PKS Minta Pemerintah Terbuka Soal Keuangan Penanganan Covid-19

Minggu, 12 April 2020 10:48 WIB

Seorang warga menyelesaikan pembuatan mural ajakan melawan penyebaran virus corona atau COVID-19 di Kalipasir, Jakarta, Jumat 10 April 2020. Selain peran pemerintah dalam penanganan COVID-19, diperlukan juga peran serta masyarakat untuk menjaga wilayah masing-masing sehingga penyebaran dapat ditekan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Dewan Perwakilan Rakyat, Netty Prasetiyani, meminta pemerintah transparan dan akuntabel terkait penggunaan dana penanganan Covid-19.

Salah satu caranya, Netty meminta pemerintah menyampaikan laporan keuangan secara berkala yang terus diperbarui melalui situs yang dapat diakses publik.

"Pemerintah harus selalu meng-update laporan penanganan Corona, termasuk laporan keuangan melalui kanal resmi yang dapat diakses publik," kata Netty melalui keterangan tertulis, Ahad, 12 April 2020.

Netty menyoroti alokasi anggaran sebesar Rp 405 triliun untuk penanganan Covid yang ditetapkan pemerintah. Menurut dia, perlu ada pengawasan ekstra yang melibatkan DPR, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Otoritas Jasa Keuangan, profesional, dan masyarakat.

"Kami tidak mau ada penyimpangan dan penyelewengan. Jangan ada celah oknum mengambil kesempatan di tengah kesulitan," ujar anggota Komisi Kesehatan DPR ini.

Advertising
Advertising

Di samping itu, Netty juga menyoroti alokasi anggaran kesehatan sebesar Rp 75 triliun atau sekitar 18,5 persen dari keseluruhan dana. Menurut dia, alokasi untuk kesehatan semestinya mendapatkan porsi yang lebih besar.

Netty berujar, kebutuhan akan alat pelindung diri (APD), masker, dan alat kesehatan lainnya masih banyak. Belum lagi ruang isolasi di rumah sakit dan dukungan moril untuk para tenaga kesehatan masih tergolong minim.

Di sisi lain, pemerintah mengalokasikan Rp 150 triliun untuk pemulihan ekonomi nasional, Rp 70,1 triliun untuk stimulus perpajakan dan kredit usaha rakyat, Rp 100 triliun untuk jaring pengaman sosial.

Netty mengatakan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan dan Stabilitas Sistem Keuangan dalam rangka menangani pandemi Corona ini mengabaikan peran DPR dalam realokasi APBN 2020. Maka dari itu, dia menekankan perlunya pengawasan dan mendesak pemerintah untuk transparan.

Berita terkait

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

6 menit lalu

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan sikap politik PKS jadi koalisi atau oposisi akan diumumkan jika sudah diputuskan Majelis Syuro.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Bergabung ke Koalisi Prabowo, Gibran: Semuanya Baik-Baik Saja

14 jam lalu

Partai Gelora Tolak PKS Bergabung ke Koalisi Prabowo, Gibran: Semuanya Baik-Baik Saja

PKS memang belum membuat keputusan resmi akan bergabung atau tidak di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

16 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

23 jam lalu

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sejumlah kalangan menilai DPR membutuhkan partai oposisi untuk mengawasi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

1 hari lalu

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) dibubarkan pada 30 April 2024. Kilas balik pembentukan dan siapa tokoh-tokohnya?

Baca Selengkapnya

Enggan Tanggapi Penolakan Gelora, PKS Masih Tunggu Majelis Syura soal Sikap Politik

1 hari lalu

Enggan Tanggapi Penolakan Gelora, PKS Masih Tunggu Majelis Syura soal Sikap Politik

PKS memilih tak menggubris pernyataan Partai Gelora yang menolak rencana mereka bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

1 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

2 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya