Berita Terpopuler: Listyo Sigit Kapolri, Jokowi Soal Banjir Kalsel, Laskar FPI

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 23 Januari 2021 07:02 WIB

Calon Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menerima ucapan selamat dari sejumlah Anggota DPR saat Rapat Paripurna ke-12 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 21 Januari 2021. Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1991 yang saat ini tengah menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ada beberapa berita terpopuler dan menjadi sorotan selama sepekan terakhir. Yang pertama adalah soal terpilihnya Komisaris Jenderal Listyo Sigit sebagai Kepala Kepolisian RI atau Kapolri.

Rapat paripurna DPR pada Kamis, 21 Januari 2021, menyetujui Sigit sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis. Sehari sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri ini sudah menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi Hukum DPR.

Dalam uji kelayakan ini, Sigit menjadi sorotan karena menyebut mendukung rencana menghidupkan kembali pasukan pengamanan masyarakat atau Pam Swakarsa.

Baca: Ini Alasan Listyo Sigit Ingin Aktifkan Kembali Pam Swakarsa

"Tentunya ke depan Pam swakarsa harus lebih diperan aktifkan dalam mewujudkan harkamtibmas," kata Sigit saat fit and proper test di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 20 Januari 2021.

Advertising
Advertising

Nantinya, kata Sigit, Pam Swakarsa juga akan diintegrasikan dengan perkembangan teknologi informasi dan fasilitas-fasilitas yang ada di Polri.

Rencana ini menuai kecaman dari koalisi masyarakat. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mengingatkan ada masalah celah hukum dan potensi kekerasan dari dihidupkannya Pam Swakarsa lagi.

"Tahun lalu kami sudah keluarkan respons terkait Pam Swakarsa dan ini tidak banyak berubah. Ada banyak problem terkait celah hukum dan juga potensi kekerasan yang mungkin timbul," kata Peneliti KontraS Danu kepada Tempo, Rabu, 20 Januari 2021.

Danu mengatakan Kepolisian tak memiliki aturan jelas ihwal kualifikasi organisasi seperti apa yang dapat ditetapkan sebagai Pam Swakarsa. Polri juga dinilai mendapat diskresi terlalu besar dalam mengangkat organisasi masyarakat atau perkumpulan lainnya menjadi Pam Swakarsa.

Berita lainnya yang menjadi perbincangan adalah komentar Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal penyebab banjir di Kalimantan Selatan.

Jokowi mengatakan tingginya curah hujan, terjadi hampir selama 10 hari berturut-turut, yang menyebabkan banjir Kalsel. Menurut dia, daya tampung Sungai Barito yang biasanya menampung 230 juta meter kubik meluap, hingga air sebanyak 2,1 miliar kubik membanjiri 10 kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan.

"Ini adalah sebuah banjir besar yang mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi di provinsi Kalimantan Selatan," kata Jokowi dari atas Jembatan Mataraman, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Senin, 18 Januari 2021.

Ia mengatakan kedatangan ke lokasi banjir untuk memastikan kerusakan infrastruktur, seperti Jembatan Mataraman yang juga ikut rusak. "Saya sudah minta Pak Menteri PU agar dalam 3-4 hari ini bisa diselesaikan sehingga mobilitas distribusi barang tidak terganggu," kata Jokowi.

Baca: Jokowi: Ini Banjir Terbesar di Kalimantan Selatan Sejak 50 Tahun

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan Kisworo Dwi Cahyono meminta Presiden Jokowi tidak menyalahkan curah hujan sebagai penyebab banjir Kalsel. "Kalau hanya menyalahkan hujan mending enggak usah ke sini," kata Kisworo kepada Tempo, Senin, 18 Januari 2021.

Kisworo menilai kedatangan Jokowi ke lokasi banjir Kalsel semestinya menjadi momen untuk berani memanggil pemilik perusahaan tambang, sawit, hutan tanaman industri (HTI), dan hak pengusahaan hutan (HPH). "Dan kita dialog terbuka di hadapan rakyat dan organisasi masyarakat sipil," ujarnya.

Selain soal Kapolri Listyo Sigit dan komentar Jokowi soal banjir Kalsel, berita lain yang membetot perhatian masyarakat adalah soal tim pengacara FPI yang melaporkan insiden kematian enam anggota laskar ke pengadilan internasional atau International Criminal Court (ICC).
Ketua tim advokasi kematian enam laskar FPI, Hariadi Nasution, mengatakan melaporkan insiden ini ke International Criminal Court (ICC) melalui negara lain.

Hariadi mengatakan, sudah menghitung konsekuensi bahwa Indonesia bukan bagian statuta Roma. Sehingga, mereka membawa perkara ini lewat negara lain.

"Itu tidak kami khawatirkan karena sebelum kita melangkah ke proses di ICC, negara yang memang adalah pihak sudah kita kondisikan dengan baik," kata Hariadi, saat dikonfirmasi, Jumat, 22 Januari 2021.

Namun, Guru Besar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana, mengaku tak yakin mekanisme ini bisa diterapkan dalam kasus kematian enam anggota Laskar. Pasalnya, merujuk pada Pasal 14 Statuta dari ICC, ia mengatakan hanya negara peserta yang dapat mengajukan pelaporan.

Hikmahanto mengatakan memang ada kasus Myanmar yang bukan anggota, tapi diadukan Bangladesh terkait isu Rohingya. Namun konteksnya, saat itu banyak etnis Rohingya yang ada di Bangladesh. Pelaporan serupa, dinilai Hikmahanto tak dapat diterapkan dalam kasus kematian enam laskar FPI ini. "Menurut saya tidak (bisa diterapkan). Karena tidak ada irisan dengan negara lain," kata dia.

Demikian berita terpopuler yang dirangkum redaksi kanal Nasional Tempo.co selama sepekan terakhir. Simak perkembangan politik terkini di kanal Nasional Tempo.co

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

14 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

17 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

21 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

23 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya