Mengenang Mbah Moen di Antara Jokowi dan Prabowo dalam Pilpres
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Syailendra Persada
Selasa, 6 Agustus 2019 15:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Maimun Zubair atau Mbah Moen yang meninggal dunia Mekah, Arab Saudi pada Selasa, 6 Agustus 2019 bukan cuma tokoh besar di bidang agama. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ahmad Basarah menyebut Maimun sebagai sosok ulama besar yang juga nasionalis.
"Kita telah kehilangan ulama besar dan seorang tokoh bangsa yang perjuangan hidupnya menjadi panutan dan suri teladan dalam mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan dalam satu tarikan nafas," kata Basarah dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Agustus 2019.
Kiai ini juga seorang sosok penting dalam peta politik lokal maupun nasional. Setiap momentum politik, baik pemilihan kepala daerah maupun pemilihan presiden, Maimun acap dikunjungi oleh para calon yang akan ikut kontestasi.
Dalam kontestasi pemilihan presiden 2019 lalu, Maimun mendukung calon inkumben Joko Widodo atau Jokowi. Dalam acara "Sarang Berzikir Indonesia Maju" yang digelar Jumat, 1 Februari lalu, Mbah Moen mengisyaratkan dukungannya berlabuh kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Saya hanya menyampaikan, banyak orang menunggu-nunggu saya pilih siapa, ya (pilih) yang dekat saya, saya tidak mengajak, semua punya kebebasan masing-masing, tapi yang dekat saya malam ini saja, yang dekat saja," kata Mbah Moen yang duduk bersebelahan dengan Jokowi.
Doa yang dilontarkan Maimun dalam acara itu juga sempat menuai perhatian publik lantaran adanya salah ucap. Mbah Moen bukannya menyebut nama Jokowi, melainkan Prabowo Subianto yang menjadi pesaing Jokowi di Pilpres 2019.
"Ya Allah, hadza ar rois, hadza rois, Pak Prabowo ij'al ya ilahana," kata Maimun dalam rekaman video yang beredar.
Maimun membacakan doa sambil melihat secarik kertas kuning yang dia keluarkan dari sakunya. Doa ini dibacakan Maimun dalam bahasa Arab.
Diketahui, potongan doa Maimun Zubair itu kurang lebih memiliki arti 'ya Allah, inilah pemimpin, inilah pemimpin Prabowo, jadikan, ya Tuhan kami'. Petikan doa yang terselip nama Prabowo itu terekam di menit ke 3 lewat 40 detik dari video berdurasi 6 menit 37 detik.
Kemudian, Maimun dihampiri oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy alias Romi usai membacakan doa. Setelah itu, Dewan Syariah PPP kembali berdoa seperti meralat ucapannya sebelumnya. "Jadi saya dengan ini, untuk menjadi, siapa yang ada di samping saya ya Pak Jokowi," katanya.
Menurut Romahurmuziy kala itu, Mbah Moen jelas melafalkan "hadza rois" atau presiden ini dan mendoakan untuk menjadi presiden kedua kalinya. "Jelas di sini, siapa yang dimaksud menjadi presiden kedua kalinya, tentu merujuk Pak Jokowi. Beliau saat ini menjadi presiden di periode pertama."
<!--more-->
Pada kontestasi Pilpres 2014 Maimun memang mendukung Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa. Kala itu PPP memang mengusung Prabowo-Hatta. Pada Pilpres 2014 itu, Prabowo mendapatkan suara tinggi di pesantren Mbah Moen. Prabowo-Hatta mendapat 3.223 suara sementara Jokowi yang saat itu menggandeng Jusuf Kalla memperoleh 1.637 suara.
Di perhelatan kampanye Pilpres 2019, Maimun menerima kunjungan baik dari Jokowi maupun Prabowo. Cerita ini dia sampaikan dalam acara Hari Lahir Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di kantor DPP Pusat, Jakarta pada Ahad malam, 6 Januari 2019.
"Yang satu saya doakan, dan yang satu saya suruh salat di sajadah saya," ujar kiai sepuh itu.
Yang dimaksud didoakan adalah Prabowo Subianto. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengunjungi Mbak Moen di kediamannya, area kompleks Pondok Pesantren Al-Anwar, Desa Karangmangu, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Sabtu, 29 September 2019.
Saat itu, Mbah Moen berdoa agar apa yang dicita-citakan oleh Prabowo untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan kepada seluruh rakyat Indonesia bisa terwujud pada pilpres 2019 mendatang. Sementara Jokowi, ujar Maimun, saat berkunjung diberi kesempatan untuk salat dengan sajadahnya.
"Mulai sekarang siapa yang ada disamping saya, itu calon pimpinan negara kelak," ujar Maimun sambil menoleh kepada Ma'ruf Amin yang saat itu berada di lokasi acara.
Kemudian pada 14 April lalu, Maimun menemui Jokowi sebelum kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Pertemuan itu berlangsung di Hotel Fairmont, Jakarta, tak jauh dari kompleks GBK.
Berbincang sebentar, Ia memberikan sorban berwarna hijau kepada Jokowi. Kiai sepuh itu juga menunjukkan cara memakai sorban itu kepada Jokowi.
Maimun Zubair meninggal di Mekah, Arab Saudi pada pukul 04.17 waktu setempat. Mbah Moen meninggal di Rumah Sakit Annur, Makkah, Arab Saudi. Menurut Sholeh Mahmoed Nasution atau Ustaz Somed, kiai berusia 90 tahun itu dilarikan ke rumah sakit setelah tiba-tiba tak sadarkan diri saat sedang berwudu untuk menjalankan salat tahajud dini hari tadi.
Jenazah Mbah Moen disalatkan di Masjidil Haram dan akan dimakamkan di kawasan pemakaman Ma'la, Mekah, Arab Saudi.