Kisruh Dana Bansos, Kemensos Akui Perbarui Data Terakhir 2015

Kamis, 30 April 2020 19:39 WIB

Petugas memeriksa paket bantuan sosial (bansos) berupa kebutuhan pokok (sembako) dari Presiden RI untuk warga terdampak COVID-19 di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa, 28 April 2020. Pemerintah menyalurkan paket bansos masing-masing sebesar Rp600 ribu per bulan selama tiga bulan sebagai upaya untuk mencegah warga tidak mudik dan meningkatkan daya beli selama pandemi COVID-19 kepada warga yang membutuhkan di wilayah Jabodetabek. TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta -Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Hartono Laras mengakui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) terakhir diperbarui secara masif pada 2015. DTKS merupakan data rujukan awal untuk menentukan penerima bantuan sosial atau bansos karena terdampak pandemi Covid-19.

"DTKS kami memang terakhir ada pemutakhiran basis data terpadu masif secara besar itu di 2015," kata Hartono dalam diskusi virtual bersama Tempo, Kamis, 30 April 2020.

Hartono menuturkan Kemensos sebenarnya sudah mengusulkan untuk melakukan pemutakhiran data secara menyeluruh. Ia juga mendorong daerah untuk terus melakukan perbaikan dan pembaruan data.

Dalam pemberian bantuan untuk warga terdampak Covid-19 saat ini, kata Hartono, DTKS digunakan sebagai acuan awal. Di samping itu, kata dia, verifikasi data terus dilakukan. Kemensos juga mempersilakan daerah untuk melakukan modifikasi berdasarkan hasil verifikasi di lapangan.

Pemberian dana bansos untuk warga terdampak Covid-19 di berbagai daerah dilaporkan bermasalah. Warga yang tergolong mampu memperoleh bantuan, warga yang ekonominya sulit malah terlewat.

Direktur Smeru Riset Institute, Widjajanti Isdijoso, mengatakan persoalan data menjadi masalah rumit penyaluran bantuan sosial kepada warga terdampak Covid-19. Ia mengatakan sejumlah daerah melakukan pemutakhiran data. Namun hal itu juga belum memadai lantaran adanya keterbatasan sumber daya manusia dan keuangan di tiap daerah.

Akibatnya, kata Widjajanti, akurasi data dari 2015 hingga 2019 terus menurun. Pada 2015, ucap dia, keakuratan data 2015 ialah berkisar 85 persen. Namun menurut catatan Smeru, pada 2019 ada sekitar 60 kabupaten yang tak melakukan pembaruan data. "Kemiskinan itu naik turun angkanya, sangat fluktuatif, kalau tidak di-update tentu keakuratan turun," kata Widjajanti.

Ia mencontohkan, DTKS berisikan data 40 persen masyarakat miskin di Indonesia. Namun dalam kondisi pandemi sekarang ini, angka tersebut bisa jadi bertambah besar lantaran banyak orang kehilangan pekerjaan dan penghasilan. "Ini memerlukan treatment yang istimewa dan memang kita tidak siap," ujar dia.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Menteri Sosial Targetkan Data Tunggal Kemiskinan Selesai dalam 100 Hari Kerja

6 hari lalu

Menteri Sosial Targetkan Data Tunggal Kemiskinan Selesai dalam 100 Hari Kerja

Data itu, kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf, akan menjadi referensi setiap kementerian dan lembaga dalam program pengentasan kemiskinan.

Baca Selengkapnya

Apakah Kebijakan Bansos Jokowi akan Dilanjutkan di Pemerintahan Prabowo?

12 hari lalu

Apakah Kebijakan Bansos Jokowi akan Dilanjutkan di Pemerintahan Prabowo?

Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko memberikan kepastian bahwa program bansos akan terus berlanjut.

Baca Selengkapnya

Budiman Bilang Prabowo Teruskan Program Bansos Jokowi: Penting bagi Orang Miskin

14 hari lalu

Budiman Bilang Prabowo Teruskan Program Bansos Jokowi: Penting bagi Orang Miskin

Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko, mengatakan Presiden Prabowo Subianto akan tetap melanjutkan kebijakan bansos.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janji Hilangkan Kemiskinan, Ekonom: Jangan Mengandalkan Bansos

14 hari lalu

Prabowo Janji Hilangkan Kemiskinan, Ekonom: Jangan Mengandalkan Bansos

Ekonom menyarankan sejumlah langkah kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mengatasi kemiskinan. Tidak dengan mengandalkan bantuan sosial atau bansos.

Baca Selengkapnya

Lima UMKM Program PENA Kemensos Borong Penghargan di IEC 2024

17 hari lalu

Lima UMKM Program PENA Kemensos Borong Penghargan di IEC 2024

Program Pahlawan Ekonomi Nusantara atau PENA dari Kementerian Sosial berhasil mengahtarkan lima pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) binaannya meraih penghargaan pada acara Indonesia Entrepreneurs Challenge atau IEC 2024.

Baca Selengkapnya

UMKM Binaan Program PENA Kemensos Meraih Penghargaan di IEC 2024

17 hari lalu

UMKM Binaan Program PENA Kemensos Meraih Penghargaan di IEC 2024

Lima pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) binaan Kementerian Sosial lewat program Pahlawan Ekonomi Nusantara atau PENA berhasil mendapatkan penghargaan pada acara Indonesia Entrepreneurs Challenge atau IEC 2024, yang digelar di The Westin Hotel, Jakarta Selatan, pada Jumat, 18 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Bukan Bansos, Sri Mulyani Pastikan Program Perlinsos Terus Berjalan

18 hari lalu

Bukan Bansos, Sri Mulyani Pastikan Program Perlinsos Terus Berjalan

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan tetap menjalankan program Perlindungan Sosial (Perlinsos) untuk sisa tahun ini.

Baca Selengkapnya

Buntut Kasus Pencabulan Panti Asuhan Darussalam An'Nur, Kemensos Akan Data Ulang Semua Panti

22 hari lalu

Buntut Kasus Pencabulan Panti Asuhan Darussalam An'Nur, Kemensos Akan Data Ulang Semua Panti

Kemensos akan mendata ulang semua panti karena banyak yang tak memiliki izin, termasuk panti asuhan yang menjadi tempat pencabulan di Tangerang.

Baca Selengkapnya

Gus Ipul Terima Penghargaan JBMB Emas dari Pemprov Jatim

23 hari lalu

Gus Ipul Terima Penghargaan JBMB Emas dari Pemprov Jatim

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menerima penghargaan Jer Basuki Mawa Bea Emas dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas tata kelola pemerintahan yang baik.

Baca Selengkapnya

Kasus Pencabulan di Panti Asuhan, Kemensos Catat 1.715 LKS Anak Tidak Penuhi Syarat Operasional

24 hari lalu

Kasus Pencabulan di Panti Asuhan, Kemensos Catat 1.715 LKS Anak Tidak Penuhi Syarat Operasional

Menteri Sosial Syaifullah Yusuf mengatakan, masih banyak LKS, termasuk panti asuhan, yang tercatat di data Kemensos yang tidak memenuhi syarat.

Baca Selengkapnya