TEMPO Interaktif, BANDUNG:Front Pembela Islam (FPI) Kota Bandung menyatroni konsulat Belanda di Bandung. Mereka memprotes pemlesetan ayat-ayat dalam Al Quran pada film Fitna yang dibuat Geert Wilders, anggota Parlemen Belanda. Aksi ini adalah bentuk penolakan beredarnya film itu di internet kata Saeful Abdullah, Ketua FPI Kota Bandung, Selasa (1/4).Belasan anggota FPI Kota Bandung dengan kendaraan roda dua, beriringan mendatangi Konsulat Belanda di Jalan Dayang Sumbi, Bandung . Sebelumnya ormas itu mendatangi gedung DPRD Jawa Barat dan beraudiensi dengan para wakil rakyat itu dengan topik yang sama. Di depan kantor konsulat itu, massa anggota FPI itu berorasi sambil mengacungkan poster yang mengutuk Geert Wilders, pembuat film Fitna. Kami orang Islam bukan teroris, teriak seorang pengunjuk rasa. Mereka diterima konsul Belanda di sana . Menurut Saefull, kawan-kawannya menganggap film itu menghina keyakinan agama seseorang. Apalagi pada film itu ada pemlesetan ayat-ayat Al-Quran dengan gambar yang melatarbelakanginya adalah hancurnya gedung WTC di Amerika. Ini seperti menggiring orang mempersepsikan umat Islam sebagai bagian dari terorisme, ujarnya. Saefull mendukung sikap Pemerintah yang berani mencekal Geert Wilders. Ia juga setuju agar umat Islam tidak terprovokasi sehingga menyulut konflik horisontal di antara warga. Makanya FPI datang ke sini untuk berdialog, dan tidak menggelar pasukan banyak-banyak, katanya. Konsul Kehormatan Kerajaan Belanda untuk Jawa Barat Hamonongan Nasoetion mengatakan, pemerintah Belanda juga mengecam tindakan Geert Wilders, yang disebutnya gila. Perbuatan itu tidak mewakili pandangan bangsa Belanda, katanya. Namun pihaknya telah memberitahu warga Belanda yang tengah berada di Jawa Barat untuk berhati-hati. Menurut dia, akibat beredarnya film Fitna itu, pemerintah Belanda sempat khawatir nasib warganya di Indonesia . Warga Belanda yang tinggal di Jawa Barat tak banyak, hanya sekitar 200 orang. Setengahnya, berada di Bandung. Kalau ada apa-apa, kita mohon agar menghubungi kami, tapi saya rasa warga Belanda aman di sini, katanya. Ahmad Fikri