Ali Mochtar Ngabalin dan Sederet Pernyataan Kontroversialnya
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Amirullah
Sabtu, 1 September 2018 07:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ali Mochtar Ngabalin tersohor atas kebiasaannya melontarkan pernyataan kontroversial. Sejak menjadi Direktur Politik tim sukses Prabowo Subianto di pemilihan presiden 2014, hingga kini menjadi bagian dari Kantor Staf Presiden di pemerintahan Joko Widodo, politikus Partai Golkar ini acap menyerang lawan politiknya dengan sejumlah tudingan tajam.
Baca: Ngabalin Tuding #2019GantiPresiden Mau Kacaukan Pemilu
Berikut ini sejumlah pernyataan kontroversial Ngabalin sejak ditunjuk menjadi Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden pada 24 Mei lalu.
Meminta Amien Rais tak bertindak seperti Allah
Ngabalin meminta mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Amien Rais tak bertindak seperti Tuhan. "Jangan Anda bertindak seperti Allah kemudian menurunkan takdir berbuat semaumu," kata Ngabalin di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu, 30 Mei 2018.
Pernyaataan ini disampaikan Ngabalin merespons pidato Amien saat rapat koordinasi nasional Penyelenggaraan Alumni 212 di Cibubur, Jakarta Timur pada Selasa, 29 Mei 2018. Dalam pidatonya, Amien melontarkan kalimat bahwa Presiden Joko Widodo akan dilengserkan oleh Allah SWT pada 2019.
Menurut Ngabalin, keputusan Allah adalah suatu hal yang gaib. Ia mengatakan tidak ada orang yang bisa menentukan kegaiban Allah. "Man jadda wa jada, siapa bekerja dia dapat, siapa berusaha dia dapat. Nanti Allah yang mengubah nasib suatu kaum, kalau kaum mau berubah," kata dia.
<!--more-->
Membuat video dukungan untuk Jokowi bersama sejumlah alumni Universitas Indonesia
Video dukungan ini beredar melalui aplikasi perpesanan dan media sosial. Dalam video pendek tersebut, Ngabalin bersama beberapa orang lain menyatakan mendukung Jokowi melanjutkan kepemimpinan dua periode. Ngabalin mengklaim, dia dan orag-orang dalam video itu merupakan alumni UI yang tergabung dalam Komunitas Anak Bangsa.
Baca: Ngabalin Sebut #2019GantiPresiden Makar, Begini Kritik Demokrat
"Kami semua ini adalah alumni Universitas Indonesia, masyarakat yang amat terpelajar. Kami tergabung dalam Komunitas Anak Bangsa for Jokowi dua periode," kata Ngabalin dalam video yang beredar pada Senin, 6 Agustus 2018.
Ngabalin kemudian mengatakan tentang simbol dua jari, ibu jari dan telunjuk yang mereka acungkan. "Simbol kami, lanjutkan, lawan, libas. UI for Jokowi," teriak Ngabalin dan rekan-rekanya.
Video tersebut menuai reaksi. Ketua Ikatan Alumni UI Arief Budi Hartono mengatakan, sebagai organisasi resmi alumni Universitas Indonesia, Iluni UI bersikap netral di pilpres 2019.
<!--more-->
Menyebut kegiatan #2019GantiPresiden sebagai gerakan makar
Ngabalin menyebut aksi dan deklarasi #2019GantiPresiden memenuhi unsur makar. Dia beralasan, 2019 dimulai dari tanggal 1 Januari pukul 00.00. "Artinya apa, saat itu juga ganti presiden, artinya tindakan makar," kata Ngabalin kepada Tempo, Senin, 27 Agustus 2018.
Baca: Istana Bantah Dorong Penolakan Gerakan #2019GantiPresiden
Padahal, kata Ngabalin, Indonesia baru melaksanakan pemilihan presiden pada 17 April 2019. Ngabalin pun berujar slogan #2019GantiPresiden itu harus berubah jika tak ingin disebut makar. "Kasih #17April2019GantiPresiden," kata dia.
Ngabalin melanjutkan, segala aktivitas dan deklarasi #2019GantiPresiden pun harus dihentikan. Dia juga menyatakan mendukung tindakan aparat keamanan membubarkan aksi tersebut.
Tak cukup itu, Ngabalin menjadikan potensi konflik horisontal sebagai dalih mengapa gerakan ini harus dibubarkan. "Makar itu, makar. Harus dihentikan seluruh aktivitasnya. (Pembubarannya) harus di-back up," ujarnya.
Pernyataan ini diungkapkan Ngabalin dari penolakan massa terhadap kedatangan aktivis gerakan #2019GantiPresiden di sejumlah daerah. Di Pekanbaru, misalnya, massa menolak kedatangan Neno Warisman yang diagendakan menghadiri deklarasi #2019GantiPresiden di kota tersebut. Badan Intelijen Negara Daerah akhirnya memulangkan Neno ke Jakarta.
Di Surabaya, massa juga mengepung hotel tempat musisi Ahmad Dhani menginap. Dhani juga dijadwalkan menghadiri deklarasi yang akan digelar di Tugu Pahlawan. Kepolisian Daerah Jawa Timur melarang deklarasi itu dengan alasan ada potensi kerusuhan.
<!--more-->
Menuding Gerakan #2019GantiPresiden Mengacaukan Pemilu
Ngabalin menuding pihak oposisi pemerintah yang gencar menyuarakan #2019GantiPresiden ingin mengacaukan Pemilihan Umum 2019. Dia menuturkan, para tokoh gerakan ini sedang membuat 'bom bersumbu panjang' yang siap meledak.
Baca: Ali Mochtar Ngabalin: Gerakan #2019GantiPresiden Makar
"Memang dia sengaja membuat bom dengan sumbu panjang biar pada sampai waktunya meledak," kata Ngabalin di ruang wartawan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 28 Agustus 2018.
Ali menganggap oposisi bakal menghalalkan segala cara untuk merebut kekuasaan. "Supaya negara kacau dan dengan kacau inilah supaya mereka menggunakan segala macam cara untuk berkuasa," kata dia.
<!--more-->
Menyerang balik politikus-politikus yang mengkritik dirinya
Ngabalin menjawab kritik Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon soal penunjukan dirinya sebagai Komisaris PT Angkasa Pura I. Dia menyebut kritik Fadli sebagai bentuk kenyinyiran.
Baca: Ali Mochtar Ngabalin Minta Amien Rais Tak Bertindak Seperti Allah
"Barangkali si Fadli Zon agak gatal badannya kalau tidak nyinyir ke Ali Mochtar Ngabalin, tambah sakit," kata Ngabalin di Jakarta Pusat, Sabtu, 28 Juli 2018.
Ngabalin mengklaim penunjukannya sebagai komisaris telah melewati proses seleksi. Dia malah meminta Fadli Zon meningkatkan pengetahuan dan pengalaman di bidang politik.
BUDIARTI UTAMI PUTR | AHMAD FAIZ | FRISKI RIANA | KARTIKA ANGGRAINI