Foto Munir Dipajang dalam Acara Pembela HAM Dunia di Paris

Kamis, 8 November 2018 19:15 WIB

Penggiat HAM mengenakan topeng Munir dalam aksi Kamisan untuk mengennag 10 tahun tewasnya aktivis HAM, Munir di depan Istana Negara Jakarta, 4 September 2014. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Para pembela Hak Asasi Manusia (HAM) dari seluruh dunia pada akhir Oktober lalu berkumpul di Paris, Perancis, untuk menggelar The Human Rights Defenders World Summit 2018. Acara tentang pembela HAM Dunia ini berlangsung pada 29-31 Oktober 2018.

Dalam rangkaian acara, terdapat sesi foto bersama di the Place do Trocadéro di depan the Palais du Chailot, tempat di mana Deklarasi HAM Internasional ditandatangani 70 tahun yang lalu. Sesi foto ini diikuti semua peserta dengan memegang foto tokoh pegiat HAM dunia. Salah satunya adalah foto Munir Said Thalib.

Baca: Gelar Aksi #MasihIngat, KontraS Desak Penuntasan Pelanggaran HAM

"Munir Said Thalib mewakili tokoh pembela hak asasi manusia dari Indonesia," ujar Wakil Koordinator bidang Advokasi KontraS Putri Kanesia kepada Tempo, Kamis, 8 November 2018.

Menurut Putri, pemajangan foto Munir dan pegiat HAM dunia lainnya dalam sesi foto bersama ini sengaja dilakukan. Hal ini, kata dia, bertujuan merepresentasikan para pembela HAM yang tak dapat hadir dalam acara ini. "Foto merepresentasikan pembela HAM yang tewas dalam kerja-kerja HAM-nya, dan yang tidak dapat hadir karena ditangkap, dihilangkan paksa, maupun karena alasan pencekalan," kata dia.

Advertising
Advertising

Putri mengatakan ada 20 foto pegiat HAM dunia yang dipajang. Sebanyak 10 foto ini diantaranya untuk pembela HAM yang tewas dalam kerja-kerja HAM-nya. Sedangkan 10 lainnya adalah foto pembela HAM yang tak hadir karena hilang, ditangkap, dan dicekal.

Baca: Indikator: Polisi Dinilai Tak Mampu Ungkap Dalang Kasus Munir

Munir Said Thalib merupakan merupakan tokoh HAM Indonesia yang tewas dalam penerbangan ke Amsterdam pada 7 September 2004. Dalam hasil otopsi kepolisian Belanda dan Indonesia, Munir tewas karena racun arsenik.

Pada akhirnya, hanya ada dua orang yang dihukum atas kematian Munir, yaitu pilot Garuda Indonesia Pollycarpus Budihari Priyanto dan Direktur Utama Garuda Indra Setiawan. Sempat dalam persidangan terungkap Pollycarpus beberapa kali mendapat telepon dari nomor khusus Deputi V Penggalangan dan Propaganda Badan Intelijen Negara (BIN) Mayor Jenderal Muchdi. Namun, setelah ditetapkan sebagai tersangka, Muchdi divonis bebas murni pada Desember 2008.

Pemerintah era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah membentuk Tim Pencari Fakta untuk mengungkap dalang pembunuhan Munir. Namun dokumen hasil penyelidikan TPF itu hilang. Hilangnya keberadaan dokumen TPF Munir mengemuka saat Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) memenangi gugatan terhadap Kementerian Sekretariat Negara untuk mempublikasikan laporan penyelidikan TPF. Namun Istana menyatakan tak memiliki dokumen tersebut.

Baca: Desak Bareskrim Buka Kasus Munir, Komnas HAM: Polisi Punya Bukti

Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

1 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

19 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra atas Keputusan TNI Kembali Gunakan Istilah OPM

20 hari lalu

Pro-Kontra atas Keputusan TNI Kembali Gunakan Istilah OPM

Penyebutan OPM bisa berdampak negatif karena kurang menguntungkan bagi Indonesia di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Soal Perubahan Istilah KKB Jadi OPM, Begini Kritik Komisi I DPR RI, Pakar Militer, hingga KontraS

21 hari lalu

Soal Perubahan Istilah KKB Jadi OPM, Begini Kritik Komisi I DPR RI, Pakar Militer, hingga KontraS

Perubahan penyebutan istilah KKB jadi OPM menuai kritik dari sejumlah pihak. Apa saja kritik mereka?

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi atas Keputusan TNI Kembali Pakai Istilah OPM

22 hari lalu

Ragam Reaksi atas Keputusan TNI Kembali Pakai Istilah OPM

Penggantian terminologi KKB menjadi OPM dinilai justru bisa membuat masalah baru di Papua.

Baca Selengkapnya

KontraS Desak Pemerintah Mitigasi Dampak Perubahan Istilah KKB bagi Keamanan di Papua

23 hari lalu

KontraS Desak Pemerintah Mitigasi Dampak Perubahan Istilah KKB bagi Keamanan di Papua

KontraS mengatakan perubahan nama KKB menjadi OPM itu harus diikuti dengan jaminan perlindungan dari negara bagi masyarakat yang ada di Papua.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

32 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

34 hari lalu

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

Danlanal Ternate meminta maaf atas insiden kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Bacan, Halmahera Selatan.

Baca Selengkapnya

KontraS Sebut Langkah TNI Tangani Kasus Papua Belum Cukup, Perlu Evaluasi Total

40 hari lalu

KontraS Sebut Langkah TNI Tangani Kasus Papua Belum Cukup, Perlu Evaluasi Total

KontraS mengatakan perlu dilakukan evaluasi total seluruh langkah dan pendekatan keamanan yang selama ini berlangsung di Papua.

Baca Selengkapnya