Masjid Malaysia Selalu Doakan Raja, JK: di Kita Kritik Presiden
Reporter
Friski Riana
Editor
Syailendra Persada
Sabtu, 10 November 2018 13:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla membandingkan khutbah di masjid negara lain, seperti Malaysia, dengan di Indonesia. JK mengatakan, dalam pembukaan khutbah di Malaysia, yang pertama kali dilakukan adalah mendoakan raja.
Simak: Banyak Perempuan Berhijab, Jusuf Kalla: Keimanan Jauh Lebih Baik
"Di kita, mana ada mendoakan presiden, yang ada malah mengkritik presiden. Nah itu bahayanya di situ," kata JK dalam workshop nasional Asosiasi Masjid Kampus Indonesia di Kementerian Ristek Dikti, Jakarta, Sabtu, 10 November 2018.
JK menjelaskan, masjid di Indonesia dengan negara lain berbeda. Ia menuturkan, ada dua negara di dunia yang sebagian besar masjidnya dibangun dan diatur oleh masyarakat, salah satunya Indonesia. Di Malaysia, kata JK, sebagian besar masjid dibangun negara. Karena itu, kutbahnya pun tersentralisasi atau terpusat dan diseragamkan. Sehingga, pengurus masjid dan marbotnya pun merupakan pegawai negeri.
Sementara masjid di Indonesia berbeda karena dibangun dan dikelola masyarakat. Apalagi, kata dia, masjid di kampus diketuai oleh profesor-profesor. "Mana ada di negeri lain ketua masjid itu profesor? Jadi itu karena milik masyarakat," katanya.
Perbedaan lainnya, JK menyebutkan, masjid di luar negeri tidak menyediakan kotak amal. Hanya masjid atau musala di Indonesia yang menyediakan kotak amal. Hal itu juga, kata JK, yang membuat Indonesia dianggap sebagai negara paling dermawan.
Baca: Peluang Jadi PNS Kecil, JK Sarankan Kaum Muda Jadi Wirausahawan
"Di luar negeri mana ada kotak amalnya, di Malaysia tidak ada kotak amal. Di kita ada kotak amal, jadi memang dermawan. Bukan dermawan, memang begitu harus dermawan. Kalau tidak begitu siapa yang ngurus masjid itu," kata Jusuf Kalla.