Buya Syafii: Agama Jangan Dijadikan Kendaraan Politik

Senin, 15 Oktober 2018 15:47 WIB

Cawapres nomor urut 01 Maruf Amin (kiri) bersama Tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Maarif (kanan) berjabat tangan seusai pertemuan keduanya di Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Senin 15 Oktober 2018. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta -Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah M. Syafii Maarif menyatakan supaya agama tidak dijadikan kendaraan politik. Usai bertemu dengan KH Ma'ruf Amin, calon wakil presiden nomor urut 01, ia tegas menyatakan agama sebagai panduan moral berpolitik.

“Agama memang tidak bisa dipisahkan dengan politik. Tapi seharusnya agama menjadi panduan moral politik,” kata Buya Syafii di rumahnya di Nogotirto, Gamping, Sleman, Senin, 15 Oktober 2018.

Namun pada kenyataannya, ia mengungkapkan, saat ini di Indonesia terjadi seperti itu: agama dijadikan kendaraan politik. Ia mencontohkan negara-negara Arab hancur karena agama dijadikan kendaraan politik.

“Kalau tidak seperti itu negara-negara Arab tidak hancur, jangan dibawa ke sini lah, perpecahan Arab jangan dibawa ke sini," kata dia. "Tapi di sini ada pembelinya, karena tidak paham, beli isu khilafah, ISIS lah. Itu kan tidak sehat.”

Ia menambahkan, jika peradaban yang jatuh itu dibawa ke Indonesia, itu merupakan kebodohan. Buya Syafii berharap pemilihan presiden mendatang harus dalam kondisi damai.

Jika ada yang menyerang maka harus kalem (calm) saja. Apalagi calon presiden Joko Widodo mempunyai wakil seorang kiai.

“Kalau ada ada yang menghujat sepihak, yang lain suruh kalem. Kan di belakangnya ada Pak Kiai. Pak Jokowi suruh diam saja, tak usah dijawab.”

Ma’ruf Amin yang datang ke kediaman Buya, meminta masukan dari tokoh Muhammadiyah ini. Jika memang nantinya terpilih menjadi wakil presiden pada pemilu mendatang ia sudah mempunyai banyak masukan dari para tokoh.

“Saya minta saran dan pendapat. Kalau, ini kalau, saya terpilih jadi wakil presiden, akan saya jadikan bahan pertimbangan saya bersama pak Jokowi untuk mengelola negara,” kata Ma’ruf.

Ma'ruf lantas menceritakan masukan dari Buya Syafii. Yang paling penting, kata Ma'ruf mengenai masukan itu, jika ia menjadi wakil presiden harus menjadi wakil presiden untuk seluruh rakyat Indonesia. Walaupun mereka bukan pendukung dan menjadi rival politik harus diperlakukan sama.

Selain itu, pesan dari Buya adalah harus bisa merawat kemajemukan bangsa. Jangan sampai ada kelompok-kelompok yang didiskriminasi, tidak diberi pelayanan. “Itu sangat penting bagaimana merawat (kemajemukan),” kata Ma'ruf.

Bahkan, ia (Buya Syafii) menyatakan secara khusus karena Ma’ruf dari Nahdlatul Ulama, sering menyatakan jargon Islam Nusantara. Maka seharusnya juga mengakomodir Islam Berkemajuan seperti jargon Muhammadiyah. “Karena itu saya akan membawa bukan hanya Islam Nusantara, tapi juga Islam Berkemajuan,” kata Ma’ruf.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Jokowi Tak Masalah Fotonya Dicopot di Kantor PDIP Daerah

17 jam lalu

Jokowi Tak Masalah Fotonya Dicopot di Kantor PDIP Daerah

Jokowi menganggap bingkai foto presiden yang tidak terpasang cuma sekadar foto.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

23 jam lalu

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

ICW khawatir wacana penambahan nomenklatur kementerian membuat kabinet Prabowo menjadi sangat gemuk.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

1 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi soal rencana Presiden terpilih Prabowo membentuk kabinet gemuk.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

1 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti buka suara terkait jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

1 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

2 hari lalu

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

Ada tiga larangan di Al-Qur'an bagi jamaah saat melaksanakan ibadah haji.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Tegaskan Nikah Beda Agama Tidak Diperbolehkan

2 hari lalu

Muhammadiyah Tegaskan Nikah Beda Agama Tidak Diperbolehkan

Abdul Mu'ti mengimbau masyarakat mematuhi ketentuan dalam kompilasi hukum Islam bahwa nikah beda agama tak diperbolehkan.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

2 hari lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya