UGM Usulkan NU dan Muhammadiyah Jadi Kandidat Penerima Nobel

Reporter

Vindry Florentin

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 22 Januari 2019 17:22 WIB

NU dan Muhammadiyah. Wikipedia-Muhammadiyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (PSKP UGM) berencana mengajukan Nahdlatul Ulama atau NU dan Muhammadiyah sebagai kandidat penerima penghargaan Nobel perdamaian. Kedua organisasi itu dianggap menawarkan wajah lain dari Islam yang selama ini dikenal dunia.

Baca juga: Survei: Imbauan 5 Ulama NU Didengar Lebih dari 15 Persen Pemilih

Kepala PSKP UGM Najib Azca mengatakan Islam saat ini identik dengan diskursus mengenai kekerasan, terorisme, hingga ekstremisme. Stereotip itu terutama muncul dari wilayah Timur Tengah yang selama ini dianggap sebagai kiblat Islam.

"Tapi sebenarnya kita memiliki wajah Islam yang berbeda di Indonesia," kata Najib saat dihubungi Tempo, Selasa, 22 Januari 2019. Dia menuturkan, budaya keislaman Indonesia relatif damai. Selain itu, kondisinya tergolong unik, terutama dengan hadirnya NU dan Muhammadiyah.

Najib menyebut kedua organisasi itu sebagai pilar sipil Islam. Hadirnya NU dan Muhammadiyah membuktikan Islam cocok dengan sistem demokrasi, sesuatu yang selama ini banyak diragukan pemikir terkemuka. "Indonesia membuktikan bisa menjadi negara muslim yang besar sekaligus demokratis," katanya.

Advertising
Advertising

NU dan Muhammadiyah juga merupakan organisasi dengan massa yang besar. Najib memperkirakan tak ada organisasi Islam sebesar itu di dunia.

Kondisi itu, menurut dia, patut menjadi contoh bagi negara lain. "Ini menarik jika di-highlight lalu masuk dalam calon penerima Nobel Price, dianggap sebagai permata dunia yaitu mengenai Islam yang damai, demokratis, dan berkeadaban," ujarnya.

Baca juga: Cerita Adik Gus Dur Soal Prabowo - Sandiaga ke Makam Pendiri NU

PSKP UGM saat ini tengah mempersiapkan dokumen untuk mengusulkan NU dan Muhammadiyah sebagai kandidat penerima Nobel perdamaian. Pendaftaran kandidat penerima Nobel perdamaian ini akan ditutup pada 30 Januari 2019.

Najib mengatakan, langkah ini juga dilakukan oleh Guru Besar Antropologi Universitas Boston Amerika Serikat Robert W. Hefner. Dia telah mengirimkan dokumen pengajuan penghargaan Nobel perdamaian untuk NU dan Muhammadiyah kepada panitia.

Catatan:
Judul dan isi berita ini telah diubah pada Kamis, 24 Januari 2019, pukul 07.02 WIB, karena ada koreksi.

Berita terkait

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

2 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

3 hari lalu

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.

Baca Selengkapnya

Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

3 hari lalu

Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

Pakar hukum tata negara UGM, Zainal Arifin Mochtar, menilai MK punya banyak pekerjaan rumah alias PR pasca-putusan sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

4 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

UGM Buka Pendaftaran Seleksi Mandiri, Simak Syarat dan Panduan Pendaftaran

4 hari lalu

UGM Buka Pendaftaran Seleksi Mandiri, Simak Syarat dan Panduan Pendaftaran

Universitas Gajah Mada buka pendaftaran online seleksi mandiri UGM sejak 17 April hingga 7 Mei 2024. Lokasi ujian mandirinya?

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

4 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum UGM Sebut Ada 3 Genre Hakim dalam Putusan MK

4 hari lalu

Pakar Hukum UGM Sebut Ada 3 Genre Hakim dalam Putusan MK

Pakar hukum di UGM sebut ada 3 genre hakim dalam memutus perkara. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

4 hari lalu

Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

MK sebelumnya telah menolak gugatan sengketa pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies dan Ganjar.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

5 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya