Demokrat Sebut Wiranto Jenderal Masa Lalu dan Represif

Selasa, 7 Mei 2019 12:29 WIB

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM Wiranto saat hadir di acara rapat koordinasi nasional pengamanan Pemilu 2019, di Hotel Grand Paragon, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Maret 2019. TEMPO/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat mengkritik rencana Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto membentuk tim hukum nasional yang bertujuan mencegah upaya pendelegitimasian penyelenggaraan dan hasil pemilihan umum. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik menyebut kebijakan Wiranto itu bersifat fasis.

Baca: Wiranto: Media yang Bantu Langgar Hukum, Kalau Perlu Kami Tutup

"Pikiran dan tubuh manusia bukan yurisdiksi negara. Wiranto sungguh jenderal masa lalu," kata Rachland kepada Tempo, Selasa, 7 Mei 2019.

Mantan Direktur Imparsial ini mengatakan bahwa kebebasan berpikir dan berekspresi dilindungi dan dijamin dalam Undang-undang Dasar 1945. Kebijakan fasistis Wiranto, kata dia, sama saja melabrak konstitusi.

"Sungguh memalukan Jokowi dengan sadar menjadikannya sekutu dan memberinya posisi menteri," kata Rachland.

Wiranto sebelumnya mengatakan bakal membentuk tim hukum nasional yang beranggotakan para pakar hukum dari pelbagai perguruan tinggi. Dia mengklaim sudah berdiskusi dengan para ahli hukum tersebut.

"Tim ini akan mengkaji ucapan, tindakan, dan pemikiran tokoh-tokoh tertentu, siapa pun dia, yang nyata-nyata melanggar dan melawan hukum," kata Wiranto di kantornya, Senin, 6 Mei 2019.

Baca: Wiranto: Tim Hukum Nasional Hadapi Upaya Delegitimasi Pemilu

Advertising
Advertising

Wiranto sekaligus menyikapi maraknya pendapat dan komentar yang beredar di media sosial ataupun di masyarakat yang isinya berusaha memprovokasi masyarakat agar bertindak di luar hukum. Wiranto juga melontarkan dugaan adanya pihak di luar negeri yang mengompori masyarakat agar bertindak di luar konstitusi.

Gaya politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean saat tiba di Media Center Prabowo-Sandi. Tempo/Ryan

Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean juga menilai ucapan Wiranto menunjukkan bahwa pemerintah semakin represif dan membungkam kebebasan berpendapat. Dia menyebut hal-hal semacam itu semestinya tak terjadi dalam negara demokrasi dan hukum.

Menurut Ferdinand, apa yang disampaikan Wiranto kemarin juga mengindikasikan Indonesia memasuki era yang lebih kejam dari Orde Baru. "Bahkan ini agak mirip-mirip dengan gaya komunis di Cina ya, yang mengontrol semua kehidupan sosial masyarakatnya bahkan media sosial sangat dibatasi," kata dia.

Ferdinand pun meminta Wiranto membatalkan niatnya membentuk tim hukum nasional itu. Dia juga menyarankan mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia itu lebih banyak belajar ihwal hukum dan demokrasi.

Baca: Soal Rencana Bikin Tim Hukum Nasional, BPN Prabowo: Copot Wiranto

"Lebih banyak belajar tentang demokrasi dan apa itu arti sebuah kebebasan berpendapat, kebebasan berserikat yang diatur dalam konstitusi kita supaya bangsa ini tidak kemudian menjadi bangsa yang menyimpang dari konstitusinya," ucapnya.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | KORAN TEMPO

Berita terkait

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 menit lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

3 jam lalu

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

Gibran mengaku tak tahu siapa yang dimaksud Luhut soal orang toxic yang jangan dibawa ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

10 jam lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

17 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

KPU Bantah Gugatan Demokrat di Sengketa Pileg Banten: Perolehan Suara Versi Pemohon Tidak Benar

20 jam lalu

KPU Bantah Gugatan Demokrat di Sengketa Pileg Banten: Perolehan Suara Versi Pemohon Tidak Benar

KPU membantah gugatan Partai Demokrat pada perkara Nomor 183-01-14-16/PHPU.DPR-DPRD-XXII/2024 dalam sidang sengketa Pileg

Baca Selengkapnya

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

21 jam lalu

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat sepakat dengan pesan Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden terpilih Prabowo untuk tidak membawa orang toxic ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

1 hari lalu

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

Siapa yang bakal mengisi posisi menteri di kabinet Prabowo menjadi perhatian publik. PAN dan Demokrat masing-masing menyebut nama Eko Patrio dan AHY.

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

1 hari lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

1 hari lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

2 hari lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya