Kasus Bansos: Anak Buah Juliari Batubara Diduga Ganti HP untuk Hilangkan Bukti

Reporter

M Rosseno Aji

Sabtu, 20 Maret 2021 07:32 WIB

Pejabat pembuat komitmen di Kementerian Sosial, Matheus Joko Santoso, menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, Kamis, 28 Januari 2021. Matheus Joko Santoso, diperiksa sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi kasus menerima atau memberi suap sebesar Rp.14,5 miliar terkait Bantuan Sosial penanganan pandemi Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek di Kementerian Sosial Tahun 2020. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka kasus korupsi bantuan sosial atau bansos Covid-19 Matheus Joko Santoso diduga mengganti ponsel sebanyak tiga kali selama mengurus pengadaan bantuan sembako untuk masyarakat di Jabodetabek. Matheus merupakan mantan anak buah atau bawahan Juliari Batubara.

Sumber Tempo yang mengetahui proses penyidikan kasus ini menyatakan mantan Pejabat Pembuat Komitmen di Kementerian Sosial ini diduga mengganti telepon selulernya untuk menghilangkan catatan penerimaan uang komitmen dan penyerahan uang ke mantan Menteri Sosial Juliari Batubara.

“Tujuan dari arahan tersebut ialah menghilangkan catatan terkait penerimaan uang komitmen dan penyerahan uang kepada Menteri Sosial,” kata sumber tersebut seperti dikutip pada Jumat, 19 Maret 2021.

Matheus diduga juga menerima arahan dari PPK Kemensos Adi Wahyono untuk menghapus sejumlah percakapan dan komunikasi terkait dengan penerimaan uang komitmen dari rekanan penyedia bansos Covid-19. Selain itu, dia disebut pernah diminta untuk membanting dan mengganti laptop pribadinya dengan tujuan agar dapat menghilangkan catatan terkait penerimaan uang komitmen dan penyerahan uang kepada Juliari.

Adapun Kemensos mengurus penyaluran bansos Covid-19 sebanyak 12 tahap pada Maret hingga Desember 2020. Peristiwa Matheus mengganti ponsel dan membanting laptop diduga terjadi dalam periode tersebut.

Advertising
Advertising

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Matheus menjadi tersangka penerima suap di kasus bansos Covid-19 bersama dengan Juliari dan Adi Wahyono. Ketiganya diduga menerima uang dari sejumlah vendor yang memperoleh proyek pengadaan bansos Covid-19 di wilayah Jabodetabek.

KPK menyangka Juliari Batubara memerintahkan kedua PPK menarik Rp 10.000 dari setiap paket bansos Covid-19. KPK menduga total duit yang diterima Juliari adalah Rp 17 miliar.

Baca juga: KPK Dalami Aliran Duit dari Vendor Bansos Covid-19 ke Juliari Batubara

Berita terkait

Praperadilan Bekas Kepala Rutan KPK Ditolak, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

1 jam lalu

Praperadilan Bekas Kepala Rutan KPK Ditolak, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jakarta Selatan menolak gugatan praperadilan eks Kepala Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (Rutan KPK), Achmad Fauzi

Baca Selengkapnya

KPK Buka Peluang Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang di Sidang Syahrul Yasin Limpo, Bahas Kebocoran BAP

3 jam lalu

KPK Buka Peluang Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang di Sidang Syahrul Yasin Limpo, Bahas Kebocoran BAP

Eks Sespri Kasdi Subagyono minta perlindungan LPSK karena BAP miliknya di KPK bocor ke tangan Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi Syahrul Yasin Limpo, Jaksa KPK Hadirkan 4 Saksi dari Kementan

4 jam lalu

Sidang Korupsi Syahrul Yasin Limpo, Jaksa KPK Hadirkan 4 Saksi dari Kementan

Jaksa KPK menghadirkan empat saksi dalam sidang bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu, 8 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

4 jam lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh pengacara bernama Andreas atas tuduhan tak lapor LHKPN secara benar.

Baca Selengkapnya

KPK Masih Kumpulkan Alat Bukti Baru untuk Kembali Tetapkan Eks Wamenkumham Eddy Hiariej sebagai Tersangka

5 jam lalu

KPK Masih Kumpulkan Alat Bukti Baru untuk Kembali Tetapkan Eks Wamenkumham Eddy Hiariej sebagai Tersangka

Johanis Tanak mengatakan dalam penyidikan baru tersebut KPK akan mencari bukti untuk penetapan tersangka.

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK Miliki Aset Hingga Rp60 Miliar, Segini Harta Kekayaannya di LHKPN

6 jam lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK Miliki Aset Hingga Rp60 Miliar, Segini Harta Kekayaannya di LHKPN

Dilansir dari laman e-LHKPN milik KPK, Kepala Bea Cukai Puwakarta itu terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2022.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

15 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

16 jam lalu

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

ICW mengungkap beberapa kerentanan yang mungkin terjadi di Pilkada 2024. Berkaca dari pengalaman Pilpres.

Baca Selengkapnya

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

17 jam lalu

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

KPK mengakui OTT kasus pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, awalnya tak sempurna.

Baca Selengkapnya

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

20 jam lalu

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

KPK buka suara soal kabar ayah Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Kiai Agoes Ali Masyhuri, sebagai makelar kasus Hakim Agung Gazalba Saleh.

Baca Selengkapnya