Rentan Judicial Review RKUHP, DPR Tak Peduli Kritik Koalisi Sipil

Senin, 16 September 2019 17:18 WIB

Sekelompok warga dari Aliansi Masyarakat Sipil untuk Keadilan Demokrasi melakukan aksi saat berlangsungnya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad, 15 September 2019. Aksi yang bertepatan dengan Hari Demokrasi Internasional tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap revisi Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). ANTARA/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi masyarakat sipil menyatakan akan mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi jika Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana atau RKUHP tetap disahkan oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan. Mereka menganggap banyak pasal bermasalah dalam RKUHP tersebut yang justru mengancam demokrasi.

"Kami akan judicial review ke MK," kata Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati kepada Tempo, Senin, 16 September 2019.

DPR dan pemerintah berkukuh akan mengesahkan RKUHP di bulan September ini. Kemarin malam, kedua pihak telah merampungkan pembahasan RKUHP dalam rapat final yang digelar di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta sejak Sabtu, 14 September 2019.

Sedari lama, koalisi masyarakat sipil menilai RKUHP memuat pasal-pasal bermasalah yang justru berwatak kolonial. Koalisi menilai rumusan RKUHP bertentangan dengan klaim DPR dan pemerintah yang melakukan dekolonialisasi UU hasil peninggalan Belanda itu.

Meski mendapat banyak kritik, DPR bergeming. Sejumlah anggota Komisi Hukum DPR mempersilakan saja para pihak yang tak sepakat untuk mengajukan uji materi ke MK.

Advertising
Advertising

"JR (judicial review) silakan saja. Tentu nanti akan dilihat apakah pasal atau UU itu bertabrakan dengan konstitusi kita atau tidak," kata anggota Panitia Kerja DPR untuk RKUHP Taufiqulhadi kepada Tempo, Ahad, 15 September 2019.

Hal senada disampaikan Ketua DPR Bambang Soesatyo. Dia menilai kritik-kritik yang ada hanyalah upaya berulang setiap tahun untuk menggagalkan pengesahan RKUHP.

"Ya dipersilakan saja (judicial review). Ini kan upaya yang selalu tiap tahun untuk menggagalkan RKHUP. Harusnya mereka bangga mendorong UU ini agar segera diundangkan," kata Bamsoet di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad malam, 15 September 2019.

Peneliti Institute for Criminal Justice Reform Erasmus Napitupulu, tanggapan semacam ini sudah kerap terlontar dari anggota DPR, khususnya tim perumus RKUHP. Dia pun menyebut sikap para anggota Dewan ini menunjukkan mereka tak peduli pada suara rakyat.

"Tim perumus berkali-kali bilang JR aja. Ya mungkin mereka tak peduli pada rakyat," kata Erasmus kepada Tempo.

Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar menyebut sikap DPR itu merupakan arogansi. Dia menilai DPR seperti tak menyadari eksistensinya sebagai wakil rakyat yang berkewajiban menyerap aspirasi masyarakat.

Fickar pun menganggap Indonesia saat ini mengalami krisis kenegarawanan yang bijaksana dan akomodatif terhadap masyarakat.

"Yang banyak sekarang oligarki yang hanya peduli pada kepentingan kelompoknya. Kita krisis kepemimpinan yang negarawan pada smua level tingkatan," ucap Fickar.

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

18 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

7 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya