, lonjakan kasus harian juga dipengaruhi naiknya angka pengetesan alias testing. "Maka hari ini akan ada lonjakan testing, mungkin juga akan ada lonjakan kasus konfirmasi," kata Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 13 Juli 2021.

Berikutnya, Budi mengatakan hasil testing tak selalu dapat dilaporkan dengan cepat. Ia mengatakan data kasus konfirmasi bisa saja baru dilaporkan setelah beberapa hari.

"Saya terbuka bila masih banyak data yang belum masuk. Nah sekarang kami dorong supaya itu masuk, jadi Bapak Ibu akan lihat lonjakannya, tidak usah panik terutama teman-teman media, jangan terlalu panik," kata Budi.

Menurut Budi, Kemenkes pun mendorong daerah untuk selalu melaporkan data kasus Covid-19 yang sudah terkonfirmasi secepatnya. Ia mengatakan lebih baik melaporkan data apa adanya ketimbang menutup-nutupi angka, tetapi pada akhirnya terjadi ledakan kasus Covid-19.

Advertising
Advertising

"Itu yang kejadian sekarang kan tiba-tiba enggak ada kasus konfirmasi tapi masuk ke rumah sakitnya banyak. Orang sebelum masuk ke rumah sakit kan sudah terkonfirmasi dulu," ujarnya.

Maka dari itu, kata Budi, dalam beberapa hari ini akan terlihat lonjakan kasus, tetapi bukan semuanya merupakan kasus baru. Ia mengatakan data yang dirilis hari ini bisa saja berasal dari pengetesan enam hari sebelumnya.

Budi juga mengakui sistem pengetesan (testing) dan pelacakan (tracing) memang belum sempurna. Namun katanya, hal ini bukan saja terjadi di Indonesia melainkan di seluruh dunia.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini mengatakan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun menggunakan sistem 7-day average atau rata-rata tujuh hari. Misalnya, data hari ketujuh akan dilihat dari rata-rata hari pertama hingga ketujuh. Kemudian data hari kedelapan akan dilihat dari rata-rata hari kedua hingga kedelapan. "Dengan demikian adanya anomali dengan testing dan tracing bisa kita luruskan," kata Menkes Budi Gunadi.

Baca juga: Moeldoko Minta Publik Dukung Vaksin Covid-19 Berbayar, Bisa Kurangi Beban Negara

Berita terkait

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

18 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

22 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

6 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

7 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

9 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

12 hari lalu

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

KPK mengatakan terdapat bukti mark up harga pada kasus korupsi APD di Kemenkes. Harga pengadaan APD sangat jauh dari kewajaran.

Baca Selengkapnya