Namanya Disinggung Irjen Napoleon, Kabareskrim: Faktanya Saya Usut Djoko Tjandra
Reporter
Andita Rahma
Editor
Kukuh S. Wibowo
Kamis, 26 November 2020 15:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta-Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat bicara soal pernyataan Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte yang menyinggung namanya dalam sidang kasus dugaan korupsi penghapusan red notice Djoko Tjandra.
Listyo mengatakan, sejak awal pihaknya berkomitmen untuk mengusut tuntas siapa pun yang terlibat dalam perkara Djoko Tjandra. "Faktanya, saya sejak awal kasus ini bergulir tak pernah ragu usut tuntas kasus Djoko Tjandra. Siapa pun yang terlibat kami usut tanpa pandang bulu. Kalau kami terlibat kan logikanya sederhana, tak mungkin kami usut sampai ke akar-akarnya," kata Listyo dalam keterangan tertulis pada Kamis, 26 November 2020.
Listyo pun menyayangkan sikap Irjen Napoleon yang mudah percaya dengan pengakuan oknum-oknum yang menyeret seseorang untuk kepentingan pribadinya. Seharusnya, kata Listyo, Napoleon melakukan konfirmasi untuk mencari kebenaran terkait dengan klaim oknum tersebut kepada dirinya. Pernyataan Napoleon sendiri juga tidak dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP)nya.
"Kan dia jenderal bintang dua dan pejabat utama, seharusnya yang bersangkutan crosscheck apakah betul TS memang dapat restu dari saya. Agak aneh kalau ada orang yang membawa nama kita dan orang itu langsung percaya begitu saja kalau mereka dekat dan mewakili orang itu," ujar Listyo.
Pernyataan Napoleon dinilai hanya menyesatkan kebenaran yang ada. Sedianya Napoloen fokus untuk menjawab subtansi fakta-fakta konstruksi hukum yang ditemukan oleh penyidik Polri. Tapi, hal itu tidak dilakukan oleh Napoleon.
"Pihak TS (Tommy Sumardi) juga sudah membantah pengakuan dari NB (Napoleon Bonaparte). Kami meyakini majelis hakim pasti akan melihat fakta yang sesungguhnya. Mana yang suatu kebenaran dan mana hal yang mengada-ada," ucap Listyo.
Sebelumnya, Napoleon Bonaparte menceritakan saat pertama kali bertemu dengan terdakwa perantara suap Djoko Tjandra, Tommy Sumardi. Dia mengatakan saat pertemuan itu, Tommy menyinggung kedekatannya dengan Listyo Sigit. “Terdakwa (Tommy) mengatakan, ini bukan bahasa saya, tapi bahasa terdakwa, menceritakan kedekatan beliau, bahwa ke tempat saya ini sudah atas restu Kabareskrim Polri,” kata Napoleon saat bersaksi pada 24 November 2020.
Napoleon mengatakan pertemuan antara dirinya dan Tommy Sumardi terjadi di ruangannya pada awal April 2020. Menurutnya, Tommy datang diantar oleh Brigadir Jenderal Prasetijo Utomo, yang saat itu menjabat Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan PPNS Bareskrim Polri.
Tak berapa lama, Tommy menyuruh Prasetijo untuk keluar ruangan. “Silakan bintang satu keluar dari ruangan, ini urusan bintang tiga, sehingga Brigjen Pol Prasetijo menunggu di ruangan sespri saya,” kata Napoleon menirukan ucapan Tommy.
Napoleon mengatakan, saat berdua di ruangannya, Tommy meminta bantuannya untuk mengecek status red notice Djoko Tjandra. Napoleon balik bertanya mengenai hubungan Tommy dengan Djoko Tjandra. Tommy menjawab sebagai temannya Joker (Djoko Tjandra).
Mendapat jawaban itu, Napoleon mengatakan tidak yakin. Menurut Napoleon, setelah itu Tommy menyinggung kedekatannya dengan Kabareskrim Listyo Sigit. Tommy, kata dia, menawarkan untuk menelepon Listyo. “Saya bilang tidak usah, saya bilang Kabareskrim itu junior saya, tidak perlu. Tapi saya yakin bahwa kalau seorang Brigjen Pol Prasetijo Utomo dari Bareskrim dibawa ke ruangan saya, ini pasti ada benarnya,” kata dia.
ANDITA RAHMA | M. ROSSENO AJI