Eks Dirjen Otda Kritik Instruksi Mendagri, Ada Relasi Tak Baik Pusat-Daerah

Sabtu, 21 November 2020 13:08 WIB

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian saat pembukaan Rapat Koordinasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara Nasional (Rakorwasdanas) Tahun 2020, Kamis (3/9/2020).

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermansyah Djohan menilai Instruksi Mendagri Tito Karnavian yang terkesan mengancam pemberhentian kepala daerah kurang tepat. Djohermansyah menilai pemerintah pusat semestinya melakukan komunikasi dan koordinasi dengan lebih baik, bukannya mengancam.

Ia menyinggung bahwa para kepala daerah sudah bekerja maksimal. "Tekanan dengan cara-cara mengancam ini kurang elok," kata Djohermansyah dalam diskusi daring, Sabtu, 21 November 2020.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sebelumnya mengeluarkan Instruksi Mendagri Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penegakan Protokol Kesehatan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19. Instruksi ini diteken setelah terjadi sejumlah kerumunan di Jakarta dan Bogor akibat massa pengikut pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab.

Dalam instruksi itu, Tito menyinggung kepala daerah bisa diberhentikan jika melanggar peraturan perundang-undangan, sesuai yang diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Namun instruksi tersebut dikritik beberapa pihak lantaran dianggap bernuansa politis.

Menurut Djohermansyah, terbitnya Instruksi Mendagri tersebut menunjukkan adanya relasi kurang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan Covid-19. "Relasi pusat dan daerah dalam konteks penanganan wabah Covid-19 ini kurang harmonis, ada ketegangan di sana-sini," kata guru besar ilmu pemerintahan ini.

Advertising
Advertising

Djohermansyah tak menampik latar belakang Tito sebagai jenderal polisi memengaruhi pola komunikasi dengan kepala daerah. Di institusi keamanan itu garis komando bersifat hierarki dari atasan kepada bawahan. "Jadi kalau terbiasa hierarki komando maka kita akan commanding (memerintah) ke bawah," kata Djohermansyah.

Menurut Djohermansyah, ini berbeda dengan relasi dalam pemerintahan sipil yang lebih demokratis, membuka ruang partisipasi, dialog, dan komunikasi. Ia berujar orang yang terbiasa mengelola urusan pemerintahan sipil akan lebih bertindak sebagai pamong alias pengasuh atau pengurus.

"Yang berasal dari latar belakang sipil, apalagi sudah pernah bekerja menjadi bupati, gubernur, birokrat di daerah, lalu memimpin Kementerian Dalam Negeri, itu kepamongannya lebih muncul," ujar dia.

Dia mengatakan relasi Mendagri dengan kepala daerah seharusnya koordinatif saja agar menghasilkan pemerintahan yang lebih tenang. Ia mengatakan perlu juga menghindari kegaduhan dalam menyelesaikan masalah. "Ini gaduh, masalah tidak pula selesai. Itu jadi soal," kata Djohermansyah.


BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Mendagri Tito Karnavian Angkat Bicara soal Status Gus Muhdlor Jadi Tersangka

1 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Angkat Bicara soal Status Gus Muhdlor Jadi Tersangka

Gus Muhdlor telah ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK pada 16 April 2024.

Baca Selengkapnya

Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur yang Dapat Satyalancana

1 hari lalu

Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur yang Dapat Satyalancana

Khofifah menjadi satu-satunya gubernur karena Jatim menjadi provinsi berkinerja terbaik berturut turut.

Baca Selengkapnya

Mengenali Beragam Jenis Satyalencana

1 hari lalu

Mengenali Beragam Jenis Satyalencana

Gibran tidak mendapat Satyalencana, Jokowi batal menyematkan penghargaan, yang digantikan Tito Karnavian.

Baca Selengkapnya

Solo dan Medan Dapat Penghargaan Satya Lencana, Tito Karnavian Bilang Penilaian Tak Diintervensi

1 hari lalu

Solo dan Medan Dapat Penghargaan Satya Lencana, Tito Karnavian Bilang Penilaian Tak Diintervensi

Tito Karnavian menjelaskan bahwa penilaian dalam penghargaan ini tidak dilakukan sendiri oleh Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Kata Bobby Nasution dan Tito Karnavian soal Gibran Tak Ada Dalam Daftar Penerima Satyalancana

1 hari lalu

Kata Bobby Nasution dan Tito Karnavian soal Gibran Tak Ada Dalam Daftar Penerima Satyalancana

Nama Gibran sebelumnya diagendakan menerima Satyalancana. Begini jawaban Bobby Nasution dan Mendagri Tito Karnavian.

Baca Selengkapnya

Jokowi akan Berikan Penghargaan Satyalencana pada Gibran hingga Bobby

3 hari lalu

Jokowi akan Berikan Penghargaan Satyalencana pada Gibran hingga Bobby

Presiden Jokowi dikabarkan akan memberikan penghargaan kepada kepala daerah berprestasi, di antaranya Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution

Baca Selengkapnya

Bambang Widjojanto Beri Respons Banjir Amicus Curiae dalam Sengketa Pilpres di MK

8 hari lalu

Bambang Widjojanto Beri Respons Banjir Amicus Curiae dalam Sengketa Pilpres di MK

Bambang Widjojanto tim hukum Anies-Muhaimin beri respons banjir amicus curiae ke MK dalam sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

4 Poin Amicus Curiae Rizieq Shihab Cs ke Mahkamah Konstitusi

9 hari lalu

4 Poin Amicus Curiae Rizieq Shihab Cs ke Mahkamah Konstitusi

Rizieq Shihab Cs mengajukan Amicus Curiae terkait sidang sengketa Pilpres 2024 ke MK. Berikut empat poin isinya.

Baca Selengkapnya

Rizieq Shihab dan Din Syamsuddin Cs Ajukan Amicus Curiae ke MK

9 hari lalu

Rizieq Shihab dan Din Syamsuddin Cs Ajukan Amicus Curiae ke MK

Rizieq Shihab dkk menyampaikan empat poin dalam amicus curiae mereka.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

10 hari lalu

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

Tol Cikampek Kilometer atau KM 50-an kembali menjadi lokasi tragedi. Sebuah kecelakaan maut terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik lalu

Baca Selengkapnya